Sukses

Krisis Properti, Bank di China Perpanjang Batas Usia atas Hipotek hingga 95 Tahun

Dengan beratnya krisis properti, sejumlah bank di China memperpanjang batas usia atas hipotek menjadi antara 80 dan 95 tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Pasar properti di China tengah menghadapi krisis, mendorong beberapa bank di negara itu mengambil tindakan drastis termasuk mengizinkan pembeli untuk melunasi hipotek sampai mereka berusia 95 tahun.

Melansir CNN Business, Selasa (21/2/2023) sejumlah laporan media pemerintah China menyebutkan bahwa beberapa bank di kota Nanning, Hangzhou, Ningbo dan Beijing telah memperpanjang batas usia atas hipotek menjadi antara 80 dan 95 tahun.

Langkah tersebut memungkinkan masyarakat berusia 70 tahun di China mengambil pinjaman dengan jangka waktu antara 10 dan 25 tahun.

Sementara itu, Komisi Regulasi Perbankan dan Asuransi China belum berkomentar secara terbuka tentang ketentuan baru tersebut.

Yan Yuejin, seorang analis properti di E-House China Holdings dalam catatan penelitian baru-baru ini mengatakan bahwa batas usia baru untuk hipotek, bisa mendukung upaya menghidupkan kembali pasar properti yang hampir runtuh sambil mempertimbangkan populasi China yang menua dengan cepat.

"Pada dasarnya, ini adalah alat kebijakan untuk merangsang permintaan perumahan, karena dapat meringankan beban pembayaran utang dan mendorong pembelian rumah,” katanya.

Langkah itu juga memungkinkan para lansia yang tidak mampu membayar hipotek, maka anak-anaknya bisa melanjutkan, tambah dia. 

Diketahui, pasar properti China berada di tengah penurunan bersejarah. Harga rumah baru di negara itu turun selama 16 bulan berturut-turut hingga Desember 2022. Penjualan oleh 100 pengembang teratas di negara itu tahun lalu hanya mencapai 60 persen dari level 2021.

Bulan lalu, China melaporkan bahwa populasinya menyusut pada tahun 2022 untuk pertama kalinya dalam lebih dari 60 tahun, sebuah tonggak baru dalam krisis demografi yang semakin dalam dengan implikasi signifikan terhadap perlambatan ekonominya.

Jumlah warga berusia 60 tahun ke atas di China meningkat menjadi 280 juta pada akhir tahun lalu, atau 19,8 persen dari populasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pinjaman Multi-Generasi

Tetapi cabang bank di seluruh negeri menetapkan persyaratan mereka sendiri untuk pinjaman multi-generasi.

Menurut Beijing News, cabang Bank of Communications di kota itu mengatakan bahwa peminjam berusia 70 tahun dapat mengambil pinjaman rumah selama 25 tahun, yang berarti batas usia atas hipoteknya telah dinaikkan menjadi 95 tahun.

Tetapi ada juga prasyarat: Hipotek harus dijamin oleh anak-anak peminjam, dan pendapatan bulanan gabungan mereka harus setidaknya dua kali pembayaran hipotek bulanan.

Secara terpisah, cabang Citic Bank telah memperpanjang batas usia atas hipoteknya menjadi 80 tahun, kata surat kabar itu, mengutip seorang manajer klien bank.

Menurut perhitungan E-House, jika bank di China memperpanjang batas usia atas hingga 80 tahun, peminjam berusia 40 hingga 59 tahun bisa mendapatkan 10 tahun tambahan untuk hipotek mereka. Dengan asumsi hipotek mereka adalah satu juta yuan maka pembayaran bulanan mereka dapat dikurangi sebesar 1.281 yuan ($186), atau 21 persen.

3 dari 3 halaman

Ada Risiko?

Selain Beijing, beberapa bank di Nanning, ibu kota provinsi provinsi Guangxi, telah menaikkan batas usia atas hipotek menjadi 80 tahun, menurut surat kabar resmi kota Nanguo Zaobao.

Di kota-kota timur Ningbo dan Hangzhou, beberapa pemberi pinjaman lokal mengiklankan batas usia 75 atau 80 tahun, relaksasi dari aturan sebelumnya, menurut laporan oleh Ningbo Daily dan Hangzhou Daily.

"Jika pemohon terlalu tua untuk memenuhi persyaratan pinjaman, mereka dapat menjadikan anak mereka sebagai penjamin,” kata seorang pemberi pinjaman.

Tapi Wang Yuchen, seorang pengacara real estat di Firma Hukum Jinsu Beijing, memperingatkan hipotek seperti itu ada risikonya.

Wang Yuchen mengatakan dalam komentar tertulis di akun WeChat-nya, dapat dimengerti bahwa banyak kota mencoba menghidupkan kembali pasar perumahan mereka dengan mengurangi pembayaran utang bulanan dan mendaftarkan lebih banyak lansia ke dalam kumpulan pembeli rumah.

"Tetapi orang tua memiliki kemampuan membayar yang relatif buruk. Di satu sisi, itu bisa mempengaruhi kualitas hidup mereka di hari tua, karena mereka terus memikul hutang hipotek dan bekerja di bank hingga saat-saat terakhir hidup mereka," katanya. 

"Di sisi lain, risiko terkait dapat ditransfer ke anak-anak mereka, meningkatkan tekanan keuangan mereka," sebutnya.

"bagi sebagian pembeli rumah, memilih cara ini untuk membeli rumah mungkin karena keterbatasan dana. Tapi berisiko untuk melakukannya saat ini,” katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.