Sukses

4 Alasan Orang Masih Percaya Hoaks

Hoaks, kabar palsu, dan misinformasi masih sering terjadi di masyarakat. Bahkan penyebarannya makin marak di media sosial dan aplikasi percakapan.

Liputan6.com, Jakarta - Hoaks, kabar palsu, dan misinformasi masih sering terjadi di masyarakat. Bahkan penyebarannya makin marak di media sosial dan aplikasi percakapan.

 

Seluruh platform media sosial dan aplikasi percakapan mengeluarkan segala cara untuk membendung hoaks. Demikian juga dengan negara di seluruh dunia yang menerapkan hukuman berat bagi pelaku penyebaran hoaks.

Tak hanya itu, media massa dan sejumlah lembaga pemeriksa fakta juga berdiri untuk perang melawan hoaks ini. Aplikasi canggih hingga teknologi artifisial digunakan sebagai senjata.

Lalu kenapa banyak orang yang masih percaya hoaks? Berikut ulasannya seperti dilansir Instagram @jabarsaberhoaks yang dikelola Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Informasi sesuai dengan opini dan sikapnya

Orang akan mudah percaya hoaks jika info atau konten yang beredar sesuai dengan opini dan sikapnya, demikian juga sebaliknya.

3 dari 6 halaman

2. Malas Cross Check

Hal ini kerap menjadi sumber permasalahan. Pasalnya ketika seseorang menerima informasi, mereka langsung menerima begitu saja informasi tersebut tanpa mencek ulang kebenarannya.

Beberapa alasan orang malas cross check yakni

- tidak tahu caranya

- algoritma media sosial sering menampilkan konten yang memiliki banyak aktivitas yang tinggi seperti like, comment dan share.

- ketika sebuah konten telah viral maka banyak orang menganggap benar meskipun belum tentu.

4 dari 6 halaman

3. Baru membaca judul tapi sudah memberikan opini

Tingkat literasi yang rendah membuat orang malas membaca utuh sebuah informasi. Seringkali mereka hanya membaca judul kemudian membuat sebuah opini yang bisa jadi melenceng dari isi informasi.

Ada beberapa alasan orang melakukan hal demikian yakni:

- hemat kuota

- judul bombastis, click bait, menimbulkan emosi pembaca

- tidak bisa membedakan sindiran dan kebohongan

5 dari 6 halaman

4. Info yang muncul berulang

Semakin sering seseorang melihat sebuah informasi maka lama-lama orang tersebut bisa jadi percaya. Ketika sebuah hoaks sering berseliweran di timeline, atau berkali-kali didapatkan dari broadcast grup WA, maka orang yang awalnya skeptis lama-lama bisa mempercayainya.

 

6 dari 6 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.