Sukses

UMM Dampingi Desa Tertinggal Melalui Smart Village

Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM) menggagas program"Smart Village"

Liputan6.com, Jakarta Salah satu poin dalam program Nawacita yang dicetuskan oleh pemerintahan Jokowi - JK menyebutkan bahwa pembangunan Indonesia harus dimulai dari daerah-daerah, utamanya pedesaan. Pemerintah melalui program-programnya juga telah berupaya menjangkau masyarakat desa.

Sayangnya dalam beberapa bulan terakhir, banyak kasus-kasus penyalahgunaan tujuan dari hadirnya program-program tersebut. Berangkat dari persoalan ini, Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM) menggagas program"Smart Village".

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pengabdian Masyarakat Terwujud dalam Bentuk Pembangunan Infrastruktur

Dekan FEB UMM Idah Zuhro menyampaikan jika sebagian besar program pengabdian masyarakat terwujud dalam bentuk pembangunan infrastruktur, kali ini program "Smart Village" lebih menyentuh pada membangun kesadaran dan etos kerja masyarakat. Beberapa agenda yang dibuat untuk mendukung program ini antara lain membentuk kesadaran berfikir tentang lingkungan sekitar agar bisa lebih maju.

"Masyarakat sudah harus sadar dan mau berpikir bagaimana caranya untuk menjadikan desanya maju," jelasnya.

Lebih lanjut Idah menjabarkan, penguatan spritualitas masyarakat dapat menjadi salah satu bentuk dorongan dalam membangun etos kerja yang berkualitas. Berkualitas dalam hal ini berarti mampu menghadirkan kebaikan dan manfaat di tengah lingkungan masyarakat itu sendiri.

"Kalau spiritualitas mereka sudah mantap maka kita dapat mendorong terbentuknya etos kerja yang berkualitas," jelas Idah.

3 dari 4 halaman

Bertujuan Agar Masyarakat Membangun Desa Secara Sukarela

Selain itu, melalui pendekatan spiritual ini diharapkan dapat terbentuk masyarakat yang mampu membangun desanya dengan suka rela, mandiri serta merasa terikat oleh kepentingan bersama. Jadi kesadaran itu muncul dari dalam diri masing-masing warga dan bukan sesuatu yang dipaksakan.

"Pendekatan spritual itu dapat membentuk masyarakat yang utuh untuk berjuang bersama," tandas Idah.

Rangkaian program yang rencananya akan diawali dengan pemetaan beberapa desa tertinggal di sekitar pesisir dan pegunungan di Kabupaten Malang pada akhir April tersebut, akan berorientasi pada tiga agenda rekayasa pemberdayaan masyarakat seperti kelembagaan, sosial dan sumberdaya pembangunan.

Sekertaris Prodi EP Muhammad Sri Wahyudi mengatakan berdasarkan hasil observasi lapangan beberapa agenda bersama sudah disepakati.

"Agenda-agenda yang akan kami laksanakan ini merupakan hasil observasi lapang secara umum yang dihadapi bebeberapa desa tertinggal," jelas Wahyudi.

4 dari 4 halaman

Merupakan Program Jangka Panjang

Menurut Wahyudi selaku Humas UMM, agenda-agenda program ini tidak dapat dilaksanakan dalam kurun waktu satu, dua atau tiga tahun. Perlu adanya keberlanjutan dan fokus awal pada program untuk membangun kesadaran masyarakat tentang persoalan yang ada di lingkungan sekitarnya. 

"Harapannya dalam program ini masyarakat dapat didampingi dalam menemukan dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang menghambat majunya desa tersebut," pungkas Wahyudi.

 

Penulis:

Ade Chandra Sutrisna

Universitas Muhammadiyah Malang

Jadilah bagian dari Komunitas Campus CJ Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: campuscj6@gmail.com serta follow official Instagram @campuscj6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.