Sukses

Nike Ardilla The Untold Stories: Nyi Iteung di Si Kabayan

Meski Nike Ardilla telah 21 tahun pergi, namanya masih populer di kalangan pencintanya.

Citizen6, Jakarta Gadis berambut panjang itu masuk ruang audisi. Langkahnya pasti. Tak ada yang mencolok dari penampilannya saat itu, kecuali tubuh bongsornya yang tidak cocok terbalut seragam SMP putih biru yang dikenakannya.

“Siapa namanya?” tanya salah satu orang dalam ruangan. “Nike Astrina,” ia menjawab.

Nike saat itu masih menggunakan nama panggung Nike Astrina, yang tak lain terinspirasi dari Lady Rocker idolanya, Nicky Astria.

Sebenarnya tak ada peran yang cocok untuk anak seusianya di film ini, lalu buat apa dia di sini?

Didi Petet merenung sambil mengamati wajah Nike yang saat itu masih berusia sekitar 13 tahun. Tampaknya semua orang dalam ruangan satu suara. Percuma Nike ikut audisi. Peran pendamping Didi Petet sebagai Si Kabayan juga sudah diputuskan, yaitu Paramitha Rusady yang jauh lebih senior dibanding Nike dan secara umur lebih cocok memerankan Nyi Iteung. Namun hasrat memutus proses casting urung dilakukan. Ada aura bintang dalam diri Nike yang membuat orang penasaran.

“Baru pulang sekolah, ya?”
“Iya, langsung ke sini diantar Mami”. Nike menjawab dengan senyum malu-malu.
“Kamu bisa apa?”.
“Nyanyi”.

Nike menjawab dengan ringan. Tak jarang ia tersenyum simpul sambil memandang orang orang penting dalam ruangan itu, seperti aktor senior Didi Petet, dan sang produser dari PT Kharisma Jabar, Chand Parwez. Sebaliknya, sebagai peserta casting, Nike menjadi pusat perhatian semua orang dalam ruangan tersebut. Makin lama dilihat, wajah Nike makin terlihat cantik. Tidak membosankan.

“Mau nyanyi apa?”
“Kisah Buku Harianku." Nike memilih lagu hits milik Paramitha Rusady.
“Oke, silakan”.

Setelah tahu dirinya dipersilakan, Nike langsung melantunkan lagu itu.

Lembar demi lembar ku tuliskan
Dalam buku harian ku ini
Berjuta kenangan tercipta indah
Yang tak mungkin ku lupa

Ruangan menjadi hening. Seperti ada unsur magis dalam penampilan Nike kala itu. Alunan suara anak bungsu dari tiga bersaudara itu membuat orang-orang dalam ruang audisi terkagum-kagum. Bait demi bait dinyanyikannya dengan indah, merdu dan bening. Yang mengherankan adalah lagu itu dibawakan Nike penuh energi, sehingga terdengar berbeda dari penyanyi aslinya. Tetap indah, tapi punya nyawa yang berbeda.

“Ohh.. bagus juga suara ini anak,” gumam Didi Petet dalam hati.

Nike terus bernyanyi hingga bait akhir usai. Tak hanya enak didengar, gestur tubuh Nike juga enak dilihat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Nike Ardilla mampu menyihir semua peserta audisi

Satu ruang audisi setuju suara Nike bagus. Paras yang cantik menambah nilai jualnya. Sungguh memikat hati. Namun pertanyaan tadi terulang lagi. Untuk apa dia di sini sementara tak ada peran yang cocok untuk anak seusianya?

Apa dibiarkan pulang dan datanya masuk dalam database gadis potensial yang pernah ikut casting, yang jika sewaktu waktu diperlukan akan dipanggil lagi? Pantaskah gadis yang menyihir ruang audisi dengan suara emasnya itu diperlakukan seperti seorang gagal casting yang lain, meski dengan catatan dirinya potensial?

