Sukses

Harga Emas Dunia Naik, Menanti Ekspektasi Suku Bunga AS Turun

Harga emas naik pada hari Selasa, seiring menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik pada hari Selasa, seiring menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Sementara investor menunggu data yang akan dirilis minggu ini untuk mengetahui tren inflasi yang akan membantu mengukur waktu pemotongan tersebut.

Dikutip dari CNBC, Rabu (27/3/2024), harga emas di pasar spot naik 0,2% menjadi USD 2,176.59 per ounce, setelah melonjak sebanyak 1,3% di awal sesi.

Harga emas berjangka AS ditutup 0,04% lebih tinggi pada USD 2.177,2.

“Mendekati musim panas, Anda akan melihat emas naik lebih tinggi hanya dengan ekspektasi penurunan suku bunga, kecuali jika The Fed mengubah pendiriannya atau membuat pengumuman bahwa mereka akan melakukan pemangkasan, yang menurut saya tidak akan mereka lakukan. pada saat ini,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Fokus pasar tertuju pada data Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi Inti AS yang dirilis pada hari Jumat.

“Jika angka (PCE) lebih tinggi dari perkiraan, maka emas mungkin akan turun kembali, namun saya memperkirakan penurunan tersebut akan terjadi dengan cukup cepat,” kata Haberkorn.

Reaksi pasar terhadap data tersebut mungkin baru terlihat minggu depan, karena libur Jumat Agung.

Sempat Cetak Rekor Tertinggi

Emas mencatat rekor tertinggi $2,222.39 pada minggu lalu setelah pembuat kebijakan Fed mengindikasikan bahwa mereka masih memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir tahun 2024.

Pedagang sekarang melihat peluang 71% penurunan suku bunga pada bulan Juni. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Permintaan Emas Fisik di Tiongkok

Harga emas juga terus mendapatkan dukungan dari meningkatnya permintaan fisik dari rumah tangga Tiongkok, dimana rekor kenaikan harga emas tidak mengurangi minat beli.

Pembelian bank sentral juga mempertahankan dukungan mereka terhadap emas, dengan bank sentral Tiongkok yang terus meningkatkan cadangan emasnya.

“Faktor yang memotivasi pembelian emas mereka adalah diversifikasi dari mata uang G7, setelah mata uang ini dijadikan senjata pada tahun 2022 setelah perang (Rusia-) Ukraina,” kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini