Sukses

Inflasi Turki Tembus 74 Persen, Sri Mulyani Was-Was

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan energi menimbulkan inflasi tinggi di sejumlah negara.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pangan dan energi menimbulkan inflasi tinggi di sejumlah negara. Dia pun mengakui, di Indonesia tidak semua harga bisa ditahan agar tidak berdampak kepada masyarakat.

"Indonesia harus melihat guncangan ini di dalam konteks apa yang harus kita amankan. Yang perlu kita amankan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Kita ingin tidak hanya ekonomi pulih, tetapi masyarakat kondisinya membaik," ujar Sri Mulyani, Jakarta, Selasa (7/6).

Sri Mulyani menjelaskan, menjaga daya beli masyarakat berpotensi menimbulkan implikasi kebijakan. Sebab, jika pemerintah berupaya keras menahan kenaikan harga maka dampaknya pada pembengkakan subsidi.

"Oleh karena itu, melindungi daya beli memang masyarakat memang menimbulkan implikasi kebijakan bahwa harga sedapat mungkin harga kita tahan, tapi tidak semuanya bisa kita tahan. Ini berarti subsidi akan melonjak akan tinggi," jelasnya.

Sri Mulyani menjabarkan, kenaikan ekstrem harga komoditas membuat inflasi naik seperti di Turki mencapai 74 persen. Sementara di Indonesia telah mencapai 3,5 persen.

"Kita melihat situasi kenaikan harga di berbagai negara tidak mampu di-absorb. Kenaikan itu diteruskan langsung ke perekonomian dan masyarakat sehingga banyak negara mengalami kenaikan harga di dalam negerinya. Saya bicara dengan banyak Menkeu. Menkeu Turki mengatakan inflasi didalam negerinya 74 persen, Indonesia 3,5 persen," jelasnya.

Peningkatan harga tidak hanya berdampak pada inflasi, tetapi juga pelebaran defisit. Misalnya di Mesir pelabaran defisit terus terjadi, padahal negara itu penghasil gas.

"Saya bicara dengan Menkeu Mesir mereka merasakan harga minyak naik meski mereka punya gas. Kenaikan yang sangat ekstrem. Harga energi mereka masih absorb, sehingga harga BBM sama dengan Indonesia, namun subdisinya melonjak sekali. Defisit APBN Mesir 6 persen. Ini memberikan perbandingan bahwa semua konsekuensinya ada di mana mana," tandasnya.

Reporter: Anggun P Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menko Airlangga Klaim Inflasi Indonesia Masih Terkendali, Bandingkan dengan Negara Lain

Sebelumnya, pencapaian inflasi Indonesia masih terkendali di tengah tren peningkatan inflasi yang terjadi di berbagai negara.

Realisasi inflasi pada Mei 2022 tercatat sebesar 3,55 persen (yoy), sedikit meningkat jika dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,47 persen (yoy), namun tetap berada dalam rentang sasaran inflasi yang telah ditetapkansebesar 3±1 persen (yoy).

“Inflasi Indonesia masih terkendali ditengah tren peningkatan inflasi yang masih terjadi di berbagai negara,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (2/6/2022).

Seperti Uni Eropa saat ini inflasinya tercatat sebesar 8,1 persen (yoy) pada Mei 2022. Kemudian India, Korea Selatan dan Inggris yang realisasi inflasinya masing-masing tercatat sebesar 7,79% (yoy), 4,8 persen (yoy) dan 9 persen (yoy) pada April2022. Bahkan inflasi Rusia tercatat hingga mencapai 17,83 persen (yoy)

Secara bulanan, pada Mei tercatat inflasi sebesar 0,40 persen (mtm), menurun dibanding bulan April yang mencapai 0,95 persen (mtm). Capaian inflasi Mei dipengaruhi pergerakan dari seluruh komponen.

Inflasi komponen Volatile Food (VF) tercatat sebesar 0,94 persen (mtm) atau 6,05 persen (yoy) terutama disumbang oleh kenaikan harga telur ayam ras dan bawang merah.

Kenaikan harga telur ayam ras saat ini disebabkan olehtingginya biaya produksi yang berasal dari harga pakan dan masih tingginyapermintaan masyarakat.

Kenaikan harga telur ayam ini juga mendorong kenaikan NTPSubsektor Peternakan sebesar 0,07 persen .

Komoditas yang mengalami penurunan harga salah satunya minyak goreng dengan andil -0,01 persen.

Kebijakan Pemerintah terkait pelarangan ekspor CPO dan sejumlah produk turunannya pada 28 April sampai 23 Mei 2022 menyebabkan turunnya harga kelapa sawit dan berdampak pada penurunan harga minyak goreng secara keseluruhan.

3 dari 4 halaman

Inflasi Inti

Inflasi inti tercatat sebesar 0,23 persen (mtm) atau 2,58 persen (yoy). Secara tahunan inflasi inti sedikit menurun dibanding bulan April yang tercatat sebesar 2,60 persen (yoy), namun tetap konsisten dalam tren yang tinggi.

Hal ini menunjukkan permintaan masyarakat yangtetap kuat pasca momen HBKN Ramadan dan Idulfitri.

Sementara berdasarkan komoditas penyumbangnya, inflasi inti pada Mei dipengaruhi oleh kenaikan harga ikansegar, nasi dengan lauk, dan roti manis.

Komponen inflasi Administered Price (AP) tercatat sebesar 0,48 persen (mtm) atau 4,83 persen (yoy) dengan andil 0,09 persen, disumbang utamanya kenaikan tarif angkutan udarayang didorong masih tingginya mobilitas arus balik serta pulihnya mobilitas pascaHBKN Idulfitri 2022.

4 dari 4 halaman

Dampak Komoditas

Secara umum, dampak dari kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi IHK saat ini masih terbatas.

Namun jika diperhatikan lebih lanjut, transmisi dari kenaikan harga pangan global pada Mei 2022 sudah terlihat pada inflasi Indeks Harga PerdaganganBesar (IHPB).

IHPB Mei tercatat sebesar 0,33 persen (mtm) atau 4,23 persen dengan andilpenyumbang terbesar yaitu sektor industri (0,31 persen).

Andil sektor industri antara lain disumbang dari kenaikan komoditas tepung terigu dan mie kering instan, seiringkenaikan harga gandum global.

“Pemerintah akan terus memonitor dan mencermati rambatan dari tekanan eksternal, terutama kenaikan harga komoditas global yang ditransmisikan dalam bentukkenaikan harga dan inflasi domestik. Selain itu Pemerintah dan Bank Indonesia akanterus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaanekspektasi inflasi masyarakat dan menjangkar inflasi tetap terjaga dikisaran sasaran,”pungkas Menko Airlangga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.