Sukses

Harga Minyak Dunia Melonjak di Tengah Ketidakpastian Gencatan Senjata Israel-Hamas

Harga emas West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan April naik USD 1,29 atau 1,66%, menjadi USD 78,87 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak bulan April naik USD 1,12 atau 1,36% menjadi USD 83,65 per barel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah naik pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta) di tengah ketidakpastian mengenai prospek gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas. Selain itu, harga minyak dunia juga dipengaruhi beberapa investor yang memperkirakan OPEC+ akan memperpanjang pengurangan produksinya setelah kuartal pertama.

Dikutip dari CNBC, Rabu (28/2/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan April naik USD 1,29 atau 1,66%, menjadi USD 78,87 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak bulan April naik USD 1,12 atau 1,36% menjadi USD 83,65 per barel.

Presiden Joe Biden mengatakan kepada wartawan di New York City pada hari Senin bahwa dia berharap gencatan senjata akan tercapai dalam perang Israel-Hamas pada tanggal 4 Maret. 

“Penasihat keamanan nasional saya memberi tahu saya bahwa kita sudah dekat – hampir tetapi belum selesai. Harapan saya adalah Senin depan kita bisa melakukan gencatan senjata," kata Biden.

"Sudah ada kesepakatan dari pihak Israel bahwa mereka juga tidak akan melakukan kegiatan selama bulan Ramadhan untuk memberi kami waktu untuk mengeluarkan semua sandera," lanjut dia.

Namun pejabat senior Hamas Ahmed Abdel Hadi mengatakan kepada Al Mayadeen, saluran berita satelit yang berbasis di Lebanon, bahwa usulan AS tidak memenuhi tuntutan kelompok militan tersebut untuk mengakhiri pertempuran secara permanen dan penarikan total Israel dari Gaza.  

OPEC+ akan segera mengambil keputusan apakah akan memperpanjang pengurangan produksinya setelah kuartal pertama. Goldman Sachs memperkirakan pengurangan akan terus berlanjut hingga kuartal kedua dengan OPEC+ secara bertahap dan menghapuskan sebagiannya secara bertahap pada kuartal ketiga, menurut catatan penelitian yang diterbitkan Senin.

“Tidak ada kemungkinan OPEC dan pemimpinnya Arab Saudi akan menyerah dan menghentikan pengurangan produksi minyak, sehingga bola kristal menunjukkan kelanjutan pemotongan jauh setelah kuartal pertama,” ungkap Direktur Pelaksana Velandera Energy Partners, Manish Raj.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Perang Israel-Hamas

Raj mengatakan kurangnya kejelasan dalam perang Israel-Hamas dan kekacauan yang sedang berlangsung dengan militan Houthi di Yaman memberi sedikit alasan bagi para pedagang untuk menjual minyak saat ini.

Militan Houthi mengatakan kepada Reuters pada hari Selasa bahwa kelompok tersebut akan mempertimbangkan kembali serangannya terhadap pelayaran internasional di Laut Merah hanya jika Israel mengakhiri agresinya di Gaza.

“(Kita) bersiap menghadapi situasi Laut Merah yang akan berlangsung hingga paruh kedua tahun ini dan memasukkan waktu transit yang lebih lama ke dalam perencanaan rantai pasokan Anda," tutup Presiden Maersk Amerika Utara Charles van der Steene.

3 dari 4 halaman

Harga Minyak Dunia Naik 1% karena Ada Potensi Gangguan Pengiriman

Harga minyak dunia naik pada perdagangan Senin karena permintaan solar di Eropa terkendala oleh sanksi Rusia dan gangguan pengiriman. Kedua masalah ini mendorong harga minyak dunia ke level yang lebih tinggi di tengah kegelisahan pasar karena produksi kilang AS dibatasi.

Mengutip CNBC, Selasa (27/2/2024), harga minyak mentah berjangka Brent ditutup dengan kenaikan 91 sen atau 1,11% ke level USD 82,53 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS berakhir naik USD 1,09 atau 1,43% ke level USD 77,58 per barel.

“Kami semua memperhatikan bahan bakar diesel,” kata John Kilduff, mitra Again Capital LLC.

Kemerosotan aktivitas penyulingan minyak AS dan gangguan terhadap perdagangan global telah memperketat pasokan solar dalam beberapa pekan terakhir, sehingga mengurangi tingginya ekspor solar AS ke Eropa pada bulan ini.

Retakan solar di AS sempat melonjak ke level tertinggi dalam empat bulan, yakni lebih dari USD 48 per barel bulan ini, sehingga menghambat peluang arbitrase untuk mengirimkan bahan bakar ke Eropa.

Komando Pusat AS menyebutkan pemberontak Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman gagal menyerang sebuah kapal tanker berbendera AS pada hari Sabtu kemarin. Kapal lain yang ditabrak pemberontak pekan lalu ditinggalkan dan terlihat bocor bahan bakarnya di Laut Merah.

"Kemungkinan gangguan ini adalah hal yang menghantui pasar ini,” kata Kilduff.

 

4 dari 4 halaman

Masalah Pasokan

Analis Price Futures Group Phil Flynn mengatakan, meskipun awal perdagangan pada hari Senin didorong oleh kekhawatiran mengenai inflasi yang terus-menerus membatasi permintaan, fokusnya beralih ke masalah yang lebih mendasar.

“Sepertinya kita kembali ke masalah sisi pasokan,” kata Flynn.

“Permintaan sangat kuat dan pada akhirnya, yang terpenting adalah pasokan dan permintaan.” tambah dia.

Pabrik penyulingan juga diperkirakan akan mulai memulihkan produksi pada bulan Maret setelah selesainya rencana perombakan pabrik di kilang-kilang AS.

Menurut data Administrasi Informasi Energi AS pekan lalu, pemanfaatan kilang di AS telah mencapai 80,6% dari kapasitas nasional selama dua minggu terakhir.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.