Sukses

3 Alasan Napoli Akan Merebut Scudetto pada Musim Ini

Napoli menjadi kandidat terkuat peraih Scudetto pada musim 2017-2018.

Naples - Napoli meraih kemenangan 5-0 atas tuan rumah Cagliari pada lanjutan Serie A, Senin (26/2/2018) waktu setempat. Kemenangan itu semakin mengukuhkan posisi Napoli di puncak klasemen.

Napoli mengumpulkan 69 poin dari 26 pertandingan. Klub asuhan Maurizio Sarri itu unggul empat poin dari Juventus yang baru memainkan 25 pertandingan.

Dengan tersisa 12 pertandingan lagi, Napoli berpeluang besar memutus rentetan gelar juara Juventus sejak enam musim terakhir.

Klub yang dimiliki Aurelio De Laurentiis itu berambisi mengulang kejayaan pada era akhir 1980-an. Saat itu, Napoli yang diperkuat Diego Maradona meraih dua scudetto pada musim 1986-1987 dan 1989-1990.

Banyak faktor yang menunjukkan Napoli bisa memutus dominasi Juventus pada musim ini. Berikut ini adalah tiga faktor kuat yang membuat Napoli berpeluang menjadi jawara Serie A 2017-2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Skuat makin padu

Sebelum dimulai musim 2017-2018, Napoli tidak banyak melakukan pembelian pemain. Dari beberapa pemain baru, hanya Mario Rui dan Adam Ounas yang masih dipercaya masuk skuat utama.

Sementara itu, Napoli berhasil mempertahankan para pemain dari godaan pindah ke klub lain. Hal itu membuat skuat I Partenopei semakin padu karena tidak banyak melakukan perombakan tim.

Pada musim ini, pelatih Maurizio Sarri masih memercayai skuat inti dihuni mayoritas para pemain yang sudah ada sejak musim lalu. Para pemain itu diyakini mampu memberikan kontribusi positif karena sudah bermain bersama-sama selama beberapa musim terakhir.

Selain itu, para pemain muda yang mengisi skuat juga semakin matang. Marko Rog (22 tahun) maupun Amadou Diawara (20 tahun) bisa mengimbangi pemain-pemain lain yang terpaut usia jauh lebih tua ketimbang mereka.

3 dari 4 halaman

2. Fokus di Serie A

Ada hikmah di balik sebuah kegagalan. Napoli harus memanfaatkan situasi tersebut ketika gagal melaju lebih jauh di Coppa Italia dan kompetisi antarklub Eropa.

Napoli sudah tersingkir dari ajang Coppa Italia setelah menyerah 1-2 dari Atalanta pada Januari lalu. Hal serupa terjadi di pentas Eropa.

Napoli yang mengawali musim bermain di Liga Champions, harus turun kasta menuju Liga Europa karena gagal lolos dari fase grup. Di Liga Europa, langkah Napoli langsung terhenti di tangan RB Leipzig pada babak 32 besar.

Kini, Napoli hanya tampil di Serie A. Sewajarnya, Napoli bisa lebih fokus ketimbang pesaing utamanya, Juventus, yang masih berlaga di tiga kompetisi berbeda.

Tantangan terberat Napoli adalah memastikan meraih hasil maksimal menghadapi lawan-lawan berat di Serie A. Sebab, I Partenopei masih harus bertemu lima dari tujuh tim teratas pada musim ini.

4 dari 4 halaman

3. Pertahanan solid

Tidak seperti musim-musim sebelumnya, pertahanan Napoli lebih kukuh pada musim ini. Hingga pekan ke-26, Napoli baru kebobolan 15 gol.

Jumlah tersebut sama seperti yang diderita Juventus. Kedua tim menjadi tim yang paling sedikit kebobolan di Serie A pada musim ini.

Napoli patut berkaca pada Juventus. Kekuatan lini pertahanan itu menjadi kunci keberhasilan Juventus merajai Serie A dalam beberapa musim terakhir. Musim lalu contohnya, Juventus memiliki catatan selisih gol 77-27, sementara Napoli 94-39.

Hal itu berarti, ketajaman barisan depan Napoli tidak banyak membantu memberikan gelar juara. Pada musim ini, Napoli lebih seimbang di pertahanan dan penyerangan dengan selisih gol sementara, 60-15.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa dengan kualitas HD di sini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.