Sukses

Raih Hasil Buruk di Tur Asia Tenggara, Apriyani Rahayu Curhat soal Tekanan dan Tanggung Jawab Menuju Olimpiade Paris 2024

Pemain ganda putri bulu tangkis Indonesia Apriyani Rahayu mencurahkan isi hatinya soal rentetan hasil kurang memuaskan yang didapat dalam tur Asia Tenggara baru-baru ini. Pebulu tangkis berusia 25 tahun itu mengaku sempat tertekan akibat terlalu fokus memikirkan kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Pemain ganda putri bulu tangkis Indonesia Apriyani Rahayu mencurahkan isi hatinya soal rentetan hasil kurang memuaskan yang didapat dalam tur Asia Tenggara baru-baru ini.

Seperti diketahui, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti memang belum mampu mencetak gelar baru, meski sempat tampil impresif di awal kemunculannya. Pasangan peringkat enam dunia itu hanya mampu tembus ke babak perempat final Malaysia Masters 2023.

Mereka juga terhenti di babak 16 besar Thailand Open 2023. Sementara itu dalam Singapore Open 2023, Apri/Fadia juga langsung kandas di putaran kedua usai ditaklukkan oleh pasangan Jepang Rin Iwanaga/Kie Nakanishi dengan rubber game 19-21, 21-19, dan 15-21.

Apri sendiri tak menutup mata pada fakta ini. Ia menyadari bahwa performa ia dan Fadia belum sesuai harapan di sejumlah turnamen terakhir. Pebulu tangkis berusia 25 tahun itu pun mengungkap alasan di balik menurunnya progres performa mereka.

Apri mengakui dirinya sempat merasa tertekan lantaran sudah mulai memasuki periode race to Olympic, yakni saat-saat pengumpulan poin untuk menentukan penggawa yang berhak tampil di Olimpiade Paris 2024.

"Apri dan Fadia di tahun ini memang harus membesarkan hati kami karena dari tur Asia ini kan tidak ada yang bagus hasilnya. Mungkin kalau apri, waktu pada saat sama Kak Greysia (Polii) itu tidak ada pemikiran untuk, 'wah ini mau race to olympic', jadi mungkin tidak terlalu fokus ke situ," tutur Apri.

"Nah yang jadi permasalahan dari diriku sendiri adalah menjadikan itu (race to Olympic) sebagai tanggung jawab besar yang terlalu berlebihan. Jadi tanpa sadar itu menjadi beban buat saya," sambungnya dalam konferensi pers pasca pertandingan Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Rabu (14/6/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Belum Pernah Bahas Masalah dengan Pelatih dan Tandem

Lebih lanjut, Apriyani Rahayu menyebut dirinya hingga kini belum pernah membahas tekanan yang ia rasakan dengan pelatih dan tandem. Alasannya, ia tak ingin Fadia yang menjadi tandemnya turut merasakan hal yang sama.

Walau demikian, Apri menegaskan ia sudah mencoba menyelesaikan persoalan tersebut dari diri sendiri. Ia pun berkomitmen tak ingin terlalu banyak berpikir soal Olimpiade, dan hanya mencoba memainkan pertandingan demi pertandingan secara maksimal.

"Setelah di Singapura kemarin, saya mencoba untuk me-release itu semua. saya tidak bicara dengan Fadia, saya juga tidak bicara dengan pelatih (soal masalah ini)," beber Apri.

"Saya tidak bicara dengan Fadia karena ini race to olympic yang memang buat dia tidak usah terlalu dipikirkan. Jadi mati-matian saja, pokoknya kita mau juara, tidak perlu memikirkan race to olympic masuk atau tidak."

"Apri yang (berusaha) me-release itu semua, pada akhirnya (berpikir bahwa) kayaknya kalau begini terus tidak akan baik, untuk diri saya, untuk performa saya, dan pasti akan terbentur dengan Fadia juga karena dia partner saya," tandas dia.

3 dari 4 halaman

Awal Baru di Indonesia Open 2023

Adapun Indonesia Open 2023 menandai awal baru bagi Apri/Fadia untuk mencatatkan hasil lebih baik. Sebagaimana diketahui, mereka baru saja mengamankan tiket ke babak 16 besar usai mengalahkan wakil Jerman Linda Efler/Isabel Lohau dengan dua game langsung, 26-24, 21-15.

"Sebenarnya ini pengalaman luar biasa buat Apri karena baru kali ini merasakan (hal) yang seperti ini. Jadi, (saya) mencoba mencari celah untuk (menemukan) apa yang harus apa yang harus dilakukan, apa yang harus diperbaiki."

"Mungkin mindset. kalau pola permainan tidak masalah, fisik apalagi. Itu adalah mindset dan perasaan kita bagaimana kita membawanya. Dan alhamdulillah seiring dengan berjalannya waktu sampai di sini, di Indonesia Open, Apri bilang kita main dengan hati," curhatnya.

4 dari 4 halaman

Mekanisme Kualifikasi Olimpiade Paris 2024

Dilansir dari situs resmi PSSI, race to Olympic yang merupakan periode kualifikasi menuju Olimpiade Paris 2024 memang sudah berlangsung sejak 1 Mei 2023.

Agenda tersebut akan berjalan selama 12 bulan hingga 28 April 2024 mendatang. Adapun ranking dari pertandingan yang masuk dalam race to Olympic akan digunakan untuk menentukan pebulu tangkis yang berhak tampil di Olimpiade Paris.

Adapun masing-masing negara hanya boleh mengirim maksimal dua perwakilan di tiap-tiap nomor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini