Sukses

Aksi Heroik Kru Kapal MT Kakap, Selamatkan Kapal Nelayan di Tanjung Priok

Kapal MT Kakap yang merupakan kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS) menyelamatkan nelayan yang mengalami kebocoran lambung kapal.

Liputan6.com, Jakarta Berawal dengan niat untuk pergi memancing di laut, nasib malang tiba tiba menimpa enam pria di perairan Tanjung Priok, pada Kamis (20/7/2023) lalu.

Rasa gentar menyelimuti 6 pria ketika kapal yang mereka tumpangi untuk memancing di area pulau Damar, tiba tiba mengalami kebocoran. Lambung kapal diketahui mengalami kerusakan karena menabrak benda keras yang diperkirakan berupa kayu, sehingga kapal bocor dan perlahan kapal tenggelam.

Meski kru kapal nelayan tersebut telah berusaha keras menguras air yang masuk, kondisi kapal semakin tak tertolong.

“Kejadiannya sekitar sore hari saat itu, kapal nelayan tampak melaju mendekati kapal MT Kakap milik PIS untuk meminta pertolongan dan dilihat oleh mualim jaga (chief officer) yakni Budi Hartanto yang kemudian melakukan observasi menggunakan binocular,” ujar nakhoda kapal MT Kakap Mohammad Chamdanie, saat menuturkan ulang peristiwa tersebut, Senin (24/7).

Kapal MT Kakap merupakan kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS) yang mengangkut produk petrokimia. Saat kejadiaan berlangsung, kapal MT Kakap sedang berlabuh jangkar di perairan Tanjung Priok dan bersiap berlayar untuk menuju Cilacap, Jawa Tengah.

Chamdanie melanjutkan, saat itu Mualim Budi Hartanto melihat para penumpang di kapal melambaikan tangan meminta pertolongan yang kemudian segera direspons oleh MT Kakap untuk aksi penyelamatan. Kapal MT Kakap yang dimiliki oleh PIS pun bergerak mendekati sisi kiri kapal nelayan, yang sudah tampak separuh terendam air.

“Kami mendekat perlahan di sebelah kiri, lalu mengirimkan tali untuk menambatkan kapal dan menahan agar tidak semakin tenggelam. Setelah kapal nelayan terikat di lambung kiri kapal, kru MT Kakap segera menurunkan tangga pandu untuk menyelamatkan penumpang ke atas deck,” paparnya lagi.

Jumlah Penumpang

Total jumlah penumpang sebanyak 6 orang, diketahui 3 penumpang dan 3 kru kapal, yang diselamatkan kemudian diberikan akomodasi, minuman hangat, beserta makanan. Sementara MT Kakap mencoba berkomunikasi dengan pemilik kapal nelayan melalui radio, dan diberikan respon akan dikirimkan penjemputan untuk para penumpang tersebut.

“Dua kapal penjemput tiba merapat pada pukul 19.50 WIB dan crew dan penumpang kapal nelayan diturunkan dengan selamat yang selanjutnya pula boat yang dalam keadaan 95% tenggelam ditarik menuju pangkalan,” tutup Chamdanie.

Aksi berlangsung aman dengan seluruh penumpang berhasil diselamatkan, dan operasional kapal MT Kakap tidak alami kendala.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kronologi Tenggelamnya Kapal di Buton Tengah yang Sebabkan 15 Tewas

Sebelumnya, Insiden kecelakaan kapal penyeberangan antar-desa di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan sedikitnya 15 orang meninggal dunia. Peristiwa kecelakaan kapal tersebut pertama kali diinformasikan oleh anggota Polsek Mawasangka Tengah pada Senin (24/7/2023) dini hari.

Kepala Basarnas Kendari Muhammad Arafah mengatakan, kapal yang tenggelam tersebut merupakan kapal penyeberangan antar Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur dan Desa Lanto, Kecamatan Mawasangka Timur.

Berdasarkan laporan tersebut, pihaknya langsung memberangkatkan tim rescue Siaga SAR Muna menggunakan mobil rescue dan membawa satu unit perahu karet pada pukul 2.50 WITA.

"Selain itu pada pukul 04.50 WITA, diberangkatkan juga Tim Rescue Pos SAR Baubau dengan RB 210 membawa dua unit rubber boat (perahu karet) untuk memberikan bantuan SAR," kata Arafah dikutip dari Antara, Senin (24/7/2023).

Setelah tim rescue tiba, pencarian langsung dilakukan dengan membagi menjadi dua tim pencarian, di mana tim pertama melakukan penyelaman di sekitar lokasi kejadian kecelakaan kapal dan tim kedua melakukan penyisiran di atas permukaan laut sekitar tempat kejadian dengan menggunakan perahu karet.

Arafah menyebutkan, akibat kecelakaan kapal tersebut sebanyak 15 orang yang merupakan warga Desa Lagili, Kecamatan Mawasangka Timur, Kabupaten Buton Tengah, meninggal dunia dan enam orang korban lainnya berhasil diselamatkan.

"Keseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur, langsung diserahkan kepada keluarga. Sedangkan korban yang selamat, saat ini sementara dilakukan perawatan," ujarnya.

Saat ini pihaknya masih mencari korban lainnya dari tragedi kapal tenggelam tersebut. "Sementara korban yang masih dalam pencarian sebanyak 19 orang, perkiraan sesuai laporan awal, jumlah korban ada sebanyak 40 orang," ujarnya. 

3 dari 3 halaman

Diduga Kelebihan Muatan

Adapun penyebab musibah kapal tenggelam di Teluk Mawasangka Tengah tersebut diduga kelebihan muatan penumpang usai mengikuti konser kegiatan hari ulang tahun di Buton Tengah, menyebabkan 15 korban meninggal dunia.

"Kapal penyeberangan antar desa tersebut tenggelam pada saat melakukan penyeberangan dari Lanto menuju Desa Lagii usai mengikuti kegiatan HUT Buteng,” ata Arafah.

Pencarian korban dilakukan dengan membagi 2 tim yakni tim 1 melakukan penyelaman di sekitar LKK dan tim 2 melakukan penyisiran di atas permukaan air di sekitar LKK dengan menggunakan rubberboat dan longboat.

Keseluruhan korban meninggal dunia setelah dilakukan identifikasi di Puskesmas Mawasangka Timur, diserahkan kembali kepada keluarga korban sedangkan korban selamat saat sementara dilakukan perawatan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini