Sukses

Pendapatan Pariwisata China Melonjak 47% Selama Libur Tahun Baru Imlek 2024

Lonjakan pendapatan pariwisata China saat libur Tahun Baru Imlej berkat kenaikan perjalanan domestik di tengah libur yang lebih lama dari biasanya.

Liputan6.com, Jakarta - Pendapatan pariwisata di China selama libur Tahun Baru Imlek yang berakhir pada Sabtu, 17 Februari 2024. Pendapatan pariwisata itu melonjak 47,3 persen year on year (YoY), dan melampaui tingkat pada 2019.

Dikutip dari Channel News Asia, Senin (19/2/2024), lonjakan pendapatan itu berkat kenaikan perjalanan domestik di tengah libur yang lebih lama dari biasanya, demikian ditunjukkan dari data resmi pada Minggu, 18 Februari 2024.

Data tersebut mungkin dapat memberikan bantuan sementara bagi pengambil kebijakan karena negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini menghadapi risiko deflasi di tengah melemahnya permintaan konsumen. Namun, keberlanjutan peningkatan pariwisata masih belum pasti dan pendapatan pariwisata per perjalanan masih berada di bawah tingkat sebelum pandemi COVID-19.

Selama liburan itu yang dikenal sebagai migrasi tahunan terbesar di dunia, tempat-tempat wisata di seluruh negeri dipadati pengunjung dalam jumlah besar.

Belanja pariwisata melonjak 47,3 persen menjadi 632,7 miliar yuan atau USD 87,96 miliar dibandingkan periode liburan yang sama pada 2023, berdasarkan data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Jumlah perjalanan domestik yang dilakukan pada libur tahun ini tumbuh 34,3 persen dibandingkan tahun lalu yakni sebanyak 474 juta.

Dibandingkan dengan libur Tahun Baru Imlek pada 2019 sebelum pandemi COVID-19 melanda China, belanja pariwisata domestik naik 7,7 persen dan perjalanan domestik meningkat 19 persen.

Namun, libur tahun 2024 berlangsung selama delapan hari, satu hari lebih lama dibandingkan libur Tahun Baru Imlek pada 2019.

Kementerian tidak memberikan rincian pengeluaran pariwisata per perjalanan, tetapi menurut perhitungan Reuters, berdasarkan data kementerian, rata-rata pengeluaran per perjalanan selama liburan 2024 mencapai 1.335 yuan, turun 9,5 persen dari 1.475 yuan per perjalanan pada 2019.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Catatan Goldman Sachs

Dalam sebuah catatan, analis Goldman Sachs menuturkan, data pariwisata domestik selama libur Tahun Baru Imlek membaik dibandingkan liburan tahun baru awal tahun ini dan the National Day Golden Week pada Oktober lalu. Akan tetapi, pendapatan pariwisata per individu melemah dan tetap di bawah perkiraan sebelum tingkat pandemi.

Analis menyebutkan, hal tersebut menunjukkan penurunan konsumsi masih banyak terjadi.

Libur tersebut juga disebut Festival Musim Semi, secara tradisional saat ratusan juta orang kembali ke kampung halaman melalui jalur udara, jalan darat, dan kereta api untuk kembali berkumpul dengan anggota keluarga.

Untuk perjalanan internasional, China mencatat sekitar 13,52 juta perjalanan masuk dan keluar selama liburan naik 2,8 kali lipat dari periode liburan yang sama tahun lalu, menurut the National Immigration Administration.

Total perjalanan masuk-keluar selama liburan kembali mencapai 90 persen dari tingkat 2019, menurut pemerintah.

Selain pendapatan yang meningkat, regulator China juga mencatat rekor tertinggi baru untuk menonton film. Pendapatan box office di China melampaui 8 miliar yuan atau USD 1,11 miliar. Hal ini menunjukkan menonton film menjadi salah satu kegiatan hiburan terpopuler selama liburan.

Ekonomi China telah hadapi berbagai tantangan termasuk penurunan properti dan lesunya permintaan sejak tahun lalu yang memaksa pengambil kebijakan untuk memangkas suku bunga sehingga memacu pertumbuhan bahkan ketika banyak negara maju fokus pada upaya mengendalikan inflasi yang sangat tinggi.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               

3 dari 5 halaman

Sambut Tahun Baru Imlek 2024, China Bakal Cetak Rekor Perjalanan Mudik

Sebelumnya diberitakan, perjalanan melintasi China meningkat dalam beberapa hari terakhir saat jutaan warga menaiki kereta api dan pesawat serta menerjang jalan yang padat lalu lintas. Pejabat pemerintah China prediksi, perjalanan bakal cetak rekor 9 miliar perjalanan menjelang Tahun Baru Imlek.

