Sukses

Rio Haryanto Takut Balapan di GP Rusia

GP 2 Series tahun 2015 menyisakan lima balapan lagi.

Liputan6.com, Jakarta - GP2 Series tahun 2015 menyisakan lima balapan lagi. Pebalap Compos Racing, Rio Haryanto punya ambisi besar untuk menjadi juara umum di ajang ini.

Dari enam balapan yang sudah dijalankan, Rio sudah memenangi tiga balapan GP 2 Series, yakni di Bahrain, Austria dan Inggris. Tiga kemenangan itu membuat Rio menempati posisi kedua dalam klasemen pebalap dengan mengoleksi 109 poin, tertinggal 85 angka dari Stoffel Vandoorne.

Meski cukup sulit mengejar Vandoorne, pebalap berusia 22 tahun tersebut masih optimistis menjadi juara umum. Rio akan bekerja keras demi menggapai impiannya itu.

Pembalap Rio Haryanto berkunjung ke kantor redaksi Bola.com di SCTV Tower, Jakarta, Jumat (31/7). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

"Strategi saya di lima balapan terakhir harus fokus di semua sirkuit karena akan ada kesulitan yang berbeda di setiap trek. Kerja sama dengan tim sebaik-baiknya. Selain itu, saya harus menggunakan simulator balapan dengan baik," ucap Rio kepada Liputan6.com, Jumat (31/7/2015).

Pria asal Solo, Jawa Tengah itu mengatakan, GP Rusia yang berlangsung di Sirkuit Sochi Autodrom, 10-11 Oktober mendatang bakal menjadi rintangan terbesanya untuk menjadi juara umum.

"Yang paling sulit adalah GP Rusia karena di sana sirkuitnya baru. Saya harus beradaptasi dengan cepat dan fokus sepanjang balapan," jelas Rio.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kecewa di Monaco

Mantan pebalap EQ8 Caterham Racing itu tampak yakin bisa meraih poin maksimal di Italia dan Bahrain. Terlebih lagi di Bahrain, Rio punya momen indah di sana.

"Saya kenal dengan (sirkuit) Italia dan Bahrain. Di Bahrain saya berhasil menjadi juara satu pada awal GP 2 Series tahun ini. Saya punya kesempatan besar di Bahrain," papar Rio.

Rio Haryanto (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Pebalap yang memenangkan 11 balapan di ajang Formula BMW Pacific tahun 2009 itu masih menyesalkan kegagalannya meraih poin di GP Monaco. Dia gagal finis karena bertabrakan dengan pebalap Arden International, Norman Nato.

"Monaco trek yang sangat sulit. Ketika itu lintasannya basah dan terjadi sedikit benturan. Saya keluar lintasan dan sangat kecewa. Tapi di balapan selanjutnya saya tampil lebih baik," dia menutup. (Cak/Def)

Baca juga:

Siapa Lebih Pantas Jadi Kiper MU, Romero atau De Gea?

Mourinho Konfirmasi Telah Kehilangan Bintang Chelsea

Paham Strategi MU, Real Madrid Segera Dapatkan De Gea

Performa Jelek, Di Maria Pantas Dibuang MU?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini