Sukses

Antisipasi Dampak El Nino, Kementan Bersama Pemda Gowa Andalkan Perpompaan

Kementan bersama semua daerah di Indonesia kompak bekerja sama mengantisipasi dampak El Nino dengan memanfaatkan perpompaan

Liputan6.com, Jakarta Fenomena iklim yang menyebabkan penurunan curah hujan, El Nino telah datang dan diperkirakan terjadi hingga akhir tahun dengan puncaknya pada Agustus sampai September.

Untuk mengantisipasi dampak El Nino, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama semua daerah di Indonesia kompak bekerja sama melakukan sejumlah upaya. Salah satunya di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang menyiapkan perpompaan untuk mengairi lahan sawah.

Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Dinas Pertanian Kabupaten Gowa, Muhammad Ilyas Farhan mengungkapkan, salah satu titik yang dilakukan pompanisasi berada di Desa Bontosunggu, Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa. Pompa yang dikelola kelompok tani ini mampu mengairi sekitar 30 ha.

"Di sini punya potensi air dimana air buangan berasal dari bendungan. Jadi bukan air yang berpotensi masuk saluran tapi ini adalah pembuangan dari bendungan kita manfaatkan untuk program perpompaan," terang Ilyas Farhan, Senin (28/8/2023).

Ilyas mengatakan, saat ini perpompaan yang dibangun sudah hampir rampung. Selain didirikan rumah pompa, juga ada bak untuk menampung air.

"Sementara dalam proses pekerjaan, untuk pemasangan pompa Insya Allah minggu depan sudah bisa dilaksanakan. Dan ini ada bak air untuk menampung dari pembuangan tadi untuk masuk ke sini kemudian kita akan alirkan untuk lokasi yang ada hamparan. Ini untuk mengatasi persoalan kekeringan," ungkapnya.

Sebelumnya, lanjut Ilyas Farhan, di sini masih menggunakan pompa yang masih konvensional. Air didapat dari sungai untuk dialirkan ke hamparan sawah.

"Sekarang kita bantu petani untuk dibuatkan pompa secara permanen untuk airnya berkesinambungan. Alhamdulillah sampai 30 hektar jangkauannya. Terima kasih kepada Kementerian Pertanian Republik Indonesia terkhusus Direktur Jenderal PSP dan Direktur Irigasi pertanian," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kementan Kembangkan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan.

Mentan menjelaskan prinsip kerja Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan, dengan mengambil air dari sumber (diverting), membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying), mendistribusikan air kepada tanaman (distributing), dan mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring).

Tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air yang ada sebagai suplai air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak.

"Meningkatkan intensitas pertanaman dan atau luas areal tanam, meningkatkan produktivitas pertanian, pendapatan dan kesejahteraan petani, memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai air irigasi, baik di daerah irigasi maupun non daerah irigasi," jelas Mentan SYL.

3 dari 3 halaman

Kuncinya Sumber Air

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil menjelaskan, kunci utama dari jenis irigasi perpompaan adalah terdapatnya sumber air.

Jadi, meskipun posisi air lebih rendah dari lahan pertanian tidak masalah. Itu karena menggunakan pompa untuk pemanfaatannya.

"Dengan demikian lahan pertanian yang tidak terjangkau dengan irigasi waduk dan bendung yang umumnya secara gravitasi masih bisa mendapatkan air irigasi," ujarnya.

Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan diprioritaskan pada lokasi kawasan pertanian yang sering mengalami kendala atau kekurangan air irigasi terutama pada musim kemarau.

Ali Jamil mengatakan output dari kegiatan ini adalah adalah terlaksananya kegiatan Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan sehingga tersedia sumber air yang dapat dimanfaatkan oleh petani, baik sebagai suplesi atau conjunctive use di daerah irigasi maupun sebagai irigasi utama di non daerah irigasi (tail end).

"Program ini diharapkan dapat menambah luas areal tanam baru dan meningkatkan produksi atau produktivitas," kata Ali Jamil.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini