Sukses

Sebar Subsidi Pupuk, Menkeu Ingin Inflasi Harga Pangan Terkendali

Pemberian subsidi ini bertujuan untuk menekan laju inflasi pangan yang cukup tinggi di 2022. Lonjakan inflasi pangan ini disebabkan oleh sejumlah faktor.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menganggarkan subsidi pupuk sebesar Rp 24 triliun di 2023. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, subsidi pupuk merupakan salah satu alat pemerintah untuk mengendalikan inflasi.

Dengan pemberian subsidi pupuk kepada para petani ini diharapkan bisa meredam inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga pangan.

"Kita bicara mengenai pupuk itu juga ada subsidinya, yang kita berikan kepada petani ini hampir Rp 24 triliun untuk tahun ini," kata Sri Mulyani dalam Seminar Ekonomi Nasional GP Ansor di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (22/1/2023).

Pemberian subsidi ini bertujuan untuk menekan laju inflasi pangan yang cukup tinggi di 2022. Lonjakan inflasi pangan ini disebabkan oleh sejumlah faktor antara lain dampak dari pandemi Covid-19, kenakan harga BBM subsidi, hingga dampak dari konflik Rusia dan Ukraina.

"Bayangkan harga CPO sempat baik akibat konflik Rusia yang turut mengakibatkan kenaikan harga minyak goreng di dalam negeri," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani berharap melalui pemberian pupuk bersubsidi ini akan menekan laju inflasi di sepanjang tahun 2023. Selain itu, pemberian pupuk subsidi juga akan meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan perkebunan untuk kemandirian pangan. Indonesia.

"Jadi, APBN tuh hadir melalui berbagai macam cara supaya ujungnya kita punya ketahan pangan. Kalau ketahan pangan (terjaga) maka harga pangan kita nggak ikut bergejolak sesuai harga pangan dunia," ujar Sri Mulyani.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi Minta Jajaran Menteri Urus Persoalan Inflasi Bersama, agar Dibawah 5 Persen

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta jajaran menterinya untuk bersama-sama menekan angka inflasi, seperti saat menangani pandemi Covid-19. Jokowi ingin inflasi di Indonesia berada dibawah 5 persen pada 2023.

"Yang berkaitan dengan inflasi sekali lagi saya minta secara rutin pada saat sama pada saat kita mengererjakan urusan Covid semua bisa bekerja bareng-bareng, bekerja bersama," kata Jokowi saat memberikan arahan dalam Rapat Terbatas tentang APBN di Istana Negara Jakarta, Senin (16/1/2023).

"Saya minta juga urusan inflasi kita keroyok bareng bareng supaya inflasi ini bisa ditekan di bawah lima (persen)," sambungnya.

Menurut dia, harga kebutuhan pokok saat ini stabil sehingga ada peluang untuk menekan angka inflasi. Hal ini dikatakan Jokowi setelah beberapa kali mengunjungi pasar.

"Saya yakin setelah saya keluar masuk pasar, saya lihat stabilitas harga saya lihat peluang itu sangat mudah jika dikerjakan bersama, sama seperti kita menyelesaikan Pandemi Covid-19 di negara kita," jelas Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Instrument Moneter

Dia memaparkan ekonomi nasional berhasil tumbuh sebesar 5,72 persen pada kuartal III tahun 2022. Selain itu, Indonesia juga mampu mengendalikan inflasi di angka 5,5 persen pada tahun 2022.

"Ini juga sebuah capaian yang sangat baik dan saya minta untuk juga terus dilanjutkan menekan inflasi ini," ucapnya.

"Dan selain dari BI, instrument moneter di BI saya juga minta mendagri untuk terus melanjutkan agar daerah-daerah ikut bersama-sama berpartisipasi dalam menekan inflasi agar bisa kita tekan sekecil mungkin," sambung Jokowi.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.