Sukses

Cerro Rico, Gunung Mengerikan yang Suka Memangsa Para Pria

Gunung ini berdiri tegak menjulang di Andes, barat daya Bolivia. Namanya Gunung Cerro Rico.

Liputan6.com, Jakarta Gunung ini berdiri tegak menjulang di Andes, barat daya Bolivia. Gunung yang berbentuk kerucut raksasa ini bernama Gunung Cerro Rico, yang artinya sangat kaya. Nama ini diberikan oleh bangsa Spanyol karena gunung ini menyimpan kekayaan yang luar biasa.

Di dalam perut gunung itu tersimpan kandungan perak yang sangat besar. Bahkan, orang Spanyol mempercayai gunung tersebut seluruhnya terbuat dari bijih perak.

Dulu, pada 1545, sebuah kota pertambangan kecil berdiri di kaki Gunung Cerro Rico. Jumlah penduduk yang menghuni kota itu sekitar 3 juta jiwa. Mirisnya, penduduk asli dipaksa untuk bekerja di pertambangan tersebut.

Akibatnya, ratusan ribu orang meninggal karena kecelakaan atau terbunuh akibat kerja paksa, kelaparan, dan penyakit. Hampir lima ratus tahun berjalan, keadaan dalam perut pegunungan sedikit berubah.

Puluhan pria dan anak laki-laki yang meninggal terus bertambah di pertambangan ini. Akibat penambangan yang berabad-abad itu meninggalkan ribuan lubang dengan kondisi yang tidak stabil.

Menurut sejarawan Eduardo Galeano, diperkirakan 8 juta orang meninggal di Cerro Rico sejak abad ke-16. Namun berapa orang menganggap bahwa jumlah itu terlalu dibesar-besarkan. Jumlah itu diduga bukan hanya pekerja tambang, tetapi juga orang-orang yang tinggal di wilayah itu.

Mengenai jumlah persisnya memang masih menjadi perdebatan. Namun yang pasti jumlah laki-laki yang meninggal di gunung itu memang cukup fenomenal. Sehingga gunung itu mendapat julukan "gunung yang memangsa para pria".

Para pria itu meninggal karena kecelakaan saat bekerja. Namun, korban terbesar berasal dari silikosis, penyakit paru-paru yang disebabkan oleh debu karena kurangnya peralatan yang memadai. Biasanya, di pertambangan modern, debu dicegah dengan aliran air yang terus-menerus yang diarahkan keluar dari ujung bor.

Di sini, debu bebas melayang ke mana-mana lalu dihirup ke paru-paru oleh para penambang. Di dalam paru-paru, debu tersebut menyebabkan jaringan yang ada di paru-paru rusak, sehingga menimbulkan gejala bronchitis yang kronis, demam, nyeri dada, penurunan berat badan dan akhirnya pelan-pelan meninggal.

Sangat sedikit pria di sini yang hidup sampai usia 40. Menurut perkumpulan perempuan lokal, setiap bulan terdapat 14  janda baru yang ditinggal mati suaminya.

Ngeri bukan?

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.