Sukses

Survei Sebut Hoaks Bikin Rusak Kesehatan Fisik dan Mental Wanita Muda

Di Amerika Serikat, 80 persen informasi yang salah atau hoaks telah berdampak negatif pada kehidupan mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Teori konspirasi dan berita palsu dan hoaks telah memenuhi ruang digital kita. Survei Studi Plan International menyebutkan terdapat lebih dari 26 ribu anak perempuan dari 26 negara tentang keterpaparan mereka terhadap disinformasi dan menemukan sejumlah besar dirugikan oleh mitos online.

"Ketika kamu sampai ke satu halaman, kamu bisa saja terhanyut mencari tahu hingga halaman berikutnya dan berikutnya, dan berakhir di suatu tempat di web yang dalam,” ujar salah satu korban disinformasi dilansir Rappler.

Di Amerika Serikat, 80 persen informasi yang salah atau hoaks telah berdampak negatif pada kehidupan mereka. Sementara di Brasil dan Filipina masing-masing melaporkan 91 persen dan 95 persen. Sepertiga responden juga menyatakan bahwa kehadiran hoaks telah merusak kesehatan mental mereka, membuat mereka lebih stres dan cemas.

Laporan tersebut memperjelas alasan hoaks menghadirkan efek buruk terhadap kesejahteraan fisik dan mental wanita berusia muda. Bahkan mereka masih menanyakan sejumlah besar hoaks terkait amankah vaksinasi, terkait menstruasi, pil KB dapat menjadikan mandul, hingga penggunaan tampon yang sempat disebutkan dapat mengakibatkan kanker.

"Seseorang mungkin berpikir mereka memiliki infeksi dan tidak membaik kemudian mereka mencarinya secara online. Mereka akhirnya mempercayai dan berakhir mendapat infeksi herpes yang hebat, dan mereka tidak mengenali apa itu. Kami masih melihat lebih banyak informasi yang salah dan itu berdampak pada orang dengan cara yang lebih besar daripada sebelumnya," ujar Praktisi medis yang berbasis di AS, Melisa Holmes.

Menanggapi permasalahan tersebut, kini para dokter menghadirkan konten penyangkal hoaks atau mitos dalam sosial media Instagram dan TikTok mulai dari penyakit menular seksual, kesuburan, vaksin human papillomavirus, pengendalian kelahiran, dan masalah kesehatan reproduksi. Selain itu, beberapa dokter baru bisa memberikan penjelasan akurat setelah mereka bertemu langsung dengan pasien.

(Penulis: Azarine Jovita Halim)

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.