Sukses

BI Mau Perluas Transaksi QR Code Ada di India, China Hingga Arab Saudi

Tak hanya di Asia Tenggara, BI juga menjajaki kerja sama transaksi QR dengan negara ekonomi besar, yaitu India, Jepang, China hingga Arab Saudi.

Liputan6.com, Bali -
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan rencana memperluas kerja sama transaksi QR Code lintas negara (cross-border QR payment) di sejumlah negara ASEAN. Indonesia sebelumnya telah mengimplementasikan transaksi QR Code lintas negara antara lain dengan Thailand.
 
"Intinya adalah lintas pembayaran antar negara itu harus murah, harus cepat, transparan, jadi menghilangkan konteks terlalu mahal, selektif, dan juga tidak transparan," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, dalam media briefing di Hilton Bali Resort pada Senin (27/3/2023). 
 
"Kita awali tahun ini payment connectivitynya dengan QR, sandingkan dengan Thailand. Jadi transaksi apapun dengan QR bisa tanpa fisik (di Thailand)  atau cashless, dan bagusnya adalah itu dilakukan dengan local currency (mata uang lokal)," ungkapnya.
 
Tak hanya di Asia Tenggara, BI juga menjajaki kerja sama transaksi QR dengan negara ekonomi besar, yaitu India, Jepang, China hingga Arab Saudi.
 
"Nanti akan ada (kerja sama) dengan empat negara lainnya, dan akan menyusul lima negara lain. Tahun 2024 kita akan menggunakan Fast Payment, seperti diketahui kita punya B Fast, nanti kita juga bisa gabungkan Fast Payment di negara lain," jelasnya.
 
"Kita akan interlink tentunya ke kawasan lain misalnya Asia Selatan, kita berencana dengan India, Jepang, dalam konteks payment connectivity. Bahkan juga dengan Arab Saudi, karena kita punya jemaah di sana jadi akan lebih baik jika digunakan QR Code maupun Fast Payment," beber Dody.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Peran Mata Uang Lokal

Dalam kesempatan itu, Dody juga menyerukan pentingnya peran mata uang lokal dalam perekonomian negara.
 
"Karena kalau kita bergantung hanya pada satu atau dua mata uang, tentunya gejolak dari pemilik mata uang itu akan berpengaruh pada kita. Kalau kita bisa mengurangi sedikit ketergantungan pada global currency, kita akan keluar dengan satu opsi bahwa gejolak pada perekomonian juga akan berkurang," katanya. 
 
Dody menjelaskan, sebagai contoh, pemanfaatan local currency di kawasan ASEAN bisa dilakukan salah satunya ketika berdagang dengan Thailand dengan menggunakan Rupiah dan Baht.
 
Kemudian menggunakan Rupiah dan Ringgit ketika berinvestasi dengan Malaysia, serta penggunaan rupiah dan SGD ketika melakukan transaksi dengan Singapura.
 
"Nanti kita akan mencoba untuk bersama sama kembali mengangkat kesepakatan untuk menggunakan local currency transaction, jadi transaksi lokal untuk berinvestasi, perdagangan barang dan jasa serta transaksi di pasar keuangan,"  tambahnya.
 
 
3 dari 3 halaman

Apa Itu QRIS antarnegara

Sebelumnya, Bank Sentral dari empat negara ASEAN, yaitu Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT), sudah sepakat bekerjasama dalam mewujudkan dan mendukung pembayaran yang lebih cepat, murah, transparan, dan inklusif. 

Salah satu perwujudannya adalah dengan mengimplementasikan QRIS antarnegara. Sebenarnya apa sih QRIS antarnegara itu? 

Melansir laman BI, QRIS antarnegara adalah sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment) berbasis kode QR yang dapat digunakan untuk transaksi lintas negara. 

Dengan QRIS antarnegara, transaksi antarnegara tidak perlu lagi mengkonversi atau menukarkan mata uang lagi saat berbelanja di negara yang dikunjunginya, cukup dengan memindai kode QR. 

Jadi, pembayaran atas transaksi yang dilakukan wisatawan asing di Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QRIS merchant Indonesia dengan menggunakan aplikasi pembayaran negaranya. 

Sebaliknya, pembayaran atas transaksi wisatawan Indonesia dapat dilakukan dengan memindai QR standard negara yang dikunjunginya dengan menggunakan aplikasi pembayaran Indonesia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.