Sukses

Cek Fakta: Tidak Benar Penyakit Bell's Palsy Disebabkan Angin Dingin

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim penyakit Bell's Palsy disebabkan oleh angin dingin. Postingan itu tersebar sejak beberapa waktu lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim penyakit Bell's Palsy disebabkan oleh angin dingin. Postingan itu tersebar sejak beberapa waktu lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 27 Juli 2022.

Berikut isi postingannya:

"PENYAKIT BELL'S PALSY?(Muka mati sebelah)

Ada seseorang merasakan hidupnya sehat-sehat saja, tapi tiba-tiba di suatu pagi, pas dia bangun tidur mendadak mukanya tidak bisa bergerak sama sekali dan tidak bisa dikendalikanDia pikir kena stroke ringan, tapi setelah diperiksa Gula darah, kolesterol & tekanan darahnya juga normal & setelah didiagnosa lebih lanjut ternyata dia kena serangan yang namanya "BELL'S PALSY". Penyebabnya adalah: "ANGIN DINGIN"

Ternyata dia tidak sadar kalau dia sering terkena angin AC atau kipas angin di kantor maupun rumahnya & dia juga sering mengarahkan AC di mobilnya kearah badan & mukanya. Hal ini adalah penyebabnya, meski dia tidak merokok, tidak minum alkohol, dan dia selalu hidup sehat. Alhasil, separoh mukanya tidak bisa bergerak. Dia tidak bisa senyum, matanya yang kanan tidak bisa berkedip & bahkan lidahnya tidak bisa gerak ke sebelah kanan. Hal ini disebabkan karena PERADANGAN SARAF ke-7, yang letaknya ada di BELAKANG TELINGA sampai ke LEHER kita.

Makanya mulai sekarang lindungi leher anda dengan syal atau jangan duduk di spot yang terkena langsung angin AC. Jangan arahkan semburan angin AC langsung ke tubuh dan muka kita!!!. "BELL'S PALSY" Disease ini bisa juga menyebabkan angin duduk/masuk angin ke jantung (akibat lainnya bisa mendadak meninggal) atau kena paru-paru basah dan lain-lain.

Sumber : DR.WILLIAM MBA

Semoga bermanfaat..."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim penyakit Bell's Palsy disebabkan oleh angin dingin?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menghubungi dr. RA Adaninggar Sp.PD. Dia menyebut klaim dalam postingan tersebut tidak benar.

"Bell's palsy itu radang di saraf fasialis atau wajah, tersering diakibatkan virus bukan angin dingin atau AC. Bisa terjadi pada orang dengan daya tahan tubuh yang sedang menurun," ujar dr Ning, sapaan akrabnya saat dihubungi Kamis (28/7/2022).

"Bell's Palsy juga tidak ada hubungannya dengan angin duduk yang merupakan serangan jantung apalagi paru-paru basah yang merupakan pneumonia," ujarnya menambahkan.

Dr. Ning juga menambahkan hingga saat ini pengobatan Bell'S Palsy sama seperti infeksi virus lainnya, tidak ada terapi khusus. "Untuk anti radang biasanya dikasih steroid, Bell's Palsy ini self limitting disease seperti infeksi virus lainnya."

Liputan6.com pernah menulis terkait Bell's Palsy dalam artikel berjudul "Terlihat Mirip, Bell's Palsy Sering Disangka Stroke" yang diunggah pada 10 April 2016. Berikut isi artikelnya:

"Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Bell's Palsy masih asing di kuping, sebab jenis penyakit ini memiliki tanda klinis yang menyerupai dengan stroke sehingga orang sering salah menduga.

Bell's palsy merupakan kondisi kerusakan yang menyebabkan kelumpuhan wajah di satu sisi. Kerusakan disebabkan oleh trauma pada saraf wajah - namun penyakit ini sangat jarang menyebabkan kelumpuhan wajah di kedua sisi.

Melansir laman Alive, ditulis Minggu (10/4/2016) penyebab yang nampak dari penyakit ini ialah saraf wajah menjadi bengkak, dikompresi, atau meradang. Kemungkinan penyebab bell's palsy ini ialah infeksi virus, seperti virus herpes simpleks, virus flu biasa yang disertai dengan rasa sakit kepala, infeksi telinga, tekanan darah tinggi, diabetes, juga cedera pada wajah atau tengkorak.

Bell's palsy ini dapat terjadi pada wanita dan pria. Kebanyakan kasus terjadi pada orang berusia 20 hingga 40 tahun, tapo orang tua memiliki risiko lebih besar terserang penyakit ini akibat efek kesehatan mereka.

Gejala dari penyakit ini pun bervariasi, mulai dari kelumpuhan ringan hingga kelumpuhan total di salah satu sisi wajah. Wajah akan terasa seperti berkedut, kesulitan membuka mulut atau kelopak mata, mata dan mulut pun terasa kering, hilangnya indera perasa, gangguan bicara, pusing, hingga dengung di telinga.

Penanganan dari penyakit ini dapat dilakukan dengan fisioterapi. Seperti yang diterbitkan dalam Canadian Medical Association Journal, pengobatan fisioterapi dilakukan untuk mengobati kelumpuhan pada wajah dan mata. Juga beberapa langkah khusus bisa dilakukan untuk memperbaiki sistem saraf mata, didukung dengan penggunaan alat penutup mata yang dikenakan saat tidur untuk melindungi kornea mata.

Kebanyakan penderita sembuh secara bertahap, dengan peningkatan waktu dalam dua minggu setelah mereka mengalami gejala. Fungsi wajah pun biasanya akan kembali normal dalam waktu tiga sampai enam bulan."

Sumber:

https://www.liputan6.com/health/read/2479293/terlihat-mirip-bells- palsy-sering-disangka-stroke

https://www.liputan6.com/health/read/2185254/bells-palsy-bibir- merot-bukan-karena-sombong

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Postingan yang mengklaim penyakit Bell's Palsy disebabkan oleh angin dingin adalah tidak benar.

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.