Sukses

Hidrogen Hijau 4 Kali Lipat Lebih Murah dari BBM, Begini Hitungannya

PT PLN (Persero) tengah menyiapkan hidrogen hijau sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang empat kali lebih murah dari BBM. Selain itu, green hydrogen juga diklaim lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi.

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) tengah menyiapkan hidrogen hijau sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang empat kali lebih murah dari BBM. Selain itu, green hydrogen juga diklaim lebih ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, saat ini 21 pembangkit milik PLN telah mengeluarkan produksi 199 ton hidrogen hijau per tahun. Perseroan juga turut membangun hydrogen production di pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

"Ada tambahan sekitar 4,3 ton per tahun (hidrogen hijau dari PLTP Kamojang). Jadi totalnya ada 203 ton green hydrogen dari 22 pembangkit kami yang diproduksi oleh PLN," ujar Darmawan saat meresmikan pilot project Hydrogen Refueling Station (HRS) Senayan di Jakarta, Rabu (21/2/2024).

"Kebutuhan dari PLN untuk pendinginan pembangkit kami hanya 75 ton. Artinya ada 128 ton green hydrogen yang bisa digunakan untuk sektor transportasi," terang dia.

Lebih lanjut, Darmawan juga membuat perbandingan antara menggunakan BBM dan hidrogen hijau. Ia menyebut ongkos pemakaian green hydrogen jauh lebih murah dari penggunaan BBM yang sebesar Rp 1.300 per km.

Tak hanya itu, bahan bakar bertenaga hidrogen hijau juga lebih hemat dibanding kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Dengan perbandingan, tarif home charging sebesar Rp 350-400 untuk jarak tempuh 1 km, sementara ultra fast charging Rp 555 per km.

"Berapa biaya menggunakan hidrogen kalau menggunakan hidrogen refueling station yang ada di sini? Biayanya hanya sekitar Rp 276 saja per km. Coba bandingkan dengan biaya menggunakan BBM, Rp 1.300 per km. Ini yang jelas, satu, BBM ada sebagian yang diimpor, kalau ini semuanya produk dalam negeri," ungkapnya.

Produksi PLN

Darmawan mengabarkan, dengan tingkat produksi 128 ton per tahun, PLN bisa menyediakan energi untuk 438 mobil per tahun. Selain murah, hidrogen hijau juga disebutnya bisa mengurangi konsumsi BBM, 1,59 juta liter per tahun, hingga kontribusi terhadap penurunan emisi 4,15 juta kg CO2 per tahun.

"Sementara kalau BBM, 1 liter bensin emisi CO2 adalah 2,4 kg. Jadi untuk 1 km adalah sekitar 240 gram. Kalau ini emisinya adalah nol karena menggunakan green hydrogen," imbuh Darmawan.

"Jadi saya melihatnya energi impor digeser menjadi energi domestik, energi mahal menjadi murah, energi dengan emisi gas rumah kaca tinggi menjadi emisi gas rumah kaca yang sangat rendah," pungkas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PLN Resmikan SPBU Hidrogen Hijau Pertama Indonesia di Senayan

PT PLN (Persero) meresmikan pilot project Hydrogen Refueling Station (HRS) atau SPBU Hidrogen Hijau milik PLN Indonesia Power di Senayan, Jakarta, Rabu (21/2/2024).

Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan, pilot project SPBU Hidrogen Hijau Senayan ini merupakan upaya perseroan bersama anak usaha untuk menjemput transisi energi di sisi hilir. 

"Kita membangun hydrogen refueling station, dan juga di sini ada Hydrogen Center. Saya yakin lewat peresmian ini PLN menunjukan karya nyata dan bukti konkret energi hidrogen adalah keniscayaan bagi Indonesia," ujarnya. 

Tak hanya HRS dan Hydrogen Center, PLN di tempat yang sama juga membangun charger electric vehicle berbasis hidrogen yang memiliki fungsi sama dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Di sana juga dibangun Hydrogen Gallery Room sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia.

Ke depan, Darmawan melanjutkan, PLN juga bakal terus berkolaborasi dengan pemerintah dan pelaku industri untuk mendorong penggunaan hidrogen. Selain lebih hijau, pemakaian hidrogen juga lebih hemat biaya dari BBM. 

"Bisa kita melakukan pilot project bergeser menjadi yang berbasis pada energi baru terbarukan. Yang lebih murah, yang emisi gas rumah kacanya juga jauh lebih rendah," ungkap dia. 

 

 

3 dari 3 halaman

Pilot Project

Pada saat yang sama, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P Hutajulu pun mengapresiasi peluncuran pilot project Hydrogen Refueling Station yang dilakukan PLN.

"Kita barusan melakukan sesuatu yang di luar perkiraan kita. Ada breakthrough dari PLN. Terima kasih PLN," ucap Jisman. 

Menurut dia, hidrogen hijau merupakan sumber energi hijau kelas atas yang telah melalui berbagai proses. Itu dihasilkan dari sumber listrik berbasis energi baru terbarukan (EBT). 

"Ada energi baru yang kita kenal dengan nama hidrogen. Kalau tak salah ini ada di mana-mana, dari H20 dipisahkan jadi O2. Ini perlu energi listrik. Ini yang perlu disiapkan," ujar Jisman. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.