Sukses

Harga Emas Tambah Murah Lagi, Saatnya Beli?

Harga emas turun pada hari Senin, tertekan oleh kenaikan dolar AS dan imbal hasil Treasury.

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun pada hari Senin, tertekan oleh kenaikan dolar AS dan imbal hasil Treasury. Perhatian investor beralih ke data inflasi AS minggu ini yang dapat memperkuat kasus kenaikan suku bunga agresif oleh Federal Reserve.

Dikutip dari CNBC, Selasa (7/6/2022), harga emas di pasar spot turun 0,5 persen pada USD 1,841,29 per ons pada 14:03. EDT (1803 GMT). Sementara emas berjangka AS turun 0,4 persen pada USD 1,843,70.

Imbal hasil obligasi AS lebih tinggi menjelang data pada hari Jumat yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi yang masih tinggi. Dolar juga menguat, membuat emas kurang menarik bagi pembeli luar negeri.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi untuk menjinakkan tekanan harga yang meningkat meredupkan selera untuk emas batangan.

"Jika kita mendapatkan sedikit laporan inflasi yang lebih panas, emas akan melemah. Ini adalah semacam pendekatan menunggu dan melihat sejauh mana kita akan mengetahui seberapa jauh Fed akan menaikkan suku bunga untuk mengendalikan ini. inflasi,” kata Edward Moya, analis senior OANDA.

Tetapi keyakinan keseluruhan bahwa inflasi melambat dan akan terus melambat, bersama dengan kebijakan Fed yang diperhitungkan, akan memberikan stabilitas untuk harga emas, tambah Moya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sentimen The Fed

Sementara The Fed berada di jalur untuk memberikan kenaikan suku bunga setengah poin pada pertemuan kebijakan Juni dan Juli, angka inflasi yang tinggi akan menambah ekspektasi pengetatan agresif bahkan di paruh kedua tahun ini.

"Perdagangan musim panas telah secara resmi dimulai, yang menunjukkan harga bisa tetap terikat pada kisaran dekat USD 1850/oz, tetapi pengaturan tetap untuk likuidasi tambahan di cakrawala," kata TD Securities dalam sebuah catatan.

Investor juga menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa pada hari Kamis.

3 dari 4 halaman

Harga Emas Bakal Tertahan di USD 1.850 Minggu Ini, Simak Alasannya

Harga emas diperkirakan akan bergerak stabil di kisaran USD 1.850 per ounce sepanjang pekan ini. Harga emas di pekan ini akan dipengaruhi tarik ulur antara kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) dengan kenaikan angka inflasi.

Dalam survei harga emas yang dilakukan ole Kitco, sebagian besar analis memperkirakan harga emas akan naik pada minggu ini. Namun angka kenaikannya tidak akan besar karena masih ada tantangan yang harus dihadapi oleh logam mulia tersebut.

Sedangkan para pelaku pasar juga sebagian besar menginginkan harga emas bisa naik pada pekan ini. Namun juga banyak yang memperkirakan harga emas akan mengalami tekanan.

Dikutip dari survei Kitco, Senin (6/6/2022), pada akhir pekan kemarin sebanyak 15 analis di Wall Street berpartisipasi dalam survei emas Kitco News. Di antara peserta, tujuh analis atau 47 persen menyerukan harga emas naik minggu depan.

Pada saat yang sama, lima analis atau 36 persen menyatakan harga emas akan bearish dalam waktu dekat. Sedangkan tiga analis atau 20 persen memilih untuk netral pada harga emas.

Sedangkan dalam polling online, 637 suara atau pelaku pasar ikut ambil bagian. Dari jumlah tersebut, 448 responden atau 70 persen memperkirakan harga emas akan naik minggu ini.

Sedangkan 117 responsen lainnya atau 18 persen mengatakan harga emas akan lebih rendah. Sementara 72 pemilih atau 11 persen netral dalam waktu dekat.

4 dari 4 halaman

Penggerak Harga Emas

Pada minggu lalu, harga emas ditutup di atas USD 1.850 per ounce. Ini adalah level psikologis yang kritis. Harga emas sedang berjuang untuk menemukan momentum bullish yang konsisten.

Emas telah berhasil mempertahankan posisinya di atas garis menyusul data ketenagakerjaan yang lebih kuat dari perkiraan. Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan 390 ribu pekerjaan diciptakan pada Mei, mengalahkan ekspektasi ekonom sekitar 325 ribu.

Kepala analis Blue Line Futures Phillip Streible mengatakan, prospek teknis emas tetap konstruktif. Namun, perspektif fundamental bakal keruh. Dia menambahkan, data ekonomi mendukung tindakan kebijakan moneter agresif lebih lanjut.

"The Fed akan tetap tegas hawkish dan kita bisa melihat lebih dari dua pergerakan 50 basis poin," katanya.

"Namun, inflasi tetap menjadi masalah dan masih terlalu tinggi. Volatilitas pasar juga meningkat. Untuk saat ini harga emas terjebak di tengahnya." tambah dia.

Kepala analis komoditas Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, meskipun penurunan harga emas dapat dilihat sebagai peluang pembelian jangka panjang, dia berpanjangan netral terhadap emas minggu ini dan dia memperkirakan harga tetap di bawah USD 1.870 per ounce.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.