Sukses

Panpel dan Pemain Persebaya Ingin Bantu Korban Bom Surabaya

Panpel dan pemain Persebaya turut bersimpati dengan korban bom surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Pasca tragedi bom bunuh diri di Surabaya, Ketua Panitia Penyelenggara (Panpel) pertandingan Persebaya, Wisnu Sakti Buana, beserta salah satu pemain, Fandry Imbiri, mendonorkan darahnya sebagai tanda kepedulian untuk korban bom bunuh diri di Surabaya.

Pria yang juga menjabat Wakil Walikota Surabaya, bersama Fandry mendonorkan darahnya di PMI jalan Embong Ploso, Rabu (16/5/2018) pagi.

Wisnu menjelaskan, apa yang dilakukannya dengan Fandry Imbiri, sebagai rasa empati Persebaya kepada para korban bom bunuh diri di Surabaya.

"Kami ingin memberikan sedikit bantuan ke para korban. Korban yang masih dirawat juga membutuhkan itu. Ini juga wujud partisipasi kami untuk tetap membantu sesama yang menjadi korban," ujarnya.

Selain Fandry, Wisnu Sakti Buana berencana mengajak pemain Persebaya lainnya, turut serta mendonorkan darahnya.

"Hari ini baru Fandry Imbiri yang ikut. Kami akan koordinasikan agar semua pemain Persebaya juga ikut mendonorkan darahnya," ucapnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kegiatan Lain

Tidak berhenti disini, kemungkinan ini menjadi awal mula rasa empati Persebaya ke korban bom.

"Kami tidak berhenti hanya di donor darah. Kami juga ingin melihat keluarga korban dan sebagainya. Kami akan bantu. Karena beberapa keluarga korban juga masih punya anak kecil," katanya.

Selain itu, Wisnu berencana membantu korban, terutama yang masih kecil, entah itu dalam pendidikan maupun hal kecil lainnya.

"Kami sudah mengurus itu untuk biaya pendidikan mereka sampai selesai. Kami ikut berbela sungkawa kepada keluarga korban. Kami mengutuk keras kebiadaban yang mereka lakukan. Itu di luar batas kemanusiaan. Dan kami harus melawan itu. Kami tidak takut, kami harus melawan," katanya.

3 dari 3 halaman

Bantu Sekolah

"Pada prinsipnya kami akan bantu keluarga korban. Khususnya terhadap anak-anak yang ditinggalkan korban. Bagaimana sekolahnya, kami akan uruskan. Selain dari pemerintah juga ada programnya, kami ingin membikinkan mereka asuransi untuk pendidikan sehingga terjamin sekolah mereka sampai lulus sebagai sarjana," paparnya. (Adikoro)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.