Sukses

Rupiah Melemah ke 15.556 per Dolar AS di Tengah Penantian Neraca Perdagangan

Untuk perdagangan hari ini, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto memproyeksikan rentang pergerakan rupiah masih akan relatif tidak terlalu besar, antara 15.525 per dolar AS hingga 15.575 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Pelemahan rupiah ini terjadi di tengah penantian pelaku pasar akan angka neraca perdagangan Desember 2023.

Pada Senin (15/1/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta turun enam poin atau 0,04 persen menjadi 15.556 per dolar AS dari sebelumnya 15.550 per dolar AS.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menjelaskan, nilai tukar rupiah dibuka melemah di tengah proyeksi surplus neraca perdagangan Indonesia.

"Saat ini pergerakan rupiah masih didominasi oleh sentimen global, namun pasar juga menunggu rilis data dari domestik, yaitu neraca perdagangan," kata Rully Arya Wisnubroto dikutip dari Antara. 

Untuk neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2023, yang juga akan memberikan gambaran perdagangan internasional Indonesia, Rully memperkirakan surplus masih akan tetap solid, meski menurun dibanding November 2023, yaitu sebesar 1,95 miliar dolar AS dari 2,4 miliar dolar AS di November 2023.

Dari sisi global, pasar masih menunggu sinyal dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed), terkait dengan arah kebijakan suku bunga acuan atau Federal Funds Rate (FFR) ke depan.

Untuk perdagangan hari ini, Rully memproyeksikan rentang pergerakan rupiah masih akan relatif tidak terlalu besar, antara 15.525 per dolar AS hingga 15.575 per dolar AS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Aliran Modal Asing keluar Indonesia Capai Rp 1,61 Triliun di Pekan Kedua Januari 2024

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada pekan kedua Januari 2024. Namun jika dihitung sejak awal 2024, tercatat masih lebih banyak modal asing yang masuk ke Indonesia.

Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, berdasarkan data transaksi 8 – 11 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp 1,61 triliun.

“Terjadi  jual neto Rp 3,21 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp 0,48 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Dengan begitu terjadi jual neto Rp 1,61 triliun,” kata dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/1/2024).

Erwin melanjutkan, selama 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 11 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp 3,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp 5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp 7,22 triliun di SRBI.

Dengan melihat realisasi angka ini, investor asing atau modal asing masih mempercayai pasar keuangan di Indonesia karena lebih banyak aliran modal asing masuk dibanding dengan keluar.

 

3 dari 3 halaman

Premi CDS Indonesia

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata dia.

Sedangkan Premi CDS  Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 sebesar 72,48 bps, turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.

Untuk nilai tukar rupiah ditutup pada level (bid) 15.545 per dolar AS dan Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,70%. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini