Sukses

Pakai Biodiesel, Impor Solar RI Merosot US$ 35 Miliar

Peningkatan pemakaian biodiesel akan menekan impor solar nasional hingga US$ 35 miliar.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rasaja memastikan peningkatan pemakaian biodiesel akan menekan volume impor solar yang selama ini mencapai sekitar 35 juta kiloliter (kl).

"Dalam jangka pendek pengurangan defisit transaksi berjalan (current account) terbesar datang dari impor minyak. Sedangkan non migas masih terjadi surplus," ujar dia saat ditemui usai Orasi Ilmiah di Jakarta, Senin (26/8/2013).

Menurut Hatta, peningkatan penggunaan biodiesel menjadi 10% (mandatory/keharusan) dalam paket kebijakan ini akan mengurangi impor solar yang selama ini tercatat 35 juta kl.

"Terdiri dari 17,5 juta kl impor solar subsidi, dan 17,5 juta kl-18 juta kl yang non subsidi. Sehingga total impor solar sebanyak 35 juta kl atau setara dengan US$ 35 miliar," ujar dia.    
 
Biodiesel, lanjut Hatta, berasal dari olahan produk minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO). Sehingga harga jualnya pun akan berada di bawah harga solar impor.

"Saya sudah bicara dengan Pertamina, juga pihak lain dan mereka semua siap. Kalau ini berjalan dengan baik, impor minyak akan turun," terangnya.

Kebijakan penyesuaian harga BBM, menurut dia telah menyusutkan konsumsi BBM sampai bulan Juli dari yang awalnya bisa tumbuh 6%, kini hanya 4% karena masyarakat sudah mulai menghemat atau penyalahgunaan BBM berkurang.

"Ada pula kebijakan ekonomi lain menambah beban pajak bagi impor barang mewah sampai 150% sehingga defisit transaksi berjalan bisa menurun seiring dengan pemberian insentif untuk merangsang ekspor," pungkas Hatta. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini