Sukses

Kemendagri: Jangan Bikin Rakyat Panik karena Inflasi

Kenaikan inflasi tahun ini harus bisa dikomunikasikan dengan baik kepada publik.

Liputan6.com, Jakarta Pemulihan ekonomi global dan tekanan geopolitik mengakibatkan kenaikan tingkat inflasi di berbagai negara. Tak terkecuali Indonesia yang sepanjang tahun 2022 tingkat inflasinya mencapai 5,1 persen.

Plt. Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Ekonomi dan Pembangunan, La Ode Ahmad Pidana Bolombo menilai potensi kenaikan inflasi tahun ini harus bisa dikomunikasikan dengan baik kepada publik.

Dia tak ingin kenaikan inflasi membuat masyarakat menjadi panik atau bahkan fobia. "Jadi kita berdayakan supaya publik atau masyarakat ini tidak panik. Jangan sampai orang ini merasa horor atau fobia dengan inflasi," kata La Ode dalam Seminar Nasional: Strategi Menjaga Inflasi dan Ketahanan Pangan Ekonomi Daerah 2023 di Gumaya Tower Hotel, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (12/1).

Kepada masyarakat dia menjelaskan inflasi bukan sesuatu yang baru. Setiap bulan Badan Pusat Statistik (BPS) selalu merilis perkembangan tingkat inflasi secara nasional maupun per daerah.

"Inflasi ini info tentang kondisi dan kebutuhan, harganya gimana, perlu ada penyesuaian atau tidak dari sisi harga atau ketersediaan pangan," kata dia.

Menurut La Ode, seharusnya inflasi ini sesuatu yang menyejukan namun tetap dalam ukuran tertentu. Namun tetap inflasi harus dijaga rendah.

Makanya, masalah kenaikan inflasi harus dilakukan bersama-sama oleh pemerintah. Tidak boleh ada pihak yang angkat tangan dari penyelesaian inflasi hanya karena tidak membidangi masalah ini.

"Inflasi harus ditangani bersama, harus semua melek inflasi. Sehingga ekosistem inflasi iniharus dipetakan," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI: Inflasi hanya Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Senada, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra menjelaskan, inflasi hanya indikator terjadinya pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan perekonomian terjadi ketika ada kegiatan ekomi.

"Kalau ada kegiatan ekonomi berarti ada peningkatan income. Kalau ini meningkat berarti permintaan barang dan jasa akan meningkat," kata dia.

Namun jika permintaan barang atau jasa yang meningkat tidak diikuti dengan peningkatan produksi, maka hal ini bisa menyebabkan inflasi. Inflasi yang terus menerus ini pun tidak baik karena bisa menggerus daya beli masyarakat.

"Jadi inflasi ini bukan hal yang horor, ini hanya indikator terjadinya pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.