Sukses

Momentum Transisi Ekonomi, Indonesia Bisa Apa?

Meski corak transisi ekonomi yang berbeda tiap negara, tapi ada satu hal yang bisa dilakukan secara umum. Yakni, adanya inovasi yang perlu digenjot oleh setiap negara.

Liputan6.com, Jakarta - Dunia saat ini tengah berada pada momentum transisi ekonomi yang cukup besar. Lompatan tingkat ekonomi ini dinilai perlu ditangkap secara bijak.

Dean of the Stanford Doerr School of Sustainability, Arun Majumdar menilai bahwa setiap negara memiliki corak yang berbeda ketika menjalani masa transisi ekonomi. Termasuk, transisi ekonomi yang juga akan dilalui oleh Indonesia.

"Apa rencana sebenarnya untuk sampai ke sana? Dan menurut saya dalam semua transisi ini, jalan yang ditempuh Indonesia akan berbeda dengan Belgia, misalnya, itu sangat berbeda," kata dia saat menjadi pembicara di Indonesia Sustainability Forum 2023, di Park Hyatt, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Dia menyampaikan, meski ada corak yang berbeda tiap negara, tapi ada satu hal yang bisa dilakukan secara umum. Yakni, adanya inovasi yang perlu digenjot oleh setiap negara.

Arun menilai, langkah inovasi bisa jadi upaya yang tepat untuk membedakan masa transisi kali ini dengan pola di abad ke-20.

"Sangat penting, karena kita tidak bisa mengikuti model pembangunan abad ke-20. Itulah yang membawa kita ke dalam masalah ini," ungkapnya.

Selain adanya inovasi, Arun menyoroti soal kemampuan dari sumber daya manusia (SDM) di semua sektor. Orang-orang perlu untuk meningkatkan keterampilannya di masa perekonomian baru.

"Jadi ada jalur transisi tidak hanya pada generasi muda yang bersekolah saat ini, namun juga pada orang-orang yang bekerja, mereka perlu melakukan transisi, jika tidak, mereka bisa kehilangan pekerjaan," urainya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Komputasi Awan 5 Kali Lebih Ramah Lingkungan

Diberitakan sebelumnya, sistem komputasi awan atau cloud menjadi pilihan dalam kerja-kerja perusahaan. Amazon Web Services mencatat, kegiatan perusahaan menjadi 5 kali lipat lebih ramah lingkungan ketika menggunakan cloud.

Regional Head of Energy and Environmental Policy in APAC, Amazon Web Services Ken Haig mengatakan, penerapan Artificial Intelligent (AI) dalam sistem komputasi cloud membuat perusahaan makin efisien. Ini mendorong efisiensi dari penggunaan daya dari operasional perusahaan.

"Kami perlu memastikan bahwa kami menempatkan sebanyak mungkin beban kerja tersebut di lingkungan yang paling efisien. Dan itulah yang dimaksud dengan awan. Jadi komputasi awan, pusat data, dan pusat data AWS, khususnya, terbukti lima kali lebih efisien dibandingkan rata-rata pusat data lokal organisasi perusahaan di Indonesia," paparnya dalam panel Technology and Human Capital Enablers to Pave the Path to Sustainable Growth, di Indonesia Sustainable Forum 2023, di Park Hyatt, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

 

3 dari 4 halaman

Efisiensi Bisnis

Dia menyebut ini menjadi efisiensi bisnis yang cukup besar. Menurut Ken, rata-rata perusagaan atau organisasi berharap bisa mengurangi 80 persen beban kerja ketika menggunakan cloud.

"Mereka akan mengharapkan pengurangan hampir 80 persen dalam penggunaan energi dan emisi terkait dari menjalankan beban kerja tersebut hanya dengan melakukan migrasi tersebut. Jadi itu dampaknya besar," paparnya.

Ken Haig menyampaikan, pihaknya terus juga mendorong penggunaan energi lainnya bersumber dari energi bersih. Tujuannya, tidak lain untuk memastikan operasional perusahaan berjalan sekaligus ramah terhadap lingkungan.

"Selain itu, untuk sisa penggunaan energi yang kami miliki, kami berjanji untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan," tegasnya.

 

4 dari 4 halaman

Sustainable Infrastructure

Lebih lanjut, Ken menyinggung soal sustainable infrastructure atau infrasktruktur yang berkelanjutan. Menurutnya, layanan yang diberikan AWS dalam komputasi awan menjawab hal tersebut.

Dia mengklaim, AWS menyediakan langkah paling efisien dari beban kerja perusahaan. Kemudian, dia juga memastikan para pelanggan cloud AWS bisa menggunakan ruang seefisien mungkin dari beban kerjanya.

"Jadi kami memiliki seluruh tim arsitek solusi yang akan bekerja dengan pelanggan kami, untuk mencoba dan menemukan cara agar mereka dapat mengatur beban kerja mereka agar seefisien mungkin," tegasnya.

"Dan hal ini sama-sama menguntungkan karena memungkinkan kami mengalokasikan lebih banyak kapasitas yang tersedia kepada pelanggan lain," sambung Ken Haig.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.