Sukses

ICT Watch Minta Pengguna Internet Lebih Waspada di Dunia Digital Jelang Pemilu 2024

Dalam mengantisipasi hoaks menjelang pemilu 2024, Program Manager ICT Watch meminta masyarakat sebagai pengguna internet untuk lebih waspada di dunia digital.

Liputan6.com, Jakarta - Program Manager ICT Watch, Defira NC, meminta masyarakat sebagai pengguna aktif internet untuk lebih berhati-hati, selalu berpikir kritis, dan waspada dalam berselancar di dunia digital menjelang Pemilu 2024. Hal ini diungkapkan dalam Virtual Class Cek Fakta bertajuk “Antisipasi Hoaks Jelang Pemilu, Apa Peran Krusial Gen Z?” yang digelar Liputan6.com, Jumat (29/9).

Defira menjelaskan, dalam menangani hoaks pemilu 2024, pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sudah banyak berperan. Salah satunya melalui kerja sama dengan berbagai organisasi atau lembaga yang bergerak dalam melawan hoaks.

Tidak hanya itu, Kemekominfo juga telah melakukan take down konten-konten negatif terkait pemilu. Kegiatan peningkatan literasi digital bagi masyarakat pun telah dilakukan, salah satunya adalah Program Makin Cakap Digital.

“Jadi, sebetulnya pemerintah, khususnya Kemenkominfo sudah banyak berperan. Tapi, balik lagi, tidak bisa jika hanya pemerintah yang bergerak. Sebagai pengguna internet, kita harus selalu berhati-hati, berpikir kritis, dan waspada di dunia digital,” Defira menjelaskan.

ICT Watch sendiri telah mengadakan berbagai kegiatan terkait dengan edukasi literasi digital, seperti roadshow ke berbagai kota di Indonesia. Selain itu, bersama WhatsApp Indonesia dan didukung oleh Kemenkominfo, ICT Watch meluncurkan program Jawara Internet Sehat. Sejak 2021, program ini berhasil merangkul 160 anak muda dari Sabang hingga Merauke untuk memberikan edukasi pentingnya literasi digital kepada masyarakat.

“Kita juga ada 160 anak-anak muda dari Sabang hingga Merauke sejak 2021 yang kita ajak bareng-bareng dalam satu wadah, yaitu Jawara Internet Sehat,” tuturnya.

Selain itu, Defira juga memberikan tanggapan mengenai peran teknologi, seperti kecerdasan buatan dalam memberantas hoaks. Menurutnya, kecerdasan buatan memiliki dua sisi bak pisau bermata dua, sisi positif dan negatif.

Dengan adanya Artificial Inteligence (AI), penyaringan hoaks dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Namun, AI juga dapat memunculkan tools atau alat yang memudahkan orang-orang tidak bertanggung jawab dalam memproduksi hoaks lebih banyak.

“AI ini seperti pisau bermata dua. Dia punya sisi positif dan negatif. Ini yang membuat kita harus lebih pintar dari AI yang muncul,” ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.