Sukses

Harga Emas Dunia Bangkit Lagi, Investor Menanti Kebijakan Fed

Meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga menghambat investasi dalam emas batangan karena tidak memberikan bunga.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Senin setelah anjlok dalam ke posisi terendah dalam satu pekan. Investor saat ini tengah menunggu serangkan pertemuan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed).

Mengutip CNBC, Selasa (19/3/2024), harga emas dunia di pasar spot naik 0,2% menjadi USD 2.159,69 per ons pada pukul 14.20 EDT, setelah sebelumnya sempat mencapai level terendah sejak 7 Maret di awal sesi.

Harga emas batangan telah mencapai rekor tertinggi di ISD 2.194,99 per ons pada 8 Maret.

Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih tinggi pada USD 2.164,3 per ons.

“Emas mengantisipasi keputusan suku bunga pada hari Rabu, tapi mungkin juga keputusan suku bunga Bank of Japan malam ini – hal ini dapat menunjukkan bahwa inflasi global meningkat dan jelas emas adalah lindung nilai inflasi global,” kata analis senior RJO Futures Daniel Pavilonis.

Harga emas batangan turun sekitar 1% pada minggu lalu setelah data menunjukkan bahwa harga konsumen AS meningkat dengan kuat pada bulan Februari dan harga produsen naik lebih dari yang diperkirakan, yang mengindikasikan masih kakunya inflasi.

Meskipun emas secara tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi untuk mengendalikan kenaikan harga menghambat investasi dalam emas batangan karena tidak memberikan bunga.

Keputusan Bank Sentral Jepang

Bank of Japan diperkirakan akan keluar dari kebijakan moneter ultra-dovish pada pertemuan dua hari yang berakhir pada hari Selasa.

Bank of England akan mengadakan pertemuannya pada hari Kamis dan diperkirakan akan tetap mempertahankan suku bunganya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Antisipasi Pelaku Pasar

Pelaku pasar juga tengah mengantisipasi tidak adanya perubahan suku bunga pada akhir pertemuan kebijakan dua hari The Fed pada hari Rabu, namun memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 53% pada bulan Juni.

“Perubahan dalam dot plot, ekspektasi terhadap dana The Fed, menurut saya akan berperan dalam menentukan apakah emas akan kembali melanjutkan tren naiknya atau tidak,” tambah Pavilonis.

Sedangkan untuk harga perak di pasar spot turun 0,4% menjadi USD 25,06, platinum turun 1,8% menjadi USD 916,19 per ounce dan paladium turun 4,2% menjadi USD 1.031,73.

3 dari 4 halaman

Prediksi Harga Emas Dunia dan Perak Pekan Ini, Bakal Naik Berapa?

Sebelumnya, harga emas dunia diperkirakan akan berkonsolidasi di sekitar rekor tertinggi baru-baru ini, para investor mencari nilai di area lain di pasar logam mulia karena mungkin ini adalah giliran harga perak, menurut beberapa analis.

Meskipun harga emas mengalami lonjakan momentum bullish pada bulan ini, pasar perak relatif tenang, tetapi ada beberapa tanda investor akhirnya menaruh perhatian pada pasar karena rasio emas/perak tampaknya akan mengakhiri minggu ini pada titik terendah sepanjang tahun ini. 

Rasio tersebut saat ini diperdagangkan sekitar 85,50 poin, turun tajam dari 89 poin yang terlihat pada awal pekan lalu. Lantas bagaimana potensi emas dan perak pada pekan ini? 

Pasar perak menikmati kondisi terbaik karena emas dan tembaga mendorong harga lebih tinggi. Tembaga mengakhiri minggu ini pada level tertinggi dalam 10 bulan, dengan harga lebih dari USD 4 per pon.

Banyak analis mengatakan bahwa agar pasar logam mulia dapat mempertahankan momentum bullishnya saat ini, pasar perlu melihat tindak lanjut pembelian perak yang solid pada pekan ini.

 

4 dari 4 halaman

Lindung Nilai Terbaik

Direktur pendidikan perdagangan dan penelitian di Market Gauge, Michele Schneider mengatakan ia optimis terhadap emas dan perak dalam waktu dekat, namun perak tetap menjadi lindung nilai inflasi yang menarik karena permintaan industrinya.

“Apakah perak bersiap untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi gelombang kedua yang besar? Ataukah, dengan harga emas di atas USD 2.100 dan perak terlihat sangat murah, dan Anda semakin tersingkir dari kalangan terbawah?”, ujar Schneider, dikutip dari Kitco, Senin (18/3/2024).

Meskipun kedua faktor tersebut mungkin berperan, Schneider memperkirakan perak akan naik lebih tinggi sebelum mencapai potensi penuhnya.

Carsten Fritsch, analis logam mulia di Commerzbank, mencatat perak mulai menarik minat investor yang signifikan karena ETF yang didukung perak telah mengalami pertumbuhan besar dengan arus masuk besar.

“Ini sekaligus membalikkan semua arus keluar sejak awal tahun. Investor ETF mungkin melihat perak sebagai alternatif yang lebih murah dibandingkan emas. Berbeda dengan harga emas, perak masih jauh untuk mencapai rekor tertingginya,” kata Fritsch.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.