Sukses

Bangladesh Bakal Geser RI Jadi Basis Produksi Garmen Asia

Bangladesh tetap akan menjadi basis produksi utama garmen di kawasan Asia selain China.

Pabrik pakaian di Bangladesh kembali menuai tragedi karena menewaskan 10 pekerja akibat kebakaran yang tak terelakkan terjadi. Sebelumnya pada April lalu, pabrik pakaian lain, Rana Plaza ambruk dan membunuh sedikitnya 1.100 pekerja.

Namun seperti mengutip The Economist, Jumat (25/10/2013), Bangladesh tetap akan menjadi basis produksi utama garmen di kawasan Asia selain China.

Itu karena Bangladesh memiliki biaya produksi rendah yang disertai peningkatan jumlah ekspor. Tahun ini, nilai ekspor pakaian Bangladesh meningkat hingga US$ 24 miliar atau setara Rp 267,5 triliun.

Industri pakaian di Bangladesh menikmati perbedaan jumlah pabrik produksi dengan beberapa negara Asia lain seperti Indonesia dan Vietnam.

Bangladesh tercatat memiliki 5.000 pabrik sementara Indonesia hanya 2.500 unit dan terdapat sekitar 2.000 pabrik di Vietnam.

Selain itu, tingkat upah minimum di Bangladesh lebih rendah dibandingkan negara-negara pesaingnya di kawasan Asia.

Bahkan meski pemerintah Bangladesh mengabulkan peningkatan upah minimum menjadi US$ 100 atau sekitar Rp 1,1 juta per bulan, posisinya tetap tak berubah.

Terlebih lagi, Bangladesh tidak perlu membayar pajak ekspor ke Uni Eropa seperti yang diharuskan pada China, India dan Sri Lanka. Kebijakan ini membuat produk pakaian Bangladesh bebas keluar masuk kawasan Eropa.

Permintaan produk merah juga diprediksi akan membuat industri garmen Bangladesh berkembang hingga empat kali lipat. Saat ini industri garmen Bangladesh telah mempekerjakan 4 juta karyawan yang sebagian besar adalah wanita. (Sis/Nur)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.