Sukses

Rupiah Ditutup Menguat ke 14.567 per Dolar AS pada Jumat Sore

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi 14.601 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.543 per dolar AS hingga 14.603 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Jumat sore ini. Penguatan nilai tukar rupiah ini seiring investor yang mulai mengalihkan perhatian dari rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Fed.

Pada Jumat (27/5/2022), rupiah ditutup menguat 46 poin atau 0,31 persen ke posisi 14.567 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.613 per dolar AS.

"Rupiah rebound hari ini seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.

Indeks saham Eropa dan AS menguat pada Kamis 26 Mei 2022, demikian juga dengan indeks saham Asia yang naik hari ini.

Bagusnya laporan penghasilan perusahaan-perusahaan ritel di AS, Alibaba, dan juga rencana stimulus dari pemerintah Inggris, memberikan sentimen positif di pasar.

Indeks dolar AS juga terlihat dalam tren turun dalam beberapa terakhir ini. Indeks sekarang di kisaran 101, padahal seminggu lalu sempat di atas kisaran 103.

"Penurunan indeks dolar AS ini mungkin menunjukkan pasar sudah mengalihkan perhatiannya dari rencana kenaikan suku bunga acuan AS untuk sementara waktu hingga ada isu baru," ujar Ariston.

Dari dalam negeri, lanjut Ariston, Bank Indonesia yang mulai mengindikasikan potensi pengetatan moneter ke depan dan data ekonomi Indonesia yang membaik, membantu rupiah untuk melawan penguatan dolar AS.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi 14.601 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran 14.543 per dolar AS hingga 14.603 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menguat ke posisi 14.578 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya 14.645 per dolar AS.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Gubernur BI: Rupiah Melemah 1,2 Persen di Mei 2022

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan nilai tukar rupiah terDepresiasi atau melemah 1,2 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS) untuk periode awal akhir April 2022 hingga saat ini. Perry mengungkap pelemahan nilai tukar rupiah itu disebabkan oleh aliran modal asing keluar.

Keluarnya aliran modal asing itu akibat dari ketidakpastiannya pasar keuangan global. Ia juga mengungkap terdepresiasinya nilai tukar rupiah ini sejalan dengan mata uang regional lainnya.

“Nilai tukar rupiah terdepresiasi sejalan dengan mata uang regional lainnya dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai tukar rupiah pada 23 mei 2022 terdepresiasi 1,2 persen dibanding dengan akhir April 2022,” katanya dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Selasa (24/5/2022).

Depresiasi tersebut disebabkan oleh aliran modal asing keluar seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global di tengah terjaganya pasokan valas domestik. Khususnya,kata dia, dari korporasi dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian indoneisa.

“Dengan perkembangan ini, nilai tukar rupiah sampai 23 Mei 2022 terdepresiasi sekitar 2,87 persen year-to-date dibandingkan dengan tingkat akhir 2021,” kata dia.

Kendati demikian, Perry Warjiyo menyebut tingkat depresiasi ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan yang terjadi di beberapa negara tetangga. Contohnya, India yang mengalami depresiasi sebesar 4,11 persen, Malaysia 5,1 persen, dan Korea Selatan 5,97 persen.

3 dari 3 halaman

Tetap Terjaga

Lebih lanjut, Perry memprediksi kedepannya stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap terjaga. Ini didukung oleh kondisi fundamental ekonomi indonesia yang tetap terjaga.

“Tercermin dari rendahnya defisit transaksi berjalan, memadainya pasokan valas dari korporasi yang terus berlanjut serta komitmen dari Bank Indonesia,” ujarnya.

“Dalam hal ini Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi Indoneisa,” terangnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.