Liputan6.com, Jakarta Liverpool lolos ke final Liga Europa di Basel 18 Mei mendatang. Mereka lolos ke partai puncak setelah menang telak 3-0 atas Villareal. Secara agregat, The Reds lolos dengan skor 3-1 karena kalah 0-1 di leg pertama.
"Penampilan kami di luar dugaan sama sekali. Sebagai bukan orang Inggris asli, saya tak punya kata yang pas untuk gambarkan penampilan tadi," ujar pelatih Jurgen Klopp.
Â
Baca Juga
Baca Juga
- Madrid Siapkan Dana Besar untuk Gaet Bintang Liga Inggris
- Ini Alasan Platini Akan Mengundurkan Diri sebagai Presiden UEFA
- Eks Pelatih Persipura Jadi Direktur Teknik MU
Liverpool terakhir juara Europa League 15 tahun lalu. Ketika itu, Liverpool harus berjibaku menekuk Deportivo Alaves dengan skor 5-4. Pertandingan harus dilanjutkan ke babak ekstra time 2x15 menit setelah kedua kubu bermain imbang 2-2 di waktu normal.
Bila berhasil merebut gelar Europa League musim 2015/16, Liverpool bakal mengakhiri paceklik di kompetisi Eropa selama lebih dari 1 dekade. Liverpool terakhir juara di kompetisi Eropa musim 2004-05. Ketika itu, Liverpool juara Liga Champions melalui final dramatis kontra AC Milan di Istanbul, Turki.
Ada beberapa hal yang membuat Liverpool bakal sukses. Situs resmi UEFA menyebut ada lima faktor kunci untuk memboyong Piala Liga Europa saat melawan Sevilla. Berikut ulasan lima faktor tersebut:
Advertisement
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Inspirasi Klopp
Jurgen Klopp mengubah suasana dan pemain yang dimilikinya di Liverpool kendati ia hanya mewarisi skuat dari pelatih terdahulu Brendan Rodgers.
Klopp mengoptimalkan penampilan Adam Lallana yang bersinar saat melawan Manchester United dan semi-final leg kedua melawan Villarreal.
Dejan Lovren yang pernah bermain bersama Lallana di Southampton juga telah menemukan kembali performa terbaik di bawah arahan pria Jerman. Lovren tampil luar biasa saat Liverpool clean sheet di leg kedua melawan The Yellow Submarine.
Advertisement
Taktik
Villarreal tersingkir dari Liga Europa akibat tidak mampu meladeni permainan intensitas tinggi yang dilancarkan Liverpool. Namun lawan Liverpool di final adalah Sevilla yang lebih berpengalaman dari Villarreal di kancah Eropa.
Jika Liverpool kembali bermain ganas maka menarik untuk melihat bagaimana taktik Unai Emery agar Sevilla bisa bertahan.
Klopp menerapkan taktik sepak bola menyerang yang berkaca pada kesuksesan klub-klub asal Inggris di kejuaraan Eropa yang menerapkan sepak bola cepat yang juga menarik untuk ditonton.
Emre Can
Emre Can yang pulih dari cedera menjelang leg kedua melawan Villarreal adalah dorongan luar biasa untuk Liverpool.
Emre Can tidak mengambil jatah libur dengan berlatih tujuh hingga delapan jam sehari demi memulihkan kebugarannya agar bisa tampil pada semifinal Liga Europa.
Klopp membutuhkan kekuatan Emre Can yang bisa bermain di banyak posisi bertahan terutama untuk menggagalkan serangan balik yang dilancarkan tim lawan. Pemain asal Jerman ini juga bisa menjadi penggerak serangan Liverpool dari lini pertahanan.
Advertisement
Ketajaman Sturridge
Liverpool memiliki salah satu pemain paling misterius dalam sepak bola Inggris dalam diri Daniel Sturridge,
Sturridge punya bakat besar dan rasa lapar untuk mencetak gol didukung rasio gol dalam pertandingan yang luar biasa, sayangnya catatan kebugaran striker Inggris itu kurang mengesankan bagi Klopp pada awal musim ini.
Sturridge benar-benar ditinggalkan di bangku cadangan pada pertandingan leg pertama melawan Villarreal, namun ia menunjukkan kemampuannya pada leg kedua, mencetak gol kelima dalam tujuh penampilan terakhirnya.
Jika Sturridge bugar maka final di Basel adalah waktu yang paling sempurna untuk menunjukkan kebolehannya.
Keyakinan
Liverpool adalah kesebelasan yang memiliki kepercayaan diri paling baik dari tim manapun karena didukung suporter setia yang ingin melihat tim mengulang kejayaan Istanbul 2005 setelah menyaksikan pasukan Klopp menghentikan Borussia Dortmund.
Ternyata Klopp memang menggunakan semangat Istanbul saat berbicara di ruang ganti babak kedua melawan Dortmund. Klopp mengingatkan bahwa The Reds telah memenangkan lima Liga Champions dan tiga Piala UEFA, itu adalah sejarah yang menginspirasi seluruh pemain.
Bek Liverpool, Dejan Lovren mengatakan kepada UEFA. "Ini 50-50 dan tidak akan mudah. Bukan kebetulan Sevilla berada di final, tapi semuanya masih mungkin. Jika kami memiliki skuat penuh di sana, tidak ada yang bisa menyentuh kami."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement