Sukses

Bank Indonesia: Lelang SRBI Sentuh Rp 409,38 Triliun

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, penerbitan SRBI, SVBI, dan SUVBI mampu perkuat pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, lelang Sekuritas Rupiah BI (SRBI) tercatat Rp 409,38 triliun hingga 19 Maret 2024.  

Hal itu disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, usai Rapat Dewan Gubernur BI yang dilaksanakan pada 19 Maret dan 20 Maret 2024.

"Hingga 19 Maret 2024, posisi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI masing-masing tercatat sebesar Rp 409,38 triliun, USD 2,31 miliar, dan USD 387 juta,” kata Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Ia mengatakan, penerbitan SRBI, SVBI, dan SUVBI ini mampu memperkuat pendalaman pasar uang dan mendukung aliran masuk modal asing ke dalam negeri. 

Perkembangan ini tercermin dari kepemilikan nonresiden pada instrumen SRBI yang mencapai Rp. 85,02 triliun (20,77% dari total outstanding). 

"Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global,” imbuh Perry.

Ke depan, berbagai inovasi instrumen yang telah diterbitkan diharapkan dapat terus memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global.

Sekuritas Rupiah Bank Indonesia Bakal Jadi Andalan Tarik Modal Asing

 Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia akan menerbitkan instrumen moneter baru yaitu, Sekuritas Rupiah Bank Indonesia atau Sekuritas Rupiah BI (SRBI) pada 15 September 2023.

Penerbitan SRBI ini diyakini mampu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sekaligus mampu menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk invesasi portofolio.

"Instrumen SRBI ini adalah part dari kita memastikan balancing yaitu mendorong masuk asing dan bisa memastikan nilai tukar terjaga, tetapi juga ada instrumen di pasar selain SBN (Surat Berharga Negara) yang sesuai dengan ekspektasi pasar," kata Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Erwindo Kolopaking kata Erwindo dalam acara pelatihan wartawan BI di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Minggu, 10 September 2023.

Diketahui, SRBI merupakan surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN) milik Bank Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tahap Awal

BI menyatakan, pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0) dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website Bank Indonesia.

Penerbitan SRBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional dan SRBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder.

Pada pasar perdana, SRBI hanya dapat dibeli oleh bank umum yang menjadi peserta OPT konvensional baik secara langsung atau melalui lembaga perantara. Selanjutnya di pasar sekunder, SRBI dapat dipindahtangankan dan dimiliki oleh non-bank (penduduk atau bukan penduduk).

 

3 dari 4 halaman

BI Terbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia, Apa Gunanya?

Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia akan mulai mengimplementasikan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada 15 September 2023. SRBI merupakan instrumen operasi Moneter (kontraksi) yang pro-market dalam rangka memperkuat upaya pendalaman pasar uang

Selain itu, diimplementasikannya SRBI sebagai upaya menarik aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio, serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki Bank Indonesia sebagai underlying.

Lantas Apa Itu SRBI?SRBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN) milik Bank Indonesia.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Edi Susianto, menyebut terdapat delapan karakteristik instrumen SRBI. Diantaranya, pertama, denominasi rupiah; kedua, diterbitkan tanpa warkat; ketiga, berjangka waktu 1 minggu sampai 12 bulan; keempat, metode lelang FRT/VRT.

Kelima, menggunakan underlying asset berupa SBN; keenam, diterbitkan dan diperdagangkan dengan sistem diskonto; ketujuh, dapat dipindah tangankan di pasar sekunder; kedelapan, dapat dijadikan underlying transaksi OM.

"(SRBI) dapat dipindah tangankan. Jadi, intrumen itu bisa diperjualbelikan," kata Edi dalam Konferensi Pers Taklimat media SRBI di kantor Bank Indonesia, Senin (28/8/2023).

4 dari 4 halaman

Tenor SRBI

Adapun pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0) dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website Bank Indonesia.

"Bank Indonesia akan membuka lelang. Nanti kita infokan lelangnya kapan saja," ujarnya.

Edi menjelaskan penerbitan SRBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional baik secara langsung atau melalui lembaga perantara.

Selanjutnya di pasar sekunder, SRBI dapat dipindahtangankan dan dimiliki oleh non-bank (penduduk atau bukan penduduk).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.