Sukses

[Cek Fakta] Ribuan Ikan Mas Mati Mendadak di Sungai Eufrat Adalah Pertanda Kiamat, Faktanya?

Matinya ribuan ikan di Sungai Eufrat, Irak dikaitkan dengan pertanda akhir zaman atau kiamat. Cek dulu faktanya.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 4 November 2018, situs islambuzzer.com memuat artikel berjudul, Ribuan Ikan Mas Mati Mendadak di Sungai Eufrat, Sabda Nabi tentang Kiamat Jadi Kenyataan?

Artikel tersebut belakangan viral kembali di situs media sosial Facebook, telah dibagikan setidaknya sebanyak 13.900 kali sejak kali pertama diunggah ke situs media sosial tersebut.

Klaim

Dalam artikelnya, situs islambuzzer.com mengaitkan kejadian matinya ribuan ikan di Sungai Eufrat dengan tanda-tanda akhir zaman atau kiamat.

Berikut narasinya:

ciri akhir era makin nyata.. .

tidak cuma terus menjadi mengering, ribuan ikan mas yang diternak di pinggiran sungai eufrat mati misterius.

tampaknya hadis dan juga riwayat rasulullah saw mulai jadi realitas, seluruh dalil yang meyakinkan terus menjadi dekatnya kiamat satu per satu terungkap.

astagfirullahal adzim.. .

sungai eufrat menggambarkan salah satu sungai yang mempunyai jalinan sejarah kokoh dengan ajaran islam. sungai yang jadi sumber mata air di anatolia, turki, dan juga bermuara di teluk persia itu berulang kali disebutkan dalam bermacam hadis.

dalam sejarah islam, abu hurairah berkata, kalau rasulullah saw bersabda, “ kiamat tidak hendak terjalin hingga (bila) sungai eufrat surut sampai – sampai timbul gunungan emas, dimana banyak orang (yang berposisi di situ) berjuang buat berebut emas tersebut, sampai setelah itu mereka silih menewaskan. 9 puluh 9 dari seratus orang yang berjuang. dan juga tiap yang ikut serta (dalam perang) mengatakan, ‘mudah – mudahan saya orang yang selamat itu’. ”

dalam riwayat yang lain, nabi muhammad saw bersabda, “ sudah dekat sesuatu masa di mana sungai eufrat hendak jadi surut airnya kemudian ternampak perbendaharaan daripada emas, hingga benda siapa yang muncul di sana janganlah dia mengambil suatu juga daripada harta itu. ” (hr bukhari muslim).

imam bukhari pula meriwayatkan hadis yang lain, rasulullah saw bersabda, “ lekas sungai eufrat hendak memperlihatkan kekayaan (gunung) emas, hingga siapa juga yang berposisi pada waktu itu tidak hendak mampu mengambil apa juga darinya. ” imam abu dawud pula meriwayatkan hadis yang sama.

dalam hadis tersebut, rasulullah sempat bersabda, kalau sungai yang mengalir di 3 negeri besar, turki, suriah, dan juga irak itu pada saatnya nanti hendak menyingkapkan harta karun yang besar berbentuk gunung emas.

tidak hanya itu, dalam kitab al – burhan fi `alamat al – mahdi akhir az – zaman, diungkapkan kalau keringnya sungai eufrat menggambarkan dikala datangnya al – mahdi bagaikan ciri datangnya kiamat.

tampaknya, hadis dan juga riwayat tersebut mulai jadi realitas. seluruh dalil yang meyakinkan terus menjadi dekatnya kiamat satu per satu terungkap.

ikan mas mati tiba – tiba di sungai eufratkeadaan ikan mas yang mati tiba – tiba di sungai eufrat jumat (2/11). haidar hamdani/afp.

dikutip dari liputan6. com, para nelayan irak di selatan baghdad mengaku kaget sehabis menciptakan ribuan ikan masnya yang diternak di pinggiran sungai eufrat mati secara misterius.

dampaknya bau tidak nikmat juga timbul di sekitaran sungai eufrat.

sampai dikala ini, belum dikenal pemicu ribuan ekor ikan mas tersebut mati secara massal.

keadaan ikan mas yang mati tiba – tiba di sungai eufrat jumat (2/11). haidar hamdani/afp.

buat menghilangkan bangkai ikan yang terus menjadi membusuk, perlengkapan berat dikerahkan buat mensterilkan sungai.

sungai terus menjadi mengering

keadaan ikan mas yang mati tiba – tiba di sungai eufrat jumat (2/11). haidar hamdani/afp.

