Sukses

Menteri Keamanan Ungkap Penyebab Korban Tewas dalam Penembakan Gas Air Mata di Liga Argentina

Belum sepekan tragedi Kanjuruhan, penembakan gas air mata ke arah penonton sepak bola kembali terjadi di Argentina.

Liputan6.com, Jakarta Belum genap sepekan tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 130 orang meninggal dunia, insiden penembakan gas air mata ke arah penonton kembali terjadi. Kali ini lokasinya di Argentina. Satu orang dinyatakan tewas setelah pihak kepolisian bentrok dengan pendukung Gimnasia y Esgrima. 

OBreakingnews.ied menyebutkan, kericuhan pecah saat duel Gimnasia Vs Boca Juniors di Stadion Juan Carmelo Zerillo, La Plata baru berlangsug 9 menit pada Kamis (6/10/2022) waktu setempat.

Tidak ada suporter lawan yang hadir dalam laga ini. Larangan tersebut telah diterbitkan oleh pemerintah setempat sejak 2013 lalu akibat kerap menimbulkan kericuhan. 

Sejumlah saksi menyebutkan, kalau pihak penyelenggara menjual tiket melebihi kapasitas stadion. Animo penonton meningkat mengingat pertandingan tersebut sangat menentukan dalam penentuan juara liga. 

Penonton yang tidak bisa masuk, akhirnya marah hingga memicu keributan. Polisi yang bertugas kemudian melepaskan tembakan gas air mata dan peluru karet hingga menimbulkan kepanikan. 

Sebagian penonton berusaha menyelamatkan diri dengan memasuki lapangan pertandingan. Sementara pemain dari kedua tim segera dievakuasi ke ruang ganti dan wasit Hernan Mastrangelo menghentikan laga.

Satu orang dilaporkan tewas akibat insiden tersebut. Menteri Pertahanan Provinsi, Sergio Berni telah mengkonfirmasi hal ini saat diwawancara Todo Noticias. "Sangat disayangkan, satu orang meninggal dunia karena masalah pada jantung," ujarnya tanpa merinci lebih jauh kondisi korban yang meninggal itu. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dilarang FIFA

Penggunaan gas air mata sebenarnya telah dilarang oleh FIFA di dalam pertandingan. Hal ini demi menghindari kejadian fatal yang menyebabkan penonton meninggal seperti di La Plata dan Indonesia. 

Seperti diketahui, di Stadion Kanjuruhan, pada 1 Oktober 2022 lalu, polisi juga menembakkan gas air mata untuk membubarkan penonton yang masuk ke lapangan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya. Insiden ini juga memicu kepanikan di kalangan penonton yang berusaha menyelamatkan diri.

Celakanya, sejumlah pintu keluar juga ternyata belum di buka. Sebanyak 130 penonton akhirnya meninggal dunia akibat sesak napas dan terinjak-injak saat terjebak di lorong menuju pintu keluar.   

 

 

3 dari 3 halaman

Petugas Keamanan Minim

Asosiasi Sepak Bola Argentina sangat menyesalkan insiden yang terjadi di Juan Carmelo. Mereka berjanji akan mengusut insiden tersebut agar tidak terulang di kemudian hari. Sementara pihak Liga menyebut, kejadian tersebut dipicu minimnya petugas keamanan yang berjaga saat pertandingan berlangsung. 

Belum ada data terbaru mengenai kejadian ini. Pihak-pihak terkait tengah melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab dan jumlah korban yang lebih pasti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.