Sukses

Gempa Turki Picu Penutupan Fasilitas Terminal di Ceyhan, Harga Minyak Melejit

Sejumlah sentimen membayangi harga minyak dunia antara lain penutupan terminal minyak Turki imbas gempa besar. Lalu optimisme permintaan dari China dan global.

Liputan6.com, Jakarta - Operasi di terminal minyak Turki di Ceyhan terhenti usai gempa Turki melanda wilayah tersebut. Padahal fasilitas terminal minyak ini dapat ekspor hingga 1 juta barel per hari (bph) minyak mentah.

Dengan penutupan operasi di terminal minyak Turki tersebut membawa harga minyak melejit pada awal sesi perdagangan Asia, Selasa pagi, 7 Februari 2023. Demikian mengutip dari Antara, Selasa (7/2/2023).

Harga minyak mentah berjangka Brent naik 40 sen atau 0,5 persen ke posisi USD 81,39 per barel pada pukul 01.17 GMT. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat mendaki 43 sen atau 0,6 persen menjadi USD 74,54 per barel.

Dalam catatan Ahli Strategi Komoditas Senior di Bank ANZ Sydney, Daniel Hynes menuturkan, penutupan Ceyhan dan penutupan 535.000 barel per hari tahap 1 ladang minyak Johan Sverdrup di wilayah Laut Utara Norwegia menjadi katalis utama membawa harga menguat.

"Tanda-tanda permintaan yang lebih kuat mendorong sentimen," ujar dia.

Sentimen yang mendominasi antara lain optimisne terhadap permintaan bahan bakar China. Badan Energi Internasional (IEA) prediksi setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global pada 2023 berasal dari China. Pada Minggu, 5 Februari 2023, Kepala IEA menuturkan, permintaan bahan bakar jet melambung.

Pada Senin, 6 Februari 2023, Goldman Sachs meningkatkan prediksi permintaan minyak China pada kuartal IV 2022 pada 2023 menjadi 16 juta barel per hari, bertambah 400.000 barel per hari dari prediksi sebelumnya dengan permintaan tahunan keseluruhan pada 2023 naik 1 juta barel per hari.

Selain itu, batasan harga pada produk Rusia mulai berlaku pada Minggu, 5 Februari 2023 dengan negara-negara Kelompok Tujuh, Uni Eropa dan Australia sepakat batas 100 dolar AS per barel untuk minyak diesel dan produk lain yang diperdagangkan dengan harga premium terhadap minyak mentah dan 45 dolar AS per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan diskon seperti bahan bakar minyak (BBM).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Naik 1 Persen di Tengah Harapan Kenaikan Permintaan China

Sebelumnya, harga minyak dunia naik dalam perdagangan yang sangat berombak di hari Senin. Harga minyak dunia hari ini terombang-ambing karena pelaku pasar tengah menimbang sentimen yang lebih kuat antara pulihnya permintaan China dengan kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan bisa membatasi konsumsi.

Mengutip CNBC, Selasa (7/2/2023), harga minyak berjangka Brent untuk pengiriman April naik USD 1,05 atau 1,3 persen menjadi USD 80,99 per barel. Harga minyak ini diperdagangkan antara USD 79,10 dan USD 81,25.

Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 72 sen atau 1 persen menjadi USD 74,11 per barel, setelah mencapai tertinggi USD 74,41 dan terendah USD 72,25.

Sentimen utama penguatan harga minyak pada hari ini adalah dukungan akan prospek pemulihan ekonomi China setelah pelonggaran pembatasan COVID-19.

The International Energy Agency (IEA) memperkirakan setengah dari pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini berasal dari China, Kepala IEA mengatakan pada hari Minggu bahwa permintaan bahan bakar jet melonjak mungkin juga bisa melonjak.

Namun menahan kenaikan harga minyak, ledakan angka pekerjaan AS hari Jumat meningkatkan harapan bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve tidak akan berakhir dengan penguatan ekonomi yang sulit, dan bahwa bank sentral AS mungkin memiliki lebih dari satu periode kenaikan suku bunga lagi, yang dapat mengekang pertumbuhan ekonomi dan lebih rendah.

Dolar AS juga naik ke level tertinggi dalam tiga minggu terhadap euro pada hari Senin. Dolar AS yang lebih kuat biasanya mengurangi permintaan minyak berdenominasi dolar AS dari pembeli yang membayar dengan mata uang lain.

“Anda memiliki dolar yang kuat, Anda berada dalam lingkungan yang umumnya berisiko,” kata Robert Yawger, direktur eksekutif Mizuho.

 

3 dari 3 halaman

Gempa Turki, Permintaan AS, dan Sanksi Rusia

Kekhawatiran pasokan terus mempengaruhi pasar karena operasi terminal minyak Turki di Ceyhan dihentikan setelah gempa besar melanda wilayah tersebut.

Seorang agen pengiriman Turki mengatakan bahwa mengekspor minyak mentah Azeri ke pasar internasional dihentikan sementara atau akan ditutup sementara pada 6-8 Februari karena adanya kerusakan akibat gempa.

Namun, jajak pendapat Reuters awal menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS kemungkinan naik sekitar 2,2 juta minggu lalu.

Juga, batasan harga pada produk Rusia mulai berlaku pada hari Minggu, dengan negara-negara Kelompok Tujuh, Uni Eropa dan Australia menyepakati batas USD 100 per barel untuk diesel dan produk lain yang diperdagangkan dengan harga premium untuk minyak mentah dan USS 45 per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan diskon, seperti bahan bakar minyak

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.