baru – baru ini dikutip dari halaman linkedin, riset terkini yang dicoba oleh nasa dan juga universitas california sukses menguak dalil yang diucapkan rasulullah benar benar terdapatnya.

kedua lembaga itu telah mempelajari sistem sungai di timur tengah.

para ilmuwan menciptakan sepanjang 7 tahun terakhir semenjak tahun 2003, debit air sejauh sungai tigris dan juga eufrat dari mulai turki, suriah, irak dan juga iran, telah ketiadaan sebanyak 144 juta km kubik, maksudnya sungai ini terus menjadi mengering

dalam siaran pers berbarengan para periset yang lain, ilmuan nasa berkata dekat 60 % dari berkurangnya air ini merupakan akibat pompa air yang terus menghirup air tanah.

eufrat hendak surut dan juga harta karun emas itu juga mulai terlihatkeadaan ikan mas yang mati tiba – tiba di sungai eufrat jumat (2/11). haidar hamdani/afp.

dalam sejarah islam, imam bukhari berkata kalau rasulullah saw bersabda, ” perihal tersebut dekat dengan waktu di mana sungai eufrat hendak surut dan juga harta karun emas itu juga mulai nampak. hingga siapapun tidak diperkenankan buat mengambilnya ” .

terlepas dari ikan – ikan yang mati, nampaknya perihal tersebut terus menjadi jelas.

polemik tentang ketersediaan air dari sungai senantiasa mencuat di antara 3 negeri yang dilaluinya, serupa halnya emas yang tidak dapat diambil.

pembangunan dekameter senantiasa jadi permasalahan untuk negara – negara ini. pembuatan dekameter di turki pengaruhi debit air yang mengalir di suriah.

bendungan raksasa keban yang dibentuk di dekat sungai eufrat setinggi 210 m memotong aliran. dengan kata lain, berhentinya pembuatan dekameter di suriah hendak pengaruhi air di irak dan juga rentan terbentuknya konflik.rasulullah saw berkata dalam hadis, ” bila eufrat mengering hingga hendak terdapat pertempuran sehabis itu. ”

walaupun belum menggapai sesi perang, tetapi perdebatan tentang air masih terjalin di antara negara – negara tersebut. banyak orang mulai takut, kalau sabda nabi muhammad saw pada kesimpulannya jadi realitas.

wallahu alam, tetapi yang tentu seluruh sudah jadi realitas.

( sumber: http:// www. wajibbaca. com/2018/11/ribuan-ikan-mas-mati-mendadak-di-sungai. html )

 

Apa sesungguhnya penyebab kematian ikan di Sungai Eufrat dalam skala massif?

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penelusuran Fakta

Insiden matinya ribuan ikan di Sungai Eufrat memang benar terjadi pada akhir 2018. Situs Liputan6.com mengabarkan kejadian tersebut dalam artikel berjudul, Misteri Ribuan Bangkai Ikan Mati di Sungai Irak, Fenomena Apa?

Artikel tersebut mengungkapkan, peternak ikan di Baghdad selatan, Irak, menemukan ribuan ikan spesies carp mati secara misterius dan mengambang di kerangkeng peternakan atau hanyut di tepi sungai Eufrat.

Tumpukan ikan mati, bersama dengan beberapa ban mobil dan kantong plastik, dapat dilihat pada hari Jumat 2 November 2018 di bawah jembatan beton besar.

Mereka menutupi permukaan air yang lebih dalam di dekatnya, memancing para burung pemakan bangkai berputar-putar di langit sekitar.

Kejadian serupa juga terjadi di peternakan ikan Saddat al-Hindiyah di Provinsi Babilonia, sekitar 80 kilometer (50 mil) selatan Baghdad.

Awalnya, diduga racun jadi biang keladi insiden tersebut. Pihak berwenang pun kemudian menggelar penyelidikan.

Pada 21 November 2018, kantor berita Reuters memuat artikel berjudul, Heavy metals, ammonia blamed for Euphrates carp deaths: WHO.

Dalam artikel tersebut diungkap, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, matinya ribuan ikan di Sungai Eufrat disebabkan oleh tingginya kadar bakteri coliform, logam berat dan amonia di dalam air.

Berikut narasinya:

 

CAIRO (Reuters) - The death of thousands of freshwater fish in the Euphrates river in Iraq was due to high levels of coliform bacteria, heavy metals and ammonia in the water, the World Health Organization (WHO) said.

Thousands of tonnes of freshwater carp have washed up dead this month, leaving Iraqi fish farmers reeling from the significant loss of earnings.

Carp is the country’s national dish, commonly served barbecued.

Agriculture officials had ruled out deliberate poisoning. A joint investigation by the Iraqi health ministry and WHO also revealed the contamination was not toxic to humans.

“Testing on dead fish has revealed serious issues that warranted WHO to conduct a second investigation related to probable viral infection of fish causing the death of thousands in the river. Results of the second test are due next week,” WHO said in a statement on Tuesday.

The incident illustrates worsening pollution problems in Iraq, which is struggling to provide a sufficient supply of clean water, especially in the south of the country.

 

Sementara, pada 6 Maret 2019, thenational.ae, dalam artikel berjudul, UN: Herpes outbreak behind mass-death of Iraqi carp mengungkap hasil investigasi PBB terkait insiden tersebut.

Hasilnya, insiden yang menggegerkan Irak itu disebabkan wabah sejenis herpes yang tak membahayakan manusia. Namanya, Koi Herpes Virus --yang baru kali pertamanya terjadi di negara tersebut.

Berikut isi lengkap artikel tersebut:

 

The shocking death last year of thousands of tonnes of Iraq's freshwater carp was caused by a strain of herpes harmless to humans, the United Nations said on Wednesday.

Iraqi fish farmers south of Baghdad were left reeling in late 2018 when they woke to find large sections of the Euphrates river surface covered in waves of dead, floating carp. The Ministry of Health issued a warning urging people not to buy or consume fish – for weeks Iraqis longed for their national dish, Masgoof, carp cooked over a wood-fire.

Iraqi politicians quickly moved the issue to the top of the agenda, as rumours swirled over whether the fish were sick or the river had been poisoned.

Deeming it a national security issue, Iraq’s newly appointed Prime Minister, Adel Abdul Mahdi, immediately assembled a crisis team led by the Ministry of Health and Environment and the Ministry of Agriculture to investigate its causes and take appropriate measures.

“The scale of the fish kill was so huge, we had excavators working for four days clearing the fish from the river,” said Dr Ala Alwan, Iraq’s Minister of Health and Environment, who personally inspected the situation on the ground once news of the incident broke out in November.

“We also used oil spill booms to contain and prevent the fish from drifting downstream,” he added.

Other officials blamed cage overcrowding in Iraq's multi-million dollar aquaculture industry.

But on Wednesday, the United Nations Environment Programme put the months-long international investigation to rest and pinned down source: the Koi Herpes Virus.

"KHV is a very serious and lethal disease that is known to cause almost 100 per cent mortality rates in carps," said Dr Thomas Wahli, who heads the Swiss Reference Laboratory for Notifiable Diseases.

The mass deaths in the fish farms of Saddat Al Hindiyah in Babylon province, about 80 kilometres south of Baghdad, caused panic among carp farmers, who said they lost thousands of dollars overnight. The mass-death was a blow to an industry once earmarked by USAID to be potentially worth over $90 million (Dh331ml)

Samples of the dead fish, water, sediment and feed were sent to Dr Wahli's lab as well as facilities in Jordan and Italy.

They confirmed the carp were killed by the viral outbreak, which does not pose a threat to humans, the UN said.

Temperatures in the Euphrates dropped to around 24 degrees Celsius in November, a prime environment for fish-specific herpes.

The overstocking of fish farms and low-quality river water may have also spread the disease further, the UN said in a statement.

Iraq produces 29,000 tonnes of fish each year, according to 2016 statistics gathered by the UN Food and Agriculture Organisation.

"This is the first case of Koi Herpes Virus disease in Iraq, and it is a significant case report which will need to be notified to the World Organisation for Animal Health," said Dr Alwan. "We are pleased to have been able to get to the bottom of this difficult case."

3 dari 4 halaman

Kesimpulan

Klaim yang menyebut bahwa matinya ribuan ikan di Sungai Eufrat adalah pertanda kiamat, tidak didukung bukti sahih.

Berdasarkan hasil penyelidikan WHO, yang diungkap November 2018, insiden tersebut dipicu tingginya kadar bakteri coliform, logam berat dan amonia di dalam air. 

Sementara, berdasarkan hasil penyelidikan PBB, yang diberitakan pada Maret 2019, penyebabnya adalah Koi Herpes Virus, yang tak berbahaya bagi manusia. 

4 dari 4 halaman

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi hoax yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoax yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.