Sukses

Pajak dan Royalti yang Disetor IMIP ke Negara Capai Rp 15 Triliun pada 2023

Sejak diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 2015 silam, Indonesia Morowali Industrial Park terus menyumbang pajak dan royalti ke negara yang setiap tahunnya meningkat.

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menjadi awal hilirisasi nikel dalam skala besar di Indonesia. Tak hanya memberikan dampak bagi negara secara umum, pembangunan kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park juga menjadi salah satu penyebab tumbuhnya perekonomian di Sulawesi Tengah, terutama Morowali.

Dengan luas lahan hampir mencapai 3.000 hektare, mengalirlah investasi besar dengan nilai ratusan triliun rupiah. Akselerasi kawasan industri IMIP merupakan bentuk pemerataan industri di tanah air.

Media Relations Head PT IMIP Dedy Kurniawan menjelaskan, Kawasan industri IMIP juga menjadi tonggak pemerintah dalam mewujudkan program hilirisasi. Hilirisasi bertujuan meningkatkan nilai tambah bahan baku mineral di dalam negeri.

"Kawasan ini ditunjang infrastruktur yang lengkap dan modern, termasuk di dalamnya pelabuhan, bandara khusus, dan rantai produksi yang dapat mengurangi biaya produksi bagi investasi," jelas Dedy Kurniawan dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/2/2024).

Salah satu efek dari semua itu adalah kontribusi pajak dan royalti yang disetor ke negara dengan nilai yang cukup besar. Sejak diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 2015 silam, kawasan ini terus menyumbang pajak dan royalti ke negara yang setiap tahunnya meningkat. Tahun 2015 pajak dan royalti yang disetor ke negara sebesar Rp 306,8 miliar dengan nilai investasi USD 3,3 miliar.

Tak butuh waktu lama, hanya dalam 8 tahun saja, nilai pajak dan royalti yang disetor oleh IMIP ke negara bisa naik drastis, bahkan angkanya di atas Rp 15 triliun dengan nilai investasi USD 30,1 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pajak Royalti

Besaran pajak royalti yang terus meningkat itu, dapat menjadi penolong Current Account Deficit (CAD) di Tanah Air, yakni kondisi keuangan negara dengan angka pertumbuhan impor yang lebih tinggi daripada angka pertumbuhan ekspor. CAD atau transaksi defisit berjalan tidak bisa dibiarkan terlalu tinggi karena nantinya rupiah bisa tertekan karena kebutuhan dolar AS menjadi tinggi.

Lantas bagaimana dengan dampak lain yang ditimbulkan dari hilirisasi nikel yang diakibatkan oleh kawasan industri IMIP? Untuk serapan tenaga kerja, kawasan ini telah menyerap tenaga kerja dengan jumlah telah mencapai 90.000 orang. Ini tentu saja akan memengaruhi pendapat negara dalam bentuk pajak yang lain. Misalnya saja, pajak penghasilan atau PPh 21 dan hal lain yang ditimbulkannya.

Dampak lain yang ditimbulkan adalah naiknya PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan pajak daerah dari sebuah daerah tempat industri itu berada.

 

3 dari 3 halaman

Pendapatan Asli Daerah

Data yang diperoleh dari Badan Pendapatan Daerah Morowali, Oktober 2023, sejak kawasan industri IMIP beroperasi, PAD Morowali juga terus mengalami peningkatan. Bahkan terkadang selalu melebihi dari target yang telah ditentukan.

Misalnya saja, di tahun 2018, target pendapatan Morowali berada di angka Rp 1,296 triliun dan realisasinya sebesar Rp 1,094 triliun. Sementara target PAD Rp 350,222 miliar dan realisasinya Rp 181,232 miliar. Pajak daerah targetnya Rp 95,775 miliar dan realisasinya Rp 45,496 miliar. Selain itu, retribusi daerah ditargetkan Rp 80,241 miliar dan realisasinya Rp 74,914 miliar.

Berselang lima tahun kemudian, pada tahun 2022, PAD Morowali naik di angka yang cukup tinggi. Pada tahun itu, target pendapatan Morowali Rp 1,405 triliun dan realisasinya sebesar Rp 1,617 triliun.

Target PAD Rp 412,340 miliar dan realisasinya Rp365,423 miliar. Pajak daerah targetnya Rp 155,022 miliar dan realisasinya Rp 193,914 miliar. Retribusi daerah ditargetkan Rp 197,207 miliar dan realisasinya Rp 90,515 miliar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini