Sukses

Lewat Pompanisasi, Mentan Harap Petani CSA Bisa Tanam Tanpa Khawatir El Nino

Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menyambut antusias dukungan pompanisasi bagi sistem pengairan lahan persawahan.

Liputan6.com, Jakarta Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture (CSA) di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menyambut antusias dukungan pompanisasi bagi sistem pengairan lahan persawahan.

Antusias petani CSA Grobogan ditandai kunjungan kerja Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman di Desa Bringin, Kecamatan Godong, yang merupakan salah satu lokasi kegiatan CSA di Grobogan, selain Kecamatan Gubug.

Dalam kunjungan di Grobogan, Mentan Amran menyerahkan bantuan pompanisasi lebih Rp 2 miliar berupa dua unit pompa air, 15 unit irigasi perpompaan dan dua unit Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier [RJIT]. Sementara untuk benih padi dan jagung, Mentan menyerahkan bantuan lebih Rp42 miliar.

Mentan Amran mengatakan mendorong percepatan tanam melalui penerapan pompanisasi, untuk memberi jaminan ketersediaan air bagi peningkatan produktivitas, sehingga petani leluasa menanam di segala musim sekaligus mitigasi dampak El Nino terhadap penurunan pangan khususnya padi.

“Target kita adalah pompanisasi, yang dulunya tanam satu kali bisa menjadi dua kali, dua kali bisa menjadi tiga kali. Air ini kita sedot menggunakan pompa, khususnya memitigasi risiko dampak El Nino,” katanya dikutip Minggu (24/3/2024)..

Jawa Tengah sebagai salah satu sentra padi di Indonesia, memiliki sekitar 300 ribu hektar lahan tadah hujan yang penanamannya dapat dimaksimalkan melalui penerapan pompanisasi. Mentan Amran mengaku mengalokasikan Anggaran Biaya Tambahan (ABT) untuk pertanian, salah satu fokusnya untuk pengadaan ribuan unit pompa.

“Kami sudah siapkan pompa untuk tahap pertama di Jawa Tengah itu 5 ribu unit, karena ada 300 ribu hektar sawah tadah hujan, yang tanamnya satu kali bisa dua kali, sehingga produksi Jawa Tengah bisa meningkat,” ungkap Mentan.

Sukarji, petani Desa Beringin, Kecamatan Godong sambut antusias program pompanisasi tersebut. Dia mengaku optimis produksi padi di wilayahnya akan meningkat, karena bantuan pompanisasi akan mendukung petani bekerja lebih produktif.

“Dengan pompanisasi, kita mau tanam kapan saja bisa. Bisa kita majukan juga masa tanamnya, karena ada sumber airnya. Tadinya, di sini cuma satu tahun satu kali tanam, karena adanya pompanisasi akan membantu tanam dua kali dalam setahun,” katanya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Program SIMURP

Dua Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Kecamatan Godong dan Gubug di Kabupaten Grobogan adalah lokasi kegiatan CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) pada 24 kabupaten di 10 provinsi atas dukungan pembiayaan Bank Dunia dan Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB).

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas dan mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.

Kementan meyakini CSA dari Program SIMURP berdampak positif bagi pembangunan pertanian lantaran terbukti signifikan meningkatkan produktivitas produksi tanaman dan juga pendapatan petani.

Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP.

"Dengan adanya SIMURP maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar," kata Dedi Nursyamsi.

 

3 dari 3 halaman

Perubahan Iklim Global

Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus antisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian.

Kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.

Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.

"Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.