Dikutip dari CNN, ditulis Sabtu (10/2/2024), stasiun kereta api, bandara, dan jalan raya dipenuhi oleh wisatawan yang membawa koper, bekal dan hadiah untuk anggota keluarga dalam beberapa hari terakhir seiring periode perjalanan yang sibuk atau disebut chunyun yang dimulai akhir bulan lalu berjalan lancar.

Sebagian besar perjalanan “chunyun” melibatkan pekerja yang meninggalkan kota-kota besar yang makmur di China dan kembali ke kampung halaman di kota-kota kecil, daerah pedesaan untuk merayakannya bersama keluarga dan teman-teman selama delapan hari libur umum yang banyak di antaranya diperpanjang.

Pada 2024, Tahun Naga menurut kalender zodiak China, menandai kembalinya perjalanan normal untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19.

Pengendalian COVID-19 di China membatasi pergerakan orang di seluruh negeri sejak 2020. Liburan tahun lalu terjadi hanya beberapa minggu setelah tindakan tersebut dicabut, tetapi bertepatan dengan gelombang infeksi yang mempersulit perjalanan.

Pada 2024, pelancong bertekad untuk kembali bertemu orang terkasih, meski badai salju dan hujan di wilayah timur dan tengah di China pada awal pekan ini telah menganggu jadwal penerbangan dan kereta api serta menyebabkan pengendara terjebak selama berjam-jam di jalan raya yang bersalju.

“Festival musim semi adalah festival penting bagi masyarakat China. Orang-orang lebih bersemangat untuk pulang ke rumah untuk bertemu keluarga mereka, dan mengadakan reuni keluarga,” ujar seorang pekerja Beijing bermarga Luo kepada CNN.

4 dari 5 halaman

Perjalanan Bakal Melonjak Signifikan

Perjalanan akan meningkat signifikan pada 2024. Pihak berwenang bulan lalu prediksi populasi China yang berjumlah 1,4 miliar jiwa akan melakukan 9 miliar perjalanan selama periode perjalanan liburan 40 hari yang dimulai pada 26 Januari.

Data awal yang dirilis pekan ini menunjukkan kenaikan perjalanan sedang terjadi. Pada Selasa, tiga hari jelang Tahun Baru Imlek, ketika keluarga biasanya berkumpul untuk makan bersama, wisatawan melakukan 2,2 juta perjalanan udara dan 12,9 juta perjalanan dengan kereta api.

Keduanya menandai peningkatan yang signifikan dibandingkan jumlah perjalanan sebelum pandemi COVID-19 dengan peningkatan jumlah penerbangan sebesar 17 persen dan jumlah perjalanan kereta api sebesar 23 persen dibandingkan periode perjalanan serupa pada 2019, menurut otoritas transportasi.

Secara keseluruhan, lebih dari 232 juta perjalanan dilakukan pada hari itu, dengan angka serupa yang tercatat pada Rabu dan Kamis.

 

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

5 dari 5 halaman

Bakal Genjot Konsumsi

Data lokal juga menunjukkan lonjakan. Pada Jumat pekan ini, stasiun kereta api utama Shanghai diperkirakan dapat menampung sekitar 475.000 penumpang, melonjak lebih dari 61 persen dibandingkan 2019, menurut The Paper.

Selain itu, volume penerbangan domestik selama pekan pertama naik sekitar 15 persen dibandingkan periode sama pada 2019.

Dalam catatan ekonom HSBC pada Kamis ini menyebutkan, banyaknya perjalanan wisata dapat mendorong permintaan konsumsi yang lebih tinggi selama liburan.

Namun, China merayakan Tahun Baru Imlek di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai masa depan ekonomi, yang telah terguncang oleh krisis pasar properti, pasar saham, ekspor melemah dan tingginya pengangguran kaum muda selama setahun terakhir.

Gejolak di pasar saham membayangi beberapa minggu menjelang hari raya. Dua indeks acuan mencatat koreksi terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pada 2023, bursa saham China mencatat kinerja terburuk di dunia.

Pemerintah telah berupaya keras kembali hidupkan kepercayaan masyarakat dan investor. China memecat regulator pasar saham utamanya pada Rabu pekan ini saat kapitalisasi pasar saham susut dalam beberapa tahun terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini