Sukses

Backlog Rumah Capai 12,7 Juta Unit, Erick Thohir Kasih PR ke BTN

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan BTN harus jadi sebuah solusi untuk perumahan masa depan anak muda. Erick juga meminta BTN melakukan percepatan dalam mengurangi tingkat backlog perumahan.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir dalam ulang tahun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) ke-74 mengatakan BTN harus jadi sebuah solusi untuk perumahan masa depan anak muda. Erick juga meminta BTN melakukan percepatan dalam mengurangi tingkat backlog perumahan. 

Erick Thohirmenuturkan tantangan hunian bagi masyarakat Indonesia akan lebih besar di masa depan. Hal ini karena sebanyak 52 persen dari total penduduk Indonesia kini tinggal di wilayah perkotaan, bukan lagi di perdesaan.

“Ketika kita bicara BTN menjadi sebuah solusi untuk perumahan masa depan anak muda ke depan. Ini benar-benar harus punya strategi besar. 800.000 rumah itu tidak cukup. Sekarang kebutuhan backlog hari ini sudah 12,7 juta rumah,” kata Erick dalam HUT ke-74 BTN dan peluncuran logo baru BTN, Minggu (3/3/2024).

Erick menjelaskan angka 1 sampai 1,5 juta ke depan ini harus menjadi terobosan. Menurutnya, Bank BTN sudah luar biasa, dari 600.000 hingga hari ini 300.000 sudah BTN lakukan.

“Tantangan tadi perjuangkan, 12,7 juta rumah adalah angka yang harus kita lakukan terus. Saya titipkan juga pada Direksi dan Komisaris untuk benar-benar membangun ekosistem solutif antara BTN, perumnas, dan pemerintah untuk mulai membangun rumah agar yang milenial bisa punya rumah,” pungkasnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Merger dengan BTN Syariah, Bank Muamalat Bakal Ganti Nama?

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir buka-bukaan rencana merger BTN Syariah dengan Bank Muamalat. Termasuk soal brand yang akan dipertahankan usai merger nantinya. Erick membidik, merger bank syariah itu diharapkan bisa memperkuat posisi bank syariah pelat merah. Dia menargetkan proses itu bisa rampung sebelum Oktober 2024, tahun ini.

Terkait brand yang dipertahankan nantinya, Erick bilang Bank Muamalat sudah dikenal oleh masyarakat. Maka, hasil penggabungan nantinya akan mempertahankan nama tersebut.

"Muamalat-nya (dipertahankan), karena Muamalat sudah punya brand," ucap Erick di Jakarta, dikutip Selasa (27/2/2024).

Erick menjelaskan, hasil merger akan membuat keduanya menjadi satu bank syariah yang besar. Dengan demikian, bisa bersaing juga dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) di industri perbankan syariah nasional.

Dia bilang, hadirnya Bank Muamalat pasca merger bisa melunturkan kesan monopoli bank syariah BUMN.

"Bagusnya gini loh, kalau BTN sama Muamalat jadi (merger) kan dia masuk 16 besar (bank di Indonesia), sehingga antara BSI dan market ada pesaing juga," jelasnya.

"Kan kita enggak boleh industri kita jadi monopolistik kan, kira harus ada balance (keseimbangan)," tegas Erick.

 

3 dari 3 halaman

Nasib Merger di Tangan Pemegang Saham

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan negosiasi merger BTN Syariah dan Bank Muamalat ada di tangan BTN dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Kementerian BUMN disebut tak terlibat langsung negosiasi itu.

Diketahui, BTN merupakan pemilik unit usaha syariah (UUS) yang biasa disebut BTN Syariah. Sementara itu, BPKH menjadi pemilik atau pemegang saham di Bank Muamalat. Maka, ketentuan merger atau tidak, dirundingkan secara business to business (B2B) oleh keduanya.

"Ya, kami kan sebenarnya kan sebagai pemegang saham BTN tidak langsung terlibat ya dalam proses negosiasi B2B. Jadi, kami memberikan lampu hijau saja pada BTN untuk bernegosiasi dengan BPKH," ujar Tiko, sapaan akrabnya, di Ancol, Jakarta Utara, dikutip Selasa (20/2/2024).

"Ya, jadi, tapi mengenai nanti kesepakatan antara BPKH dengan BTN, kami persilahkan secara B2B saja," imbuhnya.

Meski tak terlibat langsung, Tiko mengatakan pihaknya ikut memberikan masukan dalam prosesnya. Kalaupun langkah merger disepakati, Tiko menegaskan porsi pembiayaan ke UMKM tidak akan berkurang.

"Tapi kami memberikan masukan, apabila nanti memang akhirnya terjadi transaksi ini, tentunya kita (meminta) UMKM tetap menjadi fokus utama," tegas dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.