Sukses

Sepi Penumpang, Taksi-Taksi di Thailand Disulap Jadi Kebun Mini

Begini cara sopir taksi Thailand manfaatkan taksinya ditanami tanaman.

Liputan6.com, Jakarta Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak hanya dialami di Indonesia. Thailand juga mengalami hal yang sama. Pandemi membuat lalu lintas tampak sepi yang sebelumnya merupakan kota sibuk.

Dampaknya, banyak transportasi umum yang mengalami penurunan dalam segi pendapatan. Bahkan sopir sampai menganggur karena tidak adanya penumpang.

Alih-alih memakirkan taksinya begitu saja, salah satu perusahaan taksi mengubah fungsi kendaraannya untuk lebih produktif di kala pembatasan di Thailand.

Manfaat lain yang didapat yakni menjadi sarana penghijauan yang memberikan suasana baru di lingkungannya dan penghasilan baru yang bisa diperoleh dari hasil panen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Membagi atap taksi jadi beberapa petak

Di bawah naungan perusahaan, taksi Ratchaphruek menginisiasi para pekerja untuk membangun taman mini di bagian atap kendaraan yang tak beroperasi.

Nantinya, taman itu dibagi beberapa petak untuk ditanami beberapa sayuran seperti cabai, mentimun, dan cukini. Ide kreatif ini diharapkan mampu membantu pengemudi yang menganggur. 

3 dari 5 halaman

Menggunakan perlengkapan yang sederhana

Pembangunan taman mini cukup sederhana menggunakan sebilah bambu yang membaginya menjadi tiga petak. Kemudian, kantong sampah hitam dipakai untuk jadi alas yang direntangkan di setiap sisi. Terkahir, atap kendaraan siap ditutup tanah.

Yang hasilnya bisa dinikmakti para sopir dan bila ada sisanya bisa dijual di pasar lokal. Diharapkan setelah membantu para pengemudi, sisa makanan bisa dijual di pasar lokal.

 

4 dari 5 halaman

Kondisi fasilitas transportasi umum saat ini

Bisnis taksi di Bangkok amat bergantung pada sektor pariwisita. Oleh karena itu, kondisi COVID-19 turut memperburuk performa transportasi umum yang nyaris tidak ada kehidupan.

Taman mini menjadi harapan terakhir pengemudi melanjutkan kehidupannya.

"Ini adalah opsi terakhir kami," Thapakorn Assawalertkun, salah satu pemilik perusahaan, mengatakan kepada kantor berita AFP.

5 dari 5 halaman

Memanfaatkan taksi yang mangkrak

Mungkin Anda bertanya-tanya, ini akan merusak kondisi fisik taksi. Tentu saja tidak, pasalnya pihak perusahaan menggunakan taksi yang mangkrak.

"Menanam sayuran di atas atap tidak akan merusak taksi karena sebagian besar sudah rusak tidak bisa diperbaiki. Mesin rusak, ban kempes. Tidak ada yang bisa dilakukan," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.