Sukses

Harga Gula Naik, Kemenperin Bongkar Penyebabnya

Kemenperin mencatat adanya kenaikan harga gula di tingkat global. Namun, harga gula naik itu dinilai tidak mengganggu industri di dalam negeri.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat adanya kenaikan harga gula di tingkat global. Namun, harga gula naik itu dinilai tidak mengganggu industri di dalam negeri.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan harga gula internasional memang mengalami peningkatan cukup tinggi dibandingkan dengan tahun 2022. Tapi, kata dia, hal ini tidak mengganggu industri makanan, minuman, hingga farmasi di Indonesia.

"Di 2022 itu rata-rata sekitar 18 sen (AS) per pon, 2023 ini meningkat menjadi 28 (sen AS) per pon," kata dia dalam Rilis Indeks Kepercayaan Industri (IKI), Kamis (27/12/2023).

Dia mencatat, peningkatan harga itu tidak berpengaruh lantaran di Indonesia tengah mengalami anomali. Menurutnya, ada upaya dari Kemenperin bersama pelaku usaha untuk memastikan bahan baku yang ada di dalam negeri bisa cukup.

"Saat ini 2023, ini semuanya baik-baik saja. Jadi tidak ada perusahaan yang mengatakan bahwa dia kekurangan bahan baku," tuturnya.

Dia mengatakan, sejak 2022 sudah dilakukan penguatan stok. Tak hanya bagi sektor industri, tapi juga menyasar gula konsumsi masyarakat.

"Memang di dunia terjadi peningkatan harga gula tapi di Indonesia ini ibu rumah tangga yang paling menikmati tak ada peningkatan. Jadi saya koordinasi juga dengan asosiasi konsumen tapi tak ada kenaikan kenaa bisa lakukan itu karena di 2022 kita mengeluakan stok untuk gula industri ada di carry over dari 2022 ke 23 sedangkan gula konsumsi kita perkuat volume stok nya," bebernya.

Aman Hingga Pemilu 2024

Lebumih lanjut, Putu memastikan stok gula nasional juga tetap akan bisa mencukupi kebutuhan kedepannya. Misalnya, adanya momen Tahun Baru 2024 hingga pesta demokrasi seperi Pemilu 2024.

Putu bilang, meski ada badai El Nino beberapa waktu belakangan, produksi gula nasional disebut tak mengalami penurunan yang signifikan. Sehingga masih bisa memenuhi kebutuhan infustri dan konsumsi nasional.

"Sehingga kita harap, meski kedepan ini, minggu ini ada Nataru dan 2 bulan kedepan kita punya 2 pesta demokrasi, saya pikir ini bahan baku ini sudah terjaga dengan bagus. Bahan baku industri termasuk di gula itu sudah berproses dengan bagus sehingga kebutuhannya akan bisa dipenuhi," pungkasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Stok Gula Nasional

Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi memastikan stok gula cukup dan aman hingga akhir tahun 2023. Namun, ia menyebut harga gula dunia terus mengalami peningkatan yang disebabkan beberapa faktor.

Ia menjelaskan harga gula yang meningkat tersebut disebabkan oleh kenaikan harga produksi on farm maupun off fam, penurunan produksi akibat climate change, serta retriksi eskpor dari beberapa negara produsen gula

Arief menuturkan peningkatan harga dunia ini tentu berdampak besar pada harga nasional, karena dari kebutuhan 3,2 juga ton per tahun, produksi dalam negeri hanya sekitar 2,2 juta ton per tahun. Sehingga 30 persen kebutuhan gula di Indonesia masih bergantung dari pasokan luar negeri.

"Oleh karena itu dalam upaya penyesuaian harga acuan pembelian dan penjualan gula, Bapanas selalu melibatkan stakeholder dari hulu hingga hilir agar terbentuk harga yg wajar baik ditingkat produsen maupun konsumen," ujar Arief dalam acara Nasional Sugar Summit 2023, Jakarta, Rabu (13/12).

 

3 dari 3 halaman

Perkuat Riset

Dalam mendukung pencapaian tujuan tersebut diperlukan perkuatan riset untuk varietas-vieritas unggul, mempermudahkan akses petani terhadap sarana produksi, meningkatkan produktivitas tebu, dan rendemen serta menjaga kebijakan harga yang berkelanjutan bagi para produsen.

"Kementerian Pertanian juga sudah menyiapkan strategi peningkatan produktivitas di on farm dan peningkatan efisiensi di off fram. Selain itu Presiden Jokowi juga mendukung perluasan lahan tebu hingga 6000 hektar pada KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Merauke. Tentu hal ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini