Sukses

Awas, Indonesia Bisa Kesalip Vietnam dan Filipina Jadi Negara Maju

Kementerian PPN/Bappenas kembali memperingatkan, Indonesia bakal tersalip oleh Vietnam dan Filipina jadi negara maju jika tidak cepat-cepat mempersiapkan diri menjadi negara maju.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian PPN/Bappenas kembali memperingatkan, Indonesia bakal tersalip oleh Vietnam dan Filipina jadi negara maju jika tidak cepat-cepat mempersiapkan diri menjadi negara maju.

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati mengatakan, Kementerian PPN/Bappenas memang telah menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 agar Indonesia bisa masuk sebagai negara maju.

Namun, upaya itu harus lebih digiatkan lantaran dua negara tetangga di ASEAN tengah bersiap untuk melangkahi Indonesia.

"Banyak target, intinya adalah kita mau tumbuh setinggi-tingginya. Karena kalau enggak, Filipina akan jadi negara maju by 2038. Vietnam juga will be part of negara maju di 2042," ujar dia dalam sesi bincang-bincang ESG Gathering di Restoran Kembang Goela, Jakarta, Kamis (1/2/2024).

"Jadi kita memang harus compete dan accelerate. Jadi pastiin, circle economy harus fit, transisi energi juga harus fit," tegas Vivi.

Menurut dia, transformasi ekonomi dan energi menuju ke arah yang lebih hijau jadi satu keharusan. Pasalnya, isu perubahan iklim (climate change) jadi hal yang tak bisa dihindari.

Upaya itu bahkan sudah dimandatkan oleh Konvensi Kerangka Kerja Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFCCC).

"Poinnya adalah, we will go, we will grow, but green. Ini sudah dimandatkan juga di dalam UNFCCC untuk integrating climate change mitigation efforts di dalam national development plan," desak Vivi.

"Sehingga jadi reference bagi sektor dan local government untuk mendetilkan, cascading program dan activities-nya," pungkas dia.

Merujuk catatan Bappenas, realisasi visi Indonesia Emas 2045 bisa tercermin lewat 5 tujuan utama. Pertama, pendapatan per kapita sebesar USD 30.300. Kemudian, angka kemiskinan menuju 0 persen dan memangkas ketidaksetaraan.

Berikutnya, Indonesia wajib mendongkrak kepemimpinan dan pengaruh di sektor global, meningkatkan daya saing sumber daya manusia, sampai mereduksi intensitas emisi gas rumah kaca hingga 93,5 persen di 2045.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terbongkar, Ini Kunci Indonesia Jadi Negara Maju

Sebelumnya,  Bangsa Indonesia tengah dihadapkan dengan waktu-waktu krusial. Setelah keluar dari pandemi Covid-19 yang memporak-porandakan ekonomi dunia, kini Indonesia segera dihadapkan dengan tahun politik 2024. Periode ini akan sangat menentukan dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, saat ini dunia sedang dilanda perang ekonomi. Indonesia tidak boleh terjebak dalam hal itu. Oleh karena itu, hilirisasi digital menjadi salah satu cara yang bisa dimasifkan.

"Hilirisasi digital adalah salah satu ide terbaru dan sangat menarik setelah saya mendengarkan apa yang di paparkan oleh Julio dan harus segera diproyeksikan," kata Bahlil dalam diskusi bertajuk 'Hilirisasi Untuk Negeri' dikutip Selasa (12/12/2023).

Melalui konsep ini, anak-anak muda yang terjun dalam dunia bisnis, bisa membangun jaringan seluas mungkin. Komoditas bisnis yang dijalankan tidak perlu langsung dalam skala besar.

Melalui hilirisasi digital ini diharapkan mampu menjembatani bangsa ini menuju Indonesia Emas 2045. "Kita harus percaya Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi untuk menjadikan negara ini menjadi negara maju," jelas Bahlil.

Sementara, Ketua Dept Perdagangan DPP Gempar Indonesia, Julio Ekspor menambahkan, hilirisasi di kalangan anak muda adalah suatu proyek kerja sama dengan pemerintah yang nemiliki potensi besar. Meski begitu, proyek ini bisa dilakukan secara simpel.

Konsep Hilirisasi

"Untuk membangun suatu bangsa yang besar harus melalui edukasi. Pengertian konsep hilirisasi yang sebenarnya bisa dimulai dari hal-hal sederhana, contohnya melalui ekspor dari hal-hal terkecil bisa menghasilkan suatu dampak yang luar biasa," kata Julio.

CEO Bisa Ekspor ini mengayakan, paradigma tanam dan jual masih begitu melekat dalam dunia ekspor. Padahal ada hal lain yang penting, yakni perlunya edukasi dengan cara mengeksplore konsep hilirisasi secara sederhana untuk UMKM. 

"Sehingga hilirisasi sederhana untuk ekspor bisa menambah devisa negara dengan dukungan dari pemerintah," pungkas Julio.

3 dari 3 halaman

Indonesia Mimpi Jadi Negara Maju 2045, Ganjar Pranowo: Ekonomi 7% Jangan Ditawar!

Calon Presiden Ganjar Pranowo mengungkap syarat penting agar Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045 mendatang. Dia menekankan pada tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.

Hal ini diungkapkan Ganjar Pranowo dihadapan para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Dia pun mengajak para pengusaha itu untuk terlibat dalam meningkatkan rasio pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kalau kita di 2045 mau benar- benar menjadi negara maju, (pertumbuhan ekonomi) 7 persen jangan ditawar pertumbuhannya. Caranya bagaimana? Ayo, minimal kalau gitu, 8 (persen perutumbuhan ekonomi) boleh," ujarnya dalam Dialog Apindo Capres 2024, di Jakarta, Senin (11/12/2023).

Dia menjelaskan, guna mengerek pertumbuhan ekonomi tersebut, setidaknya ada 2 hal penting. Pertama, soal ekonomi digital. Kedua, peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM).

Poin selanjutnya, adalah soal industrialisasi yang terjadi di Indonesia. Konsepnya adalah biaya rendah, regulasi yang mudah serta buruh tak gelisah.

"Maka kalau kita bicara, kita mau tumbuh ekonomi 7 persen itu kalau industriliasasinya bernilai tambah, dan investasi ini membuka lapangan kerja. Tugas kami adalah menyiapkan SDM yang baik," ungkap Ganjar.

"Termasuk didalamnya nanti kami punya satu program bahaimana caranya biar si miskin itu juga bisa melompat, kelompok perempuan bisa melompat, penyandang disabilitas bisa melompat dengan pendidikan. Jangan ditawar pendidikan gratis ini, jangan pernah ditawar berapapun," tegasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini