Sukses

Harga Emas Turun, Suku Bunga The Fed Berpeluang Naik Lagi

Harga emas turun pada hari Jumat dan menuju penurunan mingguan

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada hari Jumat dan menuju penurunan mingguan menyusul indikasi dari pejabat Federal Reserve AS bahwa akan lebih banyak kenaikan suku bunga karena bank berusaha untuk menurunkan inflasi.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (19/11/2022), harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 1.748,55 per ounce pada pukul 14:09. ET, ditetapkan untuk penurunan mingguan sekitar 0,9 persen, terbesar sejak pertengahan Oktober.

Harga emas berjangka AS juga turun 0,7 persen menjadi USD 1.750,6.

"Sedikit mundurnya emas setelah reli baru-baru ini telah melalui retracement teknis di pasar emas," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Future.

Harga emas turun dapat terus berlanjut hingga berakhirnya opsi Desember minggu depan, yang dapat menyebabkan konsolidasi lebih lanjut dalam emas, kata Meger, menambahkan bahwa pasar secara keseluruhan tampaknya fokus pada ekspektasi suku bunga dari The Fed.

Pemimpin Federal Reserve Bank of Boston Susan Collins mengatakan pada hari Jumat bahwa bank sentral memiliki lebih banyak kenaikan suku bunga ke depannya, karena berusaha untuk menurunkan inflasi, menambahkan bahwa kenaikan 75 basis poin masih di atas meja.

Indeks dolar AS stabil, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya,. Sementara imbal hasil Treasury AS juga naik lebih tinggi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga Emas Sudah Turun 15 Persen

Sementara emas telah turun 15 persen sejak puncaknya Maret setelah Fed mulai mengetatkan kebijakan moneter, emas telah naik sekitar 7 persen sejak awal November karena pasar mulai menghargai laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat.

Pasar saat ini melihat peluang 87 persen dari kenaikan 50 bps pada pertemuan Fed Desember.

"Emas telah mampu bertahan relatif baik sejauh ini ... (namun) koreksi selalu mungkin terjadi setelah pergerakan besar ke atas," Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index, mengatakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.