Sukses

SBN Ritel Dirilis Biar Warga Tak Terjerat Investasi Ilegal

Saat ini masyarakat Indonesia sudah semakin melek dalam berinvestasi sehingga terus ingin membeli SBN ritel.

Liputan6.com, Jakarta - Marak Masyarakat yang tertipu investasi ilegal atau investasi bodong. Sudah menabung bertahun-tahun tapi uang justru lenyap. Oleh karena itu, pemerintah pun mengeluarkan instrumen investasi yang aman sehingga masyarakat bisa menyimpan uangnya dengan tenang.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan, isntrumen investasi yang ditawarkan pemerintah adalah surat berharga negara (SBN) ritel. Ini tersedia agar masyarakat Indonesia tak lagi tertipu dan terjerat investasi ilegal.

"Kalau saya tidak mengeluarkan SBN, Anda yang punya tabungan nanti bingung menaruh uang dimana, akhirnya masuk ke pinjaman-pinjaman online itu," ujar Sri Mulyani dalam acara "Kuliah Umum media Indonesia", dikutip dari Antara, Jumat (3/2/2023).

Saat ini masyarakat Indonesia sudah semakin melek dalam berinvestasi sehingga terus ingin membeli SBN ritel. Bahkan, terdapat beberapa masyarakat yang meminta tambahan alokasi saat kuota SBN ritel sudah habis.

Kondisi ini terjadi baru-baru ini pada SBR012 dimana pemerintah menaikkan kuota penawaran dari Rp 10 triliun menjadi Rp15 triliun akibat tingginya permintaan.

Keinginan tersebut seiring dengan masyarakat yang membutuhkan instrumen investasi yang baik, dapat dipercaya, dan menjaga nilai tabungan. Pasalnya instrumen investasi lain seperti saham terkadang membuat investor merugi saat harganya sedang turun, berbeda dengan SBN yang tidak akan berkurang nilainya.

Sri Mulyani bercerita basis investor pun kian luas dengan penerbitan SBN ritel, seperti mahasiswa di bawah umur 20 tahun hingga ibu rumah tangga. Hal tersebut lantaran SBN ritel sudah bisa dibeli mulai dari Rp 500 ribu.

"Anak-anak dan ibu-ibu ini banyak yang investasi di SBN, saat kami terbitkan itu kami lihat basis investornya," tuturnya.

Dengan semakin kuatnya basis investor di dalam negeri, ia mengatakan nilai tukar rupiah bisa semakin terjaga karena tidak akan terlalu terpengaruh oleh modal asing yang keluar. Semakin banyaknya instrumen investasi di tanah air menggambarkan Indonesia yang semakin maju, ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diserbu Investor, Sri Mulyani: Lebih Susah Beli Sukuk Ritel Ketimbang Tiket Blackpink

Penerbitan surat berharga negara (SBN) rupanya cukup mendapat sambutan positif dari investor pasar modal tanah air.

Bersamaan dengan itu, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan ada peningkatan investor SBN atau obligasi pemerintah. Sehingga tak ayal penawaran obligasi ludes tak lama setelah diterbitkan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu, Sri Mulyani mengatakan, penjualan sukuk ritel Rp 10 triliun habis hanya dalam hitungan menit setelah diterbitkan.

"Anak buah saya mengatakan, lebih susah beli sukuk ritel dari pada beli tiket Blackpink. Untung saya tahu Blackpink itu apa," celetuk Sri Mulyani dalam Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022, Jumat (30/12/2022).

 

3 dari 3 halaman

Jumlah Investor

Berdasarkan data KSEI, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatatkan jumlah investor pasar modal Indonesia yang mencapai 10,3 juta investor atau meningkat 37,53 persen hingga 28 Desember 2022 dari akhir 2021 yang sebelumnya berjumlah 7,49 juta.

Jumlah tersebut terdiri dari investor pemilik saham, surat utang, reksa dana, surat berharga negara (SBN) dan jenis efek lain yang tercatat di KSEI, dengan komposisi 4,44 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya, 9,59 juta investor memiliki aset reksa dana dan 830 ribu investor memiliki aset SBN.

"Ini menggambarkan, di dalam komunitas Indonesia memang banyak potensi dari investor ritel yang perlu kita garap bersama. Ini lah generasi muda yang akan terus jadi pelaku bursa, baik di bursa saham maupun di bursa SBN atau surat berharga lainnya,” imbuh Sri Mulyani.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.