Sukses

Amazon Klaim Komputasi Awan 5 Kali Lebih Ramah Lingkungan

Sistem komputasi awan atau cloud menjadi pilihan dalam kerja perusahaan. Amazon Web Services mencatat, kegiatan perusahaan menjadi 5 kali lipat lebih ramah lingkungan ketika menggunakan cloud.

Liputan6.com, Jakarta - Sistem komputasi awan atau cloud menjadi pilihan dalam kerja perusahaan. Amazon Web Services mencatat, kegiatan perusahaan menjadi 5 kali lipat lebih ramah lingkungan ketika menggunakan cloud.

Regional Head of Energy and Environmental Policy in APAC, Amazon Web Services Ken Haig mengatakan, penerapan Artificial Intelligent (AI) dalam sistem komputasi cloud membuat perusahaan makin efisien. Ini mendorong efisiensi dari penggunaan daya dari operasional perusahaan.

"Kami perlu memastikan bahwa kami menempatkan sebanyak mungkin beban kerja tersebut di lingkungan yang paling efisien. Dan itulah yang dimaksud dengan awan. Jadi komputasi awan, pusat data, dan pusat data AWS, khususnya, terbukti lima kali lebih efisien dibandingkan rata-rata pusat data lokal organisasi perusahaan di Indonesia," paparnya dalam panel Technology and Human Capital Enablers to Pave the Path to Sustainable Growth, di Indonesia Sustainability Forum 2023, di Park Hyatt, Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Dia menyebut ini menjadi efisiensi bisnis yang cukup besar. Menurut Ken, rata-rata perusahaan atau organisasi berharap bisa mengurangi 80 persen beban kerja ketika menggunakan cloud.

"Mereka akan mengharapkan pengurangan hampir 80 persen dalam penggunaan energi dan emisi terkait dari menjalankan beban kerja tersebut hanya dengan melakukan migrasi tersebut. Jadi itu dampaknya besar," paparnya.

Ken Haig menyampaikan, pihaknya terus juga mendorong penggunaan energi lainnya bersumber dari energi bersih. Tujuannya, tidak lain untuk memastikan operasional perusahaan berjalan sekaligus ramah terhadap lingkungan.

"Selain itu, untuk sisa penggunaan energi yang kami miliki, kami berjanji untuk menggunakan 100 persen energi terbarukan," tegasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sustainable Infrastructure

Lebih lanjut, Ken menyinggung soal sustainable infrastructure atau infrasktruktur yang berkelanjutan. Menurutnya, layanan yang diberikan AWS dalam komputasi awan menjawab hal tersebut.

Dia mengklaim, AWS menyediakan langkah paling efisien dari beban kerja perusahaan. Kemudian, dia juga memastikan para pelanggan cloud AWS bisa menggunakan ruang seefisien mungkin dari beban kerjanya.

"Jadi kami memiliki seluruh tim arsitek solusi yang akan bekerja dengan pelanggan kami, untuk mencoba dan menemukan cara agar mereka dapat mengatur beban kerja mereka agar seefisien mungkin," tegasnya.

"Dan hal ini sama-sama menguntungkan karena memungkinkan kami mengalokasikan lebih banyak kapasitas yang tersedia kepada pelanggan lain," sambung Ken Haig.

3 dari 4 halaman

Pengusaha Beralih ke Industri Ramah Lingkungan

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan bahwa pihaknya sudah melihat kemajuan dalam bidang jasa dan industri ramah lingkungan dan itu semakin nyata.

"Kita bicara soal energi terbarukan dan bagaimana pemerintah berupaya mencapainya, 23 persen pada tahun 2025. Tahukah Anda, banyak teknologi baru yang masuk, kita punya banyak sumber daya yang besar, panas bumi, hidro, bahkan tenaga surya dan lain sebagainya," kata Shinta Kamdani di Indonesia Sustainability Forum 2023 pada Sesi Pleno Green Business Opportunities in Indonesia, Jumat (8/9/2023).

"Menurut saya yang krusial dalam model transisi energi ini, kita punya Kadin yang sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa transisi energi yang dilakukan pemerintah adalah sesuatu yang bisa diimplementasikan."

4 dari 4 halaman

Dibahas Berkali-kali

Menurut Shinta, ini adalah topik yang telah dibahas berkali-kali, dan bagaimana banyak pihak dapat mempercepat energi terbarukan dengan tetap melakukan transisi yang adil.

"Dan di sinilah kita berbicara tentang penghentian penggunaan batu bara dan sebagainya. Tentu masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk menuju ke arah itu."

Shinta mengatakan, Indonesia sudah melakukannya, tapi menurutnya reformasi pangan dan pertanahan sangatlah penting.

"Ada permintaan yang sangat besar, terutama dengan memperkenalkan teknologi baru dan inovasi serta sistem manajemen untuk meningkatkan hasil pertanian. Pada akhir hari, Indonesia masih berbasis pertanian dan menurut saya penting untuk kita sadari bahwa di sektor ini, masih banyak sekali peluang."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.