Sukses

DPR Sahkan UU APBN 2023, Simak Rincian Asumsi Makro!

Pertumbuhan ekonomi disepakati di angka 5,3 persen pada 2023. Diketahui target tersebut lebih besar dibandingkan target pada APBN 2022 sebesar 5,2 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) menyepakati Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun Anggaran 2023, menjadi UU APBN 2023.

Pengesahan itu dilakukan Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel setelah bertanya kepada peserta rapat dari seluruh fraksi. "Dapat disetujui dan disahkan menjadi UU?" kata Rachmat Gobel, sambil ketuk palu.

Sebelumnya, berdasarkan laporan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR MH Said Abdullah, menyampaikan rincian asumsi makro dalam RUU APBN 2023. Atas dasar tersebut, Said memastikan semua fraksi menyetujui asumsi makro tahun depan.

"Kita berharap postur APBN 2023 ini kredibel, sehat, dan berkesinambungan untuk menjawab tantangan tahun depan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," kata Said.

Berikut rincian UU APBN 2023:

- Pertumbuhan ekonomi disepakati di angka 5,3 persen pada 2023. Diketahui target tersebut lebih besar dibandingkan target pada APBN 2022 sebesar 5,2 persen.

- Laju inflasi di tahun 2023 disepakati sebesar 3,6 persen. Angka ini meningkat dari target yang ditetapkan pada nota keuangan RAPBN 2023 yakni 3,3 persen.

- Nilai Tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat tahun 2023 disepakati sebesar Rp 14.800.

- Tingkat Bunga SUN-10 Tahun disepakati sebesar 7,90 persen.

- Harga Minyak Mentah Indonesia untuk tahun 2023 disepakati USD 90 per Barel.

- Lifting Minyak Bumi disepakati sebesar 660 ribu barel per hari.

- Lifting Gas Bumi disepakati 1.100 ribu barel setara minyak per hari.

- Target pembangunan untuk Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) disepakati akan dijaga pada kisaran 5,3-6 persen.

- Tingkat Kemiskinan berada di kisaran 7,5-8,5 persen.

- Gini Ratio berada di kisaran indeks 0,375-0,378.

- Indeks Pembangunan Manusia disepakati 73,31-73,49.

- Nilai Tukar Petani (NTP) disepakati di kisaran 105-107 dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) di kisaran 107-108.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pesan Jokowi ke Sri Mulyani: Bu, APBN Kita Dieman-eman

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) berpesan kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati untuk menghemat dan berhati-hati dalam menggunakan APBN. Pesan tersebut melihat kondisi dunia saat ini dan ke depannya masih dilanda ketidakpastian.

“Sudah sering berkali-kali saya sampaikan, dunia sekarang ini berada ketidakpastian yang tinggi. Semua negara pada posisi yang kesulitan dan ekonomi yang sulit diprediksi, sulit dikalkulasi arahnya seperti apa, pemulihannya akan seperti apa? Satu masalah belum selesai, muncul masalah lain dan efek domino ini semua menyampaikan sulit dihitung,” kata Jokowi dalam UOB Annual Economic Outlook 2023 bertajuk “Emerging Stronger in Unity and Sustainably”, Kamis (29/9/2022).

Jokowi bercerita, ia telah bertemu dengan petinggi beberapa negara, seperti Perdana Menteri Italia, Presiden Korea Selatan, Presiden China, Perdana Menteri Jepang, Presiden Ukraina, hingga Presiden Rusia.

Dalam pertemuan itu, Jokowi menyimpulkan bahwa semua negara sedang mengalami kesulitan.

Saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Jokowi berdiskusi hingga 2,5 jam. Saat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, ia berdiskusi selama 1,5 jam.

Dalam perbincangan yang sangat panjang tersebut, semuanya menyatakan perang tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Artinya, Indonesia harus siap-siap menghadapi ketidakpastian dampak dari perang kedua negara tersebut.

“Kesimpulannya sama, perang tidak akan berhenti besok, bulan depan, atau tahun depan, artinya tidak jelas. Maka yang kita perlukan, negara memerlukan sebuah endurance yang panjang. Saya selalu sampaikan kepada Menteri Keuangan, bu kalau punya uang di APBN kita dieman-eman, dijaga hati-hati mengeluarkannya harus produktif, harus memunculkan return yang jelas,” kata Jokowi.

 

3 dari 3 halaman

Indonesia masih Baik

Pesan Jokowi ke Sri Mulyani ini karena hampir semua negara mengalami pelemahan perekonomian, kontraksi ekonomi. Setiap hari banyak negara yang mengalami krisis energi, bahkan hingga krisis finansial.

“Berimbas pada semua negara dan kita tahu kalau dilihat angkanya kita masih baik nilai tukar kita, memang melemah minus 7 persen, tapi bandingkan dengan negara lain Jepang minus 25 persen, RRT minus 13 persen, dan Filipina minus 15 persen,” ujarnya.

Menurut Jokowi, hal itu harus disyukuri karena nilai tukar Indonesia masih aman dibanding negara lain. Kendati begitu, tetap harus kerja keras dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan tersebut.

Misalnya, dalam kasus krisis pangan, sebanyak 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut, dan 19.700 orang meninggal setiap hari karena kelaparan. Namun di Indonesia, kita semua masih bisa makan dan patut bersyukur pangan kita masih cukup memberikan kita makan setiap hari,

“Di Agustus yang lalu kita mendapatkan pengakuan dari International Rice Research Institute (IRRI) bahwa sejak 2019 kita sudah swasembada beras, dan sistem ketahanan pangan kita dinilai baik, ini yang terus kita jaga,” kata Jokowi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.