Sukses

Mendulang Rupiah di Hidroponik Barokah Gerai Energi Jambi

Program pemberdayaan masyarakat yang dimulai sekitar awal 2020 ini bergerak di bidang peningkatan ekonomi dengan mengusung konsep eduwisata urban farming.

Liputan6.com, Jambi - Usia bukan menjadi halangan untuk belajar sesuatu yang baru. Tengok saja di Gerai Energi yang terletak di Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Jambi, sekelompok ibu-ibu mengembangkan sayur hidroponik yang memberikan penghasilan tambahan.

Melalui kebun organik tersebut, ibu rumah tangga yang juga kader PKK tersebut pun tak hanya berkebun tetapi juga memberikan wisata edukasi kepada pengunjungnya. Pengembangan kebun organik ini tak lepas dari peran Pertamina Hulu Rokan Jambi Field.

Pertamina Hulu Rokan (PHR) Jambi Field mengembangkan program pemberdayaan masyarakat melalui Gerai Energi yang terletak di Jalan Talang Jimar, Kenali Asam Atas, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi, Jambi.

Program pemberdayaan masyarakat yang dimulai sekitar awal 2020 ini bergerak di bidang peningkatan ekonomi dengan mengusung konsep eduwisata urban farming. Dinamakan gerai energi yang berasal dari akronim Green Edu Agrowisata Rumbai Energi Pertamina.

Program ini lanjutan dari Program Rumah Belajar Pertamina yang sebelumnya hanya fokus terhadap pengembangan edukasi literasi anak, yang dikembangkan menjadi pusat edukasi pertanian terpadu.

“Revitalisasi aset yang diubah satu area edu wisata konsep urban farming. Awal 2020 dijalankan hidroponik. Fokus di peningkatan di kelembagaan, olah nutrisi tanam hidroponik, bibit dan segala macam,” ujar Community Development Officer Field Jambi, Zainul, di Jambi, Senin, 7 November 2022.

 

Mengutip dari profil Gerai Energi, program pemberdayaan masyarakat memiliki dua program utama yang berjalan yaitu hidroponik dan kuliner kue kering dengan setiap kegiatan dikelola oleh kelompok masing-masing. Pada awal inisiasi, kelompok diberikan bekal pengetahuan melalui pelatihan peningkatan kapasitas terutama dalam tahap produksi dan juga penguatan lembaga.

Kelompok juga diberikan bantuan dalam bentuk barang sebagai modal awal untuk pengembangan kegiatannya. Ada sekitar delapan ibu rumah tangga yang juga kader PKK yang mengelola Hidroponik Barokah ini. Ibu rumah tangga tersebut pun diberikan pelatihan mengenai program hidroponik.

Ibu-ibu ini pun tetap mendampingi melalui kegiatan pengawasan berkala dan evaluasi untuk mengetahui kemajuan, kendala, masalah yang dihadapi oleh kelompok sehingga bisa segera diselesaikan dengan segera. Dengan begitu diharapkan kemandirian untuk kelompok ibu-ibu di Gerai Energi tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pemasaran

Zainul menuturkan, perkembangan program hidroponik yang dijalankan cukup positif. Hal ini ditunjukkan dari minat masyarakat untuk produk yang ada di Hidroponik Barokah Gerai Energi. Melalui Gerai Energi tersebut, ada sejumlah sayur yang tersedia mulai dari pakcoy, kale, selada, bayam hijau, kangkung dan bayam brasil, serta lainnya. 

Produk sayuran di hidroponik barokah tersebut dipasarkan melalui berbagai saluran mulai dari marketplace di Jambi, media sosial, mengikuti pameran, M Bloc Jambi, bazar dan lainnya.  "Kembangkan produk hidroponik untuk masuk marketplace di Jambi,” kata Zainul.

Selain menjual sayur hidroponik, kelompok tersebut juga mengembangkan produk turunan antara lain diolah menjadi jus, kerupuk dan peyek bayem, nugget. Dengan demikian produk tersebut pun tidak terbuang sia-sia.

 

3 dari 3 halaman

Dapatkan Penghasilan

Salah satu anggota pengembang program Hidroponik Barokah, Nadirah (52) menuturkan, pihaknya sebelumnya mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan sayur hidroponik. Untuk memasarkan produk dari Hidroponik Barokah ini beragam mulai dari ikuti bazar, ada yang membeli langsung, melalui M Bloc Jambi, dan online.

Kelompok hidroponik ini menjual sayur hidroponik dengan harga beragam, misalkan satu kilogram kale dijual senilai Rp 100 ribu, kangkung Rp 30 ribu, pakcoy Rp 35 ribu untuk satu kilogram. Produk kale ini merupakan salah satu yang termahal di gerai energi. "Paling mahal kale Rp 100 ribu per kilogram, paling murah kangkung Rp 30 ribu per kilogram," kata Nadirah.

Ia mengatakan, melalui hidroponik barokah ini juga terbantu mendapatkan penghasilan tambahan.”Satu juta  per bulan (omzet-red),” tutur dia.

Meski demikian, saat proses penanaman sayur hidroponik, Nadirah menuturkan hadapi kendala seperti hama dan membutuhkan alat seperti pengering.

Selain program hidroponik, Zainul mengatakan,  ada program lain seperti kuliner. Pihaknya juga memberikan pelatihan kepada kelompok ibu rumah tangga. Untuk target ke depan, Zainul menuturkan, pihaknya akan mengembangkan tanaman obat keluarga (toga) dan markisa. Rencananya di lahan yang masih kosong di dekat kebun sayur organik Gerai Energi tersebut ditanam kunyit, jahe dan lainnya, bahkan juga wisata edukasi.

Sementara itu, Field Manager Jambi Hermansyah berharap program tanggung sosial masyarakat ini dapat terus maju. “CSR bertambah maju lagi. Mudah-mudahan terus maju dan mandiri sesuai harapan,” ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.