Sukses

Telepon Misterius Hantui Warga Amerika Serikat Saat Pemungutan Suara

Kasus telepon misterius mendapat komentar Jaksa Agung New York, Letitia James. Dia akan menyelediki masalah tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Panggilan misterius dan pesan spam otomatis memberitahu agar pemilih tetap aman dan tetap di rumah diterima oleh penduduk Amerika Serikat di hari pemilihan suara berlangsung pada hari Selasa, 3 Agustus 2020.

Asal-usul dari panggilan misterius dan pesan tersebut masih belum jelas, taktik mengirimkan panggilan dan pesan otomatis selama ini dilakukan oleh mesin untuk menjangkau massa lebih banyak.

Kasus tersebut mendapat komentar Jaksa Agung New York, Letitia James. Dia akan menyelediki masalah tersebut.

Dilansir The Washington Post pada Rabu, (4/11/2020), data perusahaan teknologi, YouMail menawarkan aplikasi pemblokiran telepon misterius. Operator telekomunikasi di negara tersebut percaya bahwa panggilan berasal dari luar negeri.

Meskipun telepon misterius yang diterima tidak menyebutkan Pemilihan Presiden 2020 atau pandemi virus corona, namun menimbulkan kepanikan dan kebingungan yang meluas.

"Jika ingin membuat kekacauan di Amerika untuk pemilu, salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan robotcalling," ujar kepala eksekutif YouMail, Alex Quilici.

Seorang warga, Zach McMullen menerima telepon misterius sehari sebelum pemilu dilaksanakan. Telepon itu berisi imbauan untuk tinggal di rumah. McMuleen berasumsi peringatan itu terkait dengan virus corona.

Rekan kerjanya di toko roti Atlanta juga menerima panggilan serupa. Panggilan yang diterima hingga empat kali menyampaikan pesan yang sama di hari itu.

Data yang dikumpulkan oleh YouMail menemukan panggilan Robocall yang direkam dengan suara wanita berasal dari banyak nomor palsu sudah sejak bulan Oktober dan menyebarkan ke beberapa negara lainnya.

Asosiasi perdagangan untuk AT&T berusaha melacak dan memerangi kampanye tersebut. Juru Bicara, Brian Weiss mengatakan "Bukti awal menunjukkan panggilan tersebut mungkin datang dari Eropa meskipun terkadang dialihkan melalui penyedian telekomunikasi asing lainnya," katanya.

Aktor dibalik kampanye robocall memastikan perusahaan sistem telekomunikasi negara tidak dapat menghentikannya, menurut USTelecom dan pakar robocall lainnya, nomor yang digunakan mirip dimiliki oleh orang yang mereka hubungin, praktik ini dikenal sebagai spoofing.

Tidak seperti kebanyakan penipuan robocall, yang berusaha menipu orang Amerika untuk membalas panggilan dan menyerahkan informasi sensitif, kampanye "tinggal di rumah" juga telah menimbulkan kecurigaan karena panggilan tersebut tidak menyertakan upaya seperti itu.

 

(Indah Suci Safitri)

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.