Sukses

Sri Mulyani Jadi Menteri Keuangan di Era Prabowo-Gibran? Ini kata Pengamat

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, investor masih wait and see alias menunggu calon menteri terutama di bidang ekonomi, khususnya Menteri Keuangan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, menyoroti calon Menteri dibidang ekonomi dari pasangan capres/cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) yang sukses memenangi Pilpres 2024 dalam satu putaran.

Menurut Nailul Huda, pengumuman pemenang Pilpres tidak menjadi variabel satu-satunya dalam pengaruh investasi. Investor justru masih wait and see alias menunggu calon menteri terutama di bidang ekonomi, khususnya Menteri Keuangan. "Pemilihan menteri keuangan menjadi hal yang paling dinanti investor," kata Nailul Huda kepada Liputan6.com, Jumat (22/3/2024).

Nailul menyebut peluang Sri Mulyani Indrawati yang kecil menjadi Menteri Keuangan lagi menjadi faktor negatif investasi setelah Pilpres 2024. Lantaran Sri Mulyani selama ini mempunyai peranan penting dalam menggaet investasi. "Jadi, saya masih ragu dengan perekonomian kita hingga Prabowo mengumumkan susunan kabinet-nya. Saya rasa investor masih wait and see," ujarnya.

Terlebih, kata Nailul, saat ini Menteri Jokowi banyak tersandung masalah, salah satunya Menteri Investasi Bahlil Lahadia yang kemungkinan besar akan terpilih kembali menjadi menteri dari Prabowo-Gibran.

Sebelumnya, Sri Mulyani Indrawati mengungkap pesan bagi calon menteri keuangan era kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam mewujudkan tren pertumbuhan ekonomi positif. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut, kunci sukses mewujudkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tinggi ialah kepiawaian dalam mengelola kebijakan fiskal.

Selain itu, sosok menteri keuangan selanjutnya juga harus mampu memastikan fondasi ekonomi Indonesia tetap kuat dalam menghadapi berbagai risiko krisis keuangan. Tak hanya itu saja, Sri menegaskan pengganti dirinya juga harus peka dalam menerima berbagai aspirasi dari masyarakat. Kepekaan ini untuk memastikan kebijakan yang dilahirkan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada di masyarakat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2% pada 2024

Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pihaknya optimistis ekonomi Indonesia bisa tumbuh di kisaran 5,2 persen pada 2024. Optimisme itu meski tekanan eksternal, salah satunya gejolak perekonomian global cukup kuat.

Namun, Sri Mulyani juga mengakui, pertumbuhan 5,2 persen tahun ini tidak terlepas dari downside risk (risiko penurunan) yang cukup tinggi. 

Risiko ini datang dari ragam proyeksi lembaga-lembaga keuangan dunia, yakni IMF yang memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Indonesia akan tumbuh 5 persen tahun ini, proyeksi Bank Dunia di 4,9 persen, dan OECD 5,2 persen.

"Mereka recognise (mengetahui) downside risk sehingga lebih rendah dari APBN kita di 5,2 persen,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, disiarkan pada Selasa (19/3/2024).

Kemudian untuk 2025, Sri Mulyani juga melihat risiko penurunan belum membaik, di mana proyeksi lembaga internasional masih di kisaran 5 persen atau bahkan di bawah 5 persen. Meskipun demikian, Sri Mulyani memastikan pemerintah tetap optimistis dan realistis.

Namun, juga dalam kesempatan itu, Sri Mulyani menyoroti kinerja pertumbuhan ekonomi negara utama, termasuk Indonesia. "Kalau kita lihat tahun 2023, terlihat hanya 4 negara yang punya pertumbuhan di atas 5 persen; India Filipina, Indonesia dan China,” ujar dia.

"Untuk 2024 ini kita lihat India, Filipina,Vietnam, dan Indonesia yang di atas 5 persen. Jadi kita lihat memang Indonesia tetap konstan sekitar 5 persen atau sedikit di atas, sedangkan negara-negara lain mungkin cukup struggle untuk bisa mencapai level atau mantain level itu,” ia menambahkan.

3 dari 4 halaman

Pengusaha Pesimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024 Capai Target, Ini Gara-garanya

Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengaku sedikit pesimis terhadap target pertumbuhan ekonomi di rentang 4,9 - 5,2 persen. Lantaran tahun 2024 masih dibayangi ketidakpastian, sehingga tak ada yang tahu pasti apakah target tersebut bisa tercapai atau tidak.

"Kenapa temanya pesimis, ketidakpastian? menurut saya bagus karena tahun ini tahun penuh ketidakpastian. Jadi, kita boleh memprediksi sebuah target, rentangnya kita bilang 4,8 -5,2 persen, bisa 4,9 persen bisa 5 persen tapi kenyatannya nobody really know for sure," kata Shinta dalam acara diskusi, Kamis (14/3/2024).

Dia menuturkan, baru kali ini Pemerintah membuat prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tanpa ada keyakinan bahwa target tersebut dapat tercapai pada 2024.

"Ini pertama kali kita membuat prediksi yang kita tidak yakin juga akan prediksi yang dibuat, menurut saya," ujarnya.

Namun, berbeda dengan Shinta, Direktur Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi OJK Wahyu Budi Satriyo, menilai tahun 2024 justru diwarnai dengan optimisme yang tinggi. Pasalnya, di tahun ini sumber kerentanan, dan resiko dapat teridentifikasi.

 

4 dari 4 halaman

Risiko Kerentanan

"Memandang 2024 ini penuh ketidakpastian sehingga ada yang pesimis. Kami memandang sedikit berbeda, kami melihat berdasarkan pemantauan kami diawal tahun itu pelaku pasar sepertinya diwarnai dengan optimisme yaitut mulai adanya pergerakan fase perekonomian dari tahun 2023 lalu," ujar Wahyu.

Di mana pada tahun 2023, kata Wahyu, saat itu resiko kerentanan dan dampaknya belum bisa diidentifikasi dengan baik, sehingga pada waktu itu ketua dewan komisioner OJK menyebut tahun 2023 sebagai era the perfect storm, yang artinya badai yang terjadi sekaligus.

"Tapi ternyata seiring berjalannya waktu, di 2024 ini di awal tahun atau dimulai sejak akhir tahun 2023 kita melihat bahwa sumber kerentanan dan resiko bisa kita identifikasi, meskipun kita belum tahu persis mengenai dampaknya bagaimana yang akan terjadi di 2024," pungkas Wahyu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini