Sukses

Sempat Mangkrak 4 Tahun, Proyek Komplek Petrokimia di Cilegon Kini Buka 15.000 Lowongan Kerja

Proyek komplek petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten sempat mangkrak pembangunannya hampir 4 tahun, sebelum kembali dimulai pada awal 2022 lalu. Targetnya, proyek komplek petrokimia ini bisa menciptakan hingga 15.000 lowongan kerja hingga akhir 2023 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, terus memantau perkembangan proyek komplek petrokimia PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten.

Proyek petrokimia yang diinisiasi pada akhir 2018 ini sempat mangkrak pembangunannya hampir 4 tahun, sebelum kembali dimulai pada awal 2022 lalu. Targetnya, proyek komplek petrokimia ini bisa menciptakan hingga 15.000 lowongan kerja hingga akhir 2023 mendatang.

Bahlil menyampaikan, Kementerian Investasi/BKPM mengapresiasi pelaksanaan konstruksi proyek pabrik petrokimia terintegrasi LCI. Pemerintah akan membentuk tim dengan melibatkan satuan tugas dari Jaksa Agung dan Wakapolri untuk menyelesaikan beberapa isu yang dialami oleh LCI. Seperti, kompensasi dukungan sosial masyarakat, penerbitan Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) serta perlindungan keamanan.

“Pembangunan investasi LCI ini sejalan dengan amanat Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengurangi ketergantungan kita selama ini pada produk impor petrokimia supaya mendorong laju perekonomian Indonesia. Saat pabrik LCI beroperasi nanti, kami harap hasil produksinya akan berperan secara signifikan sebagai substitusi impor yang akan menghemat devisa negara,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (13/3/2023).

Proyek Petrokimia Beri Multiplier Effect

Bahlil berharap agar investasi ini juga secara langsung akan memberikan efek pengganda (multiplier effect) positif terhadap berbagai industri terkait lainnya. Termasuk pada perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja di wilayah Banten, khususnya Kota Cilegon.

Investasi ini kurang lebih bernilai Rp 60 triliun. Penciptaan lapangan kerja menjelang akhir 2023 akan mencapai 15.000, dimana 95 persen adalah tenaga kerja lokal Indonesia. Produk yang dihasilkan merupakan produk petrokimia, 50 persen akan digunakan untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya akan diekspor,” papar Bahlil.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minta Polri Kawal Investasi Petrokimia Lotte

Ia juga meminta jajaran Bareskrim Polri untuk membuat tim khusus dalam mengawal proyek investasi Lotte ini. Bahlil menekankan, Satgas Percepatan Investasi harus mengawal keamanan baik secara hukum maupun gangguan nyata dari sekitar.

"Dalam investasi ini perusahaan harus memprioritaskan kolaborasi dengan pengusaha daerah yang memenuhi syarat. Kemudian tenaga kerja untuk bisa dilatih agar dapat merasakan manfaat dari investasi ini," imbuhnya.

Sampai Januari 2023, realisasi PT Lotte Chemical Indonesia mencapai USD 1,58 miliar, dan sampai 2045 diperkirakan akan mencapai USD 4 miliar. Hingga Februari 2023, perkembangan Engineering, Procurement and Construction (EPC) mencapai 38 persen dan sudah menyerap 8.000 tenaga kerja. Jumlahnya akan terus meningkat sampai 15.000 tenaga kerja di akhir 2023.

Sementara Presiden Direktur LCI Yim Dong Hee menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan yang diberikan pemerintah. Sehingga investasi dan pelaksanaan konstruksi proyek pabrik petrokimia terintegrasi LCI dapat terus berjalan sesuai capaian yang diharapkan.

"Kemajuan dan pencapaian proyek LCI sampai dengan saat ini tidak lepas dari perhatian dan dukungan dari pemerintah pusat dan daerah maupun institusi pemerintahan lainnya di wilayah Kota Cilegon. Proyek ini kami harap dapat selesai sesuai target pada akhir tahun 2025," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Duet Chandra Asri-Krakatau Steel Bikin Industri Petrokimia Indonesia Makin Kuat

Belum lama ini, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengakuisisi saham anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) dengan total nilai transaksi mencapai Rp 3,24 triliun.

Saham anak usaha Krakatau Steel yang dibeli Chandra Asri yaitu 70 persen kepemilikan PT Krakatau Sarana Infrasruktur (KSI) atas PT Krakatau Daya Listrik (KDL) dan 49 persen kepemilikan KSI atas PT Krakatau Tirta Industri (KTI).

Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah mengatakan akuisisi ini lebih banyak baiknya. Karena dengan akuisisi ini justru ekosistem industri petrokimia menjadi lebih kuat. Pasokan air bersih sangat dibutuhkan oleh industri petrokimia.

“Dengan kerjasama kuat antara TPIA dengan KSI kebutuhan industri petrokimia (TPIA) menjadi lebih terjamin pemenuhannya, sehingga TPIA bisa lebih maksimal dan efisien dalam berproduksi untuk melayani kebutuhan petrokima dalam negeri,” kata Piter di Jakarta, kemarin.

Dorong Pengembangan IndustriLebih lanjut, Piter mengatakan dengan kerjasama antara TPIA dengan anak usahanya bisa mendorong pengembangan industri yang lebih baik dan ujungnya berdampak positif kepada wilayah sekitar termasuk diantaranya penciptaan kesempatan usaha dan lapangan kerja.

Di tempat berbeda, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Ignatius Warsito mengatakan langkah Chandra Asri mengakuisisi saham anak usaha KRAS bertujuan untuk mengintegrasikan dan mensinergikan usaha kedua entitas.

“Akuisisi saham KRAS oleh Chandra Asri akan terdapat integrasi usaha sehingga dapat mengamankan pasokan utilitas (air dan listrik yg merupakan komponen penting bagi industri) khususnya untuk Chandra Asri dan juga untuk industri lainnya di wilayah Cilegon Banten karena ada alternatif supply utilitas,” jelasnya beberapa waktu lalu.

4 dari 4 halaman

Akuisisi Saham

Menurutnya selain itu, dengan akuisisi saham ini, Chandra Asri berharap ada sinergitas sehingga bisa lebih meningkatkan pasokan air & listrik yg sudah ada ini misalnya dengan penggunaan pipa-pipa air minum berbahan baku bijih plastik HDPE PE100

“Bisnis listrik KRAS memiliki 3 pilar yaitu supply listrik, maintenance & EPC serta energi terbarukan. Dengan akuisisi ini diharapkan dapat lebih mengembangkan produksi & pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mendukung target program net zero emission,” papar Ignasius Warsito.

Plt. Direktur Jenderal Industri IKFT ini juga mengatakan pihaknya terus memacu pengembangan pertumbuhan industri petrokimia agar bisa lebih berdaya saing global. Salah satu upaya strategis yang dijalankan seiring tren pasar saat ini adalah mengakselerasi industri pertrokimia menerapkan prinsip ekonomi sirkular. “Pada industri petrokimia, implementasi ekonomi sirkular ini bisa melalui pendekatan dari konsep 5R, yakni reduce, reuse, recycle, refurbish, dan renew,” katanya.

Ignasius Warsito menjelaskan, konsep reduce, yaitu mengurangi penggunaan material berlebih dan energi dengan melakukan efisiensi bahan baku dan energi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.