Sukses

Real Estat dan Perbankan AS Loyo, Menkeu Janet Yellen: Masih Bisa Diatasi

Eksposur industri real estat terhadap bank-bank besar cukup rendah, tetapi mungkin ada bank-bank kecil yang mengalami tekanan terkait dengan tingginya tingkat kekosongan gedung perkantoran, tingginya suku bunga, dan penurunan valuasi.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Amerika Serikat (AS) tengah menghadapai tantangan baru, kali ini di sektor real estat dan perbankan yang tidak bergairah. Hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh kepada ekonomi secara keseluruhkan. 

Melansir CNN Business, Jumat (9/2/2024) Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengungkapkan bahwa tingginya kekosongan real estat komersial diperkirakan akan menimbulkan tekanan bagi bank-bank kecil. Namun menurutnya, hal tersebut tidak menimbulkan risiko sistemik terhadap sistem keuangan AS.

Yellen mengatakan kepada anggota parlemen AS bahwa eksposur terhadap bank-bank besar cukup rendah, tetapi mungkin ada bank-bank kecil yang mengalami tekanan terkait dengan tingginya tingkat kekosongan gedung perkantoran, tingginya suku bunga, dan penurunan valuasi.

“Jelas akan ada tekanan dan kerugian yang terkait dengan hal ini,” ungkap Yellen.

“Bagi beberapa bank, hal ini akan menjadi kekhawatiran, namun secara keseluruhan, sistem ini memiliki permodalan yang baik,” katanya, seraya mencatat bahwa, secara keseluruhan, sistem keuangan AS dalam kondisi baik.

Awal pekan ini, Yellen memperjuangkan pemulihan ekonomi AS dari pandemi serta upaya regulator untuk mencegah potensi bank run pada musim semi lalu setelah kegagalan mendadak Silicon Valley Bank.

Pada hari Selasa, Yellen mengatakan bahwa dirinya memiliki kekhawatiran tentang kondisi real estate komersial saat ini.

Dia mencatat bahwa tingkat suku bunga yang lebih tinggi dan meningkatnya tingkat kekosongan di gedung perkantoran telah menyebabkan masalah, terutama ketika pinjaman real estat telah jatuh tempo.

Masalah-masalah yang terjadi di kota-kota dengan tingkat kekosongan yang tinggi, menurut Yellen, “akan memberikan banyak tekanan pada pemilik properti tersebut.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bisa Diatasi

Tetapi Menkeu AS juga optimis, masalah ini dapat diatasi. “Dewan juga memantau dengan cermat lembaga-lembaga perbankan non-tradisional, khususnya pemberi pinjaman hipotek non-bank,” jelasnya.

Dia mencatat bahwa, tidak seperti lembaga keuangan tradisional, perusahaan hipotek non-bank tidak memiliki akses terhadap simpanan, lebih bergantung pada pembiayaan jangka pendek, berisiko kehilangan batas kredit di masa-masa sulit dan tidak memiliki akses ke jendela diskon The Fed ( yang merupakan wahana bank sentral untuk memberikan pinjaman langsung kepada bank).

“Mereka cenderung memiliki modal yang sangat terbatas dan kapasitas menyerap kerugian, dan hak pembayaran hipotek merupakan aset yang kurang likuid,” jelas dia.

 

3 dari 3 halaman

Optimis pada Perkembangan Ekonomi AS

Selain itu, Janet Yellen juga kembali menyoroti bagaimana inflasi AS melambat sementara upah terus meningkat.

“Harga-harga tidak lagi naik dengan cepat,” katanya, seraya menambahkan bahwa kenaikan upah yang melebihi inflasi.

“Hal ini berarti bahwa pekerja rata-rata di Amerika Serikat dapat membeli sekeranjang barang yang sama pada tahun 2019 dan masih memiliki sisa USD 1.400 untuk dibelanjakan atau ditabung,” ucap Yellen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini