Liputan6.com, Jakarta - PSSI menunjuk Alex Pastoor dan Denny Landzaat sebagai asisten pelatih Patrick Kluivert di timnas Indonesia. Keputusan tersebut mendapat pertanyaan dari pundit Belanda.
Marciano Vink pada ESPN NL menyebut Pastoor lebih tepat menduduki nakhoda kepala. Sebab, dia memililki trek lebih teruji ketimbang Patrick Kluivert yang hanya pernah menangani timnas Curacao dan Adana Demirspor pada pentas senior.
Baca Juga
Marselino Ferdinan Tak Sabar Dilatih Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Ingin Contek Taktik dan Gaya Bermain
Pemain Timnas Indonesia yang Kuat dan Sulit Digantikan Patrick Kluivert: Performa Bagus, Sudah Jadi Andalan
Lima Pelatih Lokal yang Pantas Jadi Asisten Patrick Kluivert di Timnas Indonesia, Ada Legenda Skuad Garuda
Pastoor pernah membawa tiga klub berbeda promosi ke kasta utama sistem kompetisi sepak bola Belanda alias Eredivisie. Kemampuannya dalam menganalisa pertandingan membuatnya dijuluki Sang Profesor.
Advertisement
"Kita mengharapkan hal sebaliknya bukan? Alex Pastoor sebagai pelatih kepala dan kemudian Landzaat dan Kluivert sebagai asisten," kata Vink yang mengantongi dua caps bersama timnas Belanda.
Struktur Bagus Tim Kepelatihan
Pada acara sama, Kees Luijckx mengaku mengerti keputusan PSSI menunjuk Kluivert sebagai pelatih utama. Mantan bek NAC Breda itu menyebut sosok Kluivert sudah tenar sehingga bakal dihormati pemain.
Mengenai taktik, Kluivert akan menyerahkan tugas kepada Pastoor dan Landzaat.
"Akan lebih menarik jika menjadikan Kluivert sebagai pelatih nasional. Kluivert adalah papan nama, Pastoor dan Landzaat profesional. Menurut saya, ini konstruksi yang bagus," terang Luijckx.
Jurnalis AD Sportwereld Sjoerd Mossou mendukung pendapat Luijckx. Dia mengaku pernah mengunjungi Indonesia dan menemukan nama Kluivert sangat besar di Tanah Air.
Advertisement
Alasan PSSI Pilih Patrick Kluivert
Dalam wawancara ekslusif dengan Liputan6 Sport, Ketua Umum PSSI Erick Thohir membeberkan proses yang dilalui hingga akhirnya mendapatkan nama Kluivert. Erick sempat menggunakan jaringannya di sepak bola Eropa untuk meminta masukkan dari tokoh-tokoh besar.
"Sebelum pertemuan itu juga saya sudah buka network saya di Eropa ini gimana si ini gimana orang ini mana sisa enggak begini gitu. Ya advice-nya dari tokoh-tokoh besar sepak bola Eropa. Gini-gini masih lakulah. Siapa saja? Ya banyaklah dari Belanda, dari Italia, Inggris juga karena sekarang ada Oxford ya. Kita ajak bicara semua namanya juga tukar pikiran," paparnya.
Erick Thohir juga mengaku sempat mendekati pelatih dari Italia dan Spanyol. Namun pada akhirnya memilih Kluivert karena faktor kultur dimana saat ini timnas Indonesia dihuni banyak diaspora keturunan Belanda.
"Saya sempat interview Italia dan Spanyol tapi saya pikir-pikir Waduh itu nanti kulturnya beda lagi nanti ini lagi gitu karena kultur itu. Pada akhirnya akan berbicara chemistry pemain dan pelatih ya locker room. Anda harus memenangkan ruang ganti," sambung Erick Thohir.