Sayang rasanya jika aura bintang sebesar Nike tidak diikutsertakan dalam proyek film ini. Nike harus masuk, tapi sebagai apa?

Skenario film Si Kabayan Saba Kota sangat rapat, tak mungkin menyisipkan peran baru. Tapi produser, Chand Parwez, tak kehabisan akal. Nike tetap bisa tampil tanpa dialog. Melihat Nike piawai bernyanyi saat casting, Nike bisa diselipkan tampil sebagai penyanyi, penyanyi klub tepatnya.

Dua tahun kemudian, seorang figuran tanpa dialog itu berubah posisi. Loncatan kariernya luar biasa. Nike langsung didapuk menggantikan Paramitha Rusady sebagai Nyi Iteung di seri Si Kabayan selanjutnya. Meski awalnya tidak enak hati merebut posisi Paramitha, tawaran itu tetap diambilnya.

Saat mendapat tawaran sebagai Nyi Iteung, nilai jual Nike sudah berbeda dengan Nike saat audisi. Ia sudah menjadi Nike Ardilla, artis remaja dengan popularitas meroket bak meteor sejak album keduanya Bintang Kehidupan laris manis dan meraih penghargaan sebagai album pop rock terlaris tahun 1990.

Tahun 1991 dan 1992, Nike mewarnai bioskop Indonesia di dua film Si Kabayan.

3 dari 3 halaman

Nike Ardilla pertama kali punya pacar

Nike beranjak remaja, kisah hidupnya tak lepas dari kisah asmara. Jika saat audisi ia diantar oleh sang Ibunda, saat syuting sebagai Nyi Iteung pengawal Nike bertambah, yaitu sang pacar. Nike memperkenalkan pacarnya yang bernama Deny, seorang pria Indonesia lulusan Amerika yang dikenalnya saat Nike berjalan-jalan di Amerika.

Hampir setiap waktu istirahat, Nike menghampiri Deny, menghabiskan waktu bersama. Setidaknya itu yang dilihat Didi Petet. Setiap kata “Cut!” dari sutradara terdengar, Nike langsung berlari menghampiri sang pacar. Namun hal ini tak menyurutkan profesionalisme. Saat harus kembali lagi bekerja dalam berbagai adegan, Nike sanggup mengimbangi lawan mainnya yang lebih senior, meski sebelumnya ia sibuk pacaran.

Profesionalisme seorang Nike juga tampak dari adegan dalam film Si Kabayan Saba Metropolitan. Saat itu hari terik, scene terakhir mengharuskan Nike, Didi Petet, dan Rahmat Hidayat yang berperan sebagai Abah (ayah Iteung) bertemu di pematang sawah. Dalam skenario, tak ada adegan Nike harus menceburkan diri dalam lumpur di tengah sawah. Namun kenyataan berkata lain. Saat syuting berlangsung Nike dan Didi Petet terpeleset, sutradara membiarkan hal ini terus berjalan. Didi Petet sempat bingung. Namun kebingungan ini disambar Rahmat Hidayat dengan melanjutkan dialog seperti dalam skenario.

Alhasil mereka bertiga mandi lumpur di tengah panas sinar matahari, berpelukan dan tertawa-tawa. Selain bingung karena sutradara tidak mengeluarkan kata “Cut!”, Didi juga bingung, Nike yang berkulit mulus rela berkotor-kotoran bersama lumpur. Didi mengira Nike bakal jijik jika harus bergumul dengan lumpur sawah.

Adegan inilah yang menjadi bagian credit title di film Si Kabayan Saba Metropolitan, seri Si Kabayan terakhir yang dibintangi Nike.

Catatan: Penuturan almarhum Didi Petet sebelum beliau meninggal dunia. Di antara obrolan mengenai dunia hiburan Tanah Air, Kang Didi sempat menceritakan pengalamannya bekerja sama dengan Nike Ardilla.

Penulis:

Ryan Wiedaryanto